A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Minggu, 15 Mei 2011

Melongok Bisnis Tata Rias Pengantin

Rumah Beton, Tarif Bisa Belasan Juta

Belasan tahun malang-melintang sebagai penata rias pengantin, ia sudah menjelajahi seluruh pelosok Kalsel, bahkan hingga ke Kalteng. Ia juga sudah keluar masuk hampir seluruh gedung yang ada di Banjarmasin.

NAZAT FITRIAH, Banjarmasin

“Seminggu sekali pasti ada order, bahkan bisa sampai double. Tapi dalam setahun itu juga ada 3-4 bulan yang sepi, yaitu bulan puasa, bulan Safar, dan sebulan menjelang hari raya haji,” ujar Ida Panduwati (50), salah seorang pemilik usaha rias pengantin di Jl Manggis Banjarmasin.

Ibu dua anak ini sendiri sudah melakoni bisnis rias pengantin sejak 15 tahun lalu, dan lebih dari 20 tahun jika dihitung dengan masa belajar dan mencari pengalaman. Selain rias penganten, ia juga melayani dekorasi pelaminan dan tempat acara.

“Lulus dari SMKK, saya kuliah di Akademi Kesejahteraan Keluarga Yogyakarta jurusan tata rias,” ungkapnya

Selang tiga tahun kemudian, ia pulang ke Banjarmasin dan melanjutkan kursus tata rias Banjar. Setelah selesai kursus, ia lalu ikut bekerja dengan gurunya. Bertahun-tahun berlalu, ia pun akhirnya bisa membangun usaha sendiri dengan modal sedikit-sedikit.

“Semua saudara saya PNS, tapi ayah saya ingin ada di antara anaknya yang menjadi pengusaha,” tuturnya.

Belasan tahun malang-melintang, Ida mengaku sudah pernah menjelajahi seluruh pelosok Kalsel, bahkan hingga ke Kalteng. Ia juga sudah keluar masuk hampir seluruh gedung yang ada di Banjarmasin, kecuali Gedung Sultan Suriansyah.

“Tapi beberapa tahun ini, saya agak jarang ke luar daerah karena permintaan di Banjarmasin penuh. Kecuali kalau bayarannya lebih besar, baru saya terima,” selorohnya.

Bicara soal tarif, menurut wanita yang juga sering diminta merias para penari di Taman Budaya ini sangat relatif karena tergantung pada beberapa hal, seperti keadaan rumah, daerah, dan permintaan pelanggan sendiri.

“Sepaket mulai lamaran sampai nikah Rp 2,5 juta untuk yang sederhana. Ada juga yang hanya lamaran atau nikah saja, paling minim Rp 500 ribu. Tapi kalau rumahnya beton atau di gedung, bisa sampai belasan atau puluhan juta,” bebernya.

Yang menarik, Ida justru lebih suka menerima pesanan dari masyarakat kelas menengah ke bawah karena umumnya permintaan mereka tidak banyak, sehingga ia bisa mendapat keuntungan yang lebih besar.

“Kalau tarifnya tinggi, pengeluaran juga tinggi karena permintaan pelanggan lebih banyak. Misalnya mau bunga segar, harganya bisa sampai Rp 3-4 juta,” terangnya.

Tak jarang, pelanggan juga mengajukan permintaan yang aneh-aneh, misalnya ingin pelaminan dihias dengan buah anggur hidup.

“Waktu itu saya pasang tarif Rp 15 juta, karena untuk beli anggurnya saja habis Rp 5 juta,” tambahnya.

Disinggung soal obsesinya ke depan, wanita yang masih terlihat segar diusianya yang sudah setengah abad itu mengungkapkan, ia ingin membuka lembaga kursus tata rias gratis bagi masyarakat yang ada di lingkungannya.

“Terutama yang tidak mampu, sehingga mereka bisa membuka usaha sendiri. Setiap tahun ada bantuan dari pemerintah, makanya saya tertarik. Tapi saya masih belum punya tempat untuk menyelenggarakan kursus itu,” katanya.

5 komentar:

Fathoni mengatakan...

dimana almatx?

Fathoni mengatakan...

dimana almatx?

admin mengatakan...

di banjarmasin om, jalan manggis

Unknown mengatakan...

alamat lebih lengkap nya bisa minta kemana ya?

Unknown mengatakan...

Bisa rias pengantin juga ya? Boleh tlng mintakirim pricelist dan foto contoh make upnya bu?email saya yu.wilda@gmail.com
* insyaallah acara diaula IAIN utk september 2016