A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Jumat, 21 Oktober 2011

Genjot Nasabah Remittance dari Perdagangan


BANJARMASIN - Bisnis layanan pengiriman uang dari luar dan ke dalam negeri atau remittance di Kalimantan Selatan dipandang cukup potensial. Seperti dikatakan Pemimpin Bank Bukopin Cabang Banjarmasin Zulfikar Andiko, saat ini segmen nasabah remittance yang memiliki kontribusi terbesar masih dari korporasi atau badan usaha. Sedangkan pihaknya sendiri menginginkan agar segmen nasabah private atau perseorangan ke depannya dapat tumbuh lebih cepat.
"Bagi bank yang penting bukan nilai uang yang dikirim, tapi berapa banyak transaksi yang terjadi. Karena kita dapat fee dari adanya transaksi itu," jelasnya. Adapun sektor bisnis yang paling banyak memanfaatkan layanan remittance ini adalah pelaku usaha pertambangan dan bisnis yang mengikutinya, seperti alat berat. Dalam sehari, pihaknya menargetkan minimal tercatat lima transaksi pengiriman uang ke luar negeri maupun penerimaan uang dari mancanegara. 
"Lima transaksi itu masih kecil, karena kita juga belum terlalu fokus di bisnis remittance ini," ujarnya. Ke depan, potensi bisnis remittance dinilai sangat bagus karena sangat dibutuhkan oleh dunia usaha. Terlebih dengan adanya kewajiban menyertakan LC untuk ekspor maupun pemberlakukan perdagangan bebas di kawasan ASEAN serta antara ASEAN dan Cina. 
"Kalau di Kalsel sekarang sebagian besar segmennya masih usaha. Tapi karena kita mengejar jumlah transaksi, kita mau menggarap yang individu, khususnya yang bergerak di sektor perdagangan," katanya.  Oleh sebab itu, untuk memperbesar porsi remittance, Bank Bukopin akan mulai menggali bidang-bidang yang belum tersentuh seperti perdagangan, selain juga sektor konstruksi dan properti, baik dari dalam negeri maupun di luar negeri.
"Sektor perdagangan potensial sekali di sini, kalau kita lihat sebaran usaha di Kalsel kan kebanyakan perdagangan," tukasnya. Bank Bukopin sendiri bisa melayani jasa remittance karena bank tersebut telah menjadi bank devisa sejak tahun 1996. Secara nasional, terdapat tiga segmen nasabah yang potensial, yaitu kalangan TKI, pelaku bisnis yang melakukan transfer ekspor impor, serta private non-TKI. 

Untuk sektor bisnis, yang tinggi frekuensi transaksi remittance-nya adalah komoditi, mining, manufaktur. Hingga akhir tahun 2011, ditargetkan terjadi lonjakan fee based income dari layanan remittance hingga 100 persen dari pencapaian kinerja tahun 2010. Sekadar informasi, pendapatan tahun lalu tercatat pendapatan yang berasal dari layanan remittance sebesar USD 2,61 miliar.

2 komentar:

Syam's Corner mengatakan...

sip mantap.

Syam's Corner mengatakan...

maaf, numpang lewat aja. maturnuwun.