BANJARMASIN
– Hingga pekan ketiga September 2011 ini, penyerapan beras dalam negeri oleh Bulog
Divisi Regional Kalimantan Selatan baru mencapai 7.118 ton dari target 25 ribu
ton.
Kepala Perum Bulog Divre Kalsel Isang Ansyari
melalui Kepala Bidang Pelayanan Publik Syaifuddin yang
dikonfirmasi kemarin beralasan kondisi iklim yang berubah-ubah menghambat produksi beras
sehingga berdampak pada penyerapan Bulog.
“Mudah-mudahan
dalam 2-3 bulan ke depan bisa ada pengadaan lagi karena di Hulu Sungai seperti
Amuntai sudah panen,” ujarnya.
Adapun
beberapa upaya yang dilakukan untuk memaksimalkan penyerapan beras antara lain
dengan mengintensifkan kegiatan pemantauan di lapangan untuk mengetahui daerah
mana saja yang panen.
“Kedua,
memaksimalkan kerja UPGB (unit penggiliran gabah beras, red). Kita ada dua unit
UPGB dengan kapasitas kerja tiga ton gabah perjam atau 24 ton perhari,”
jelasnya.
Meski
penyerapan yang dicapai saat ini masih jauh dari harapan, namun pihaknya tetap
berupaya optimis dapat memenuhi target. Terlebih mulai awal Agustus 2011 tadi harga pembelian pemerintah
(HPP) untuk beras telah dinaikkan lagi menjadi Rp 6.100 perkilogram berdasarkan
Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2011 tentang Kebijakan Pengamanan Cadangan
Beras yang Dikelola Pemerintah dalam Menghadapi Kondisi Iklim Ekstrem atau
sering disebut HPP Plus yang diterbitkan pada 15 April 2011.
“Melihat kondisi pasar dimana harga
beras cenderung selalu naik, daerah mengajukan usulan agar HPP dinaikkan,”
katanya.
Sejak tahun
2009, HPP berarti telah empat kali mengalami revisi dengan total kenaikan Rp
1.040 perkilogram, yakni sebesar Rp 250 pada perubahan pertama dan selanjutnya
masing-masing Rp 200 perkilogram, Rp 250 perkilogram, dan terakhir Rp 340
perkilogram.
“Mudah-mudahan
dengan HPP Rp 6.100 perkilogram bisa menjangkau harga beras di tingkat produsen,”
ucapnya.
Secara nasional, Bulog menargetkan cadangan beras pada posisi 1,5 juta
ton sampai akhir tahun 2011 nanti, baik dari pengadaan dalam negeri maupun
impor.
Pencadangan beras ini dalam rangka menghadapi musim paceklik yang
diperkirakan terjadi pada Januari-Maret tahun depan karena diperkirakan konsumsi
beras lebih besar dibanding produksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar