BANJARMASIN – Wacana pembongkaran jembatan toko atau gerbong yang menghubungkan Pasar Sudimampir dan pertokoan Pasar Malabar nampaknya batal direalisasikan.
Dalam kesempatan rapat paripurna di gedung DPRD Kota Banjarmasin baru-baru ini, Walikota Banjarmasin H Muhidin mengatakan bahwa jembatan toko itu akan difungsikan kembali seperti sediakala. Sikapnya ini berkebalikan 180 derajat dengan sikapnya semula yang menginginkan agar pembongkaran dilakukan selambat-lambatnya setelah lebaran.
“Gerbong kita berdayakan lagi. Biar toko handphone atau jam tangan kita taruh di atas situ. Jadi, Malabar lebih ramai,” ujarnya.
Bahkan, ia juga menginginkan agar jalan ditutup dan toko-toko dipagar sehingga mau tak mau orang harus lewat jembatan toko tersebut kalau mau ke Pasar Sudimampir atau pertokoan Pasar Malabar.
“Jalannya kita tutup saja, tapi dipagar tokonya semua sehingga orang kalau mau menyeberang harus lewat gerbong,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tata Kota dan Perumahan Kota Banjarmasin, Drs H Hamdi yang dikonfirmasi menolak berkomentar. Ia hanya mengatakan bahwa jadi dibongkar atau tidak, sepenuhnya merupakan kebijakan walikota.
“Jadi, tidak enaklah kalau saya mengomentari,” ucapnya.
Desakan untuk membongkar bangunan yang sudah ada sejak tahun 2002 tersebut sudah sejak lama mengalir karena keberadaannya dianggap mengganggu estetika kota. Toko-tokonya tak berfungsi dan dibiarkan tanpa perawatan sehingga kini kondisinya kusam. Beberapa bagian atap dan plafonnya jebol, kacanya banyak yang pecah, dan anak tangganya pun ada yang rusak.
Meski demikian, berbeda dengan jembatan penyeberangan di depan Mitra Plaza yang sepi pengguna, setiap hari ternyata masih banyak orang berlalu lalang di jembatan toko ini, baik masyarakat yang berbelanja maupun pedagang yang mengangkut barang.
Dalam kesempatan rapat paripurna di gedung DPRD Kota Banjarmasin baru-baru ini, Walikota Banjarmasin H Muhidin mengatakan bahwa jembatan toko itu akan difungsikan kembali seperti sediakala. Sikapnya ini berkebalikan 180 derajat dengan sikapnya semula yang menginginkan agar pembongkaran dilakukan selambat-lambatnya setelah lebaran.
“Gerbong kita berdayakan lagi. Biar toko handphone atau jam tangan kita taruh di atas situ. Jadi, Malabar lebih ramai,” ujarnya.
Bahkan, ia juga menginginkan agar jalan ditutup dan toko-toko dipagar sehingga mau tak mau orang harus lewat jembatan toko tersebut kalau mau ke Pasar Sudimampir atau pertokoan Pasar Malabar.
“Jalannya kita tutup saja, tapi dipagar tokonya semua sehingga orang kalau mau menyeberang harus lewat gerbong,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tata Kota dan Perumahan Kota Banjarmasin, Drs H Hamdi yang dikonfirmasi menolak berkomentar. Ia hanya mengatakan bahwa jadi dibongkar atau tidak, sepenuhnya merupakan kebijakan walikota.
“Jadi, tidak enaklah kalau saya mengomentari,” ucapnya.
Desakan untuk membongkar bangunan yang sudah ada sejak tahun 2002 tersebut sudah sejak lama mengalir karena keberadaannya dianggap mengganggu estetika kota. Toko-tokonya tak berfungsi dan dibiarkan tanpa perawatan sehingga kini kondisinya kusam. Beberapa bagian atap dan plafonnya jebol, kacanya banyak yang pecah, dan anak tangganya pun ada yang rusak.
Meski demikian, berbeda dengan jembatan penyeberangan di depan Mitra Plaza yang sepi pengguna, setiap hari ternyata masih banyak orang berlalu lalang di jembatan toko ini, baik masyarakat yang berbelanja maupun pedagang yang mengangkut barang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar