A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Kamis, 03 November 2011

Pasokan Mitan Tinggal 25 Persen


BANJARMASIN - Pasokan minyak tanah (mitan) ke tiga daerah yang sudah melaksanakan konversi mitan ke elpiji di Kalimantan Selatan, yakni Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, dan Kabupaten Banjar pada bulan November 2011 ini kembali bakal dipangkas.

Hal ini sejalan dengan skema penarikan mitan bersubsidi yang sudah disepakati, dimana penarikan dilakukan mulai bulan Oktober 2011 tadi sebesar 50 persen, kemudian pada bulan November dan Desember 2011
masing-masing sebesar 25 persen.

"Untuk Kota Banjarbaru dan Kabupaten Banjar, skema penarikan mitan bersubsidinya memang kita samakan dengan Banjarmasin,"  ujar Sales Representative BBM Retail PT Pertamina (Persero) Kalselteng Harry Prasetyo, kemarin.

Dengan demikian, pada awal Januari 2011 ketiga daerah tersebut bakal berstatus dry alias bersih dari peredaran mitan bersubsidi dan diganti dengan mitan nonsubsidi. Meski demikian, Harry mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan juga mitan bersubsidi pada perkembangannya nanti tidak 100 persen ditarik jika ada argumen dari pemerintah daerah dan didukung dasar yang kuat.

"Karena kita tidak ingin ada double subsidi. Kita juga lembaga pemerintah yang diaudit oleh BPK. Apabila daerah sudah terkonversi, mitan harus ditarik," tuturnya.

Sementara itu, pasokan mitan bersubsidi untuk wilayah Banjarmasin sebelum program konversi mencapai 170 kiloliter perhari, Banjarbaru 45-50 kiloliter perhari, dan Kabupaten Banjarmasin 90 kiloliter perhari. Sedangkan realisasi bulan Oktober 2011 tadi, pasokan mitan telah dikorting setengahnya sehingga untuk Kabupaten Banjar tinggal 40-45 kiloliter perhari, Banjarbaru 22 kiloliter perhari, dan Banjarmasin 85 kiloliter perhari.

Untuk bulan November 2011 ini, pasokan mitan ke tiga daerah tersebut kembali dikurangi sehingga untuk Kabupaten Banjar tinggal 20 kiloliter perhari , Banjarbaru 11 kiloliter perhari, dan Banjarmasin 42 kiloliter perhari.

"Kalau kita lihat, memang ada dilema dengan penarikan bertahap ini. Bila konversi cepat, mitan nonsubsidi bisa dikeluarkan cepat juga dan stoknya akan ada selalu. Sedangkan dengan penarikan mitan bersubsidi secara bertahap, di lapangan pasti akan terjadi kelangkaan seperti sekarang karena ada pengurangan pasokan," ucapnya. (naz)

Tidak ada komentar: