A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Selasa, 27 September 2011

Harga Emas Batangan Tinggal Rp 465 Ribu Pergram

BANJARMASIN – Laju kenaikan harga emas mulai mengendur. Sejak Sabtu (24/9) pekan lalu, harga emas di pasar global terus mencatat penurunan karena dipicu penguatan nilai tukar Dollar.
Seperti diungkapkan salah seorang pedagang emas di Pasar Kuripan Banjarmasin, Syariffudin, harga emas 24 karat atau emas 99 kini tinggal Rp 465 ribu pergram.
Pada Jumat (23/9) sebelumnya, harganya masih di level Rp 520 pergram.
Keesokan harinya, harga emas melemah ke Rp 512 pergram. Pada hari Minggu (25/9), harga emas kembali terkoreksi menjadi Rp 502 gram.
“Sampai akhirnya tinggal Rp 465 ribu pergram,” ujarnya, kemarin.
Namun, penurunan harga ini hanya berlaku untuk emas batangan. Sedangkan untuk emas 99 dalam bentuk perhiasan masih bertahan di kisaran Rp 500 ribu pergram.
“Kalau stoknya masih yang lama, harga emas perhiasan tidak mungkin ikut turun. Selain itu, dalam harga jual emas perhiasan itu kan ada tambahan biaya untuk pengolahan,” tuturnya.
Sepanjang tahun 2011 ini, harga emas memang terus meroket. Pada bulan Agustus tadi, harga emas sempat mencetak rekor tertinggi dalam sejarah, yakni di kisaran Rp 530 ribu pergram. Kondisi ini membuat bisnis gadai emas yang dikelola sejumlah perbankan syariah di Banjarmasin tumbuh pesat.
Seiring dengan munculnya fenomena ini, Bank Indonesia (BI) selaku regulator perbankan pun merasa perlu untuk melakukan pembatasan penyaluran pembiayaan di segmen tersebut.
Pembatasan ini berdasarkan risiko pasar yang muncul dari volatilitas harga emas. Selain itu, bisnis ini bukan menu utama bank syariah, tapi hanya pelengkap.
Pembatasan ini juga untuk mencegah terjadinya krisis likuiditas diperbankan. Bisa saja ketika harga emas turun, nasabah yang melakukan gadai emas tidak menebus kembali, alias membiarkan agunan dieksekusi bank. Masalah muncul ketika ada deposan ingin menarik dana, tetapi tidak memiliki uang, melainkan emas.
Menanggapi wacana tersebut, kalangan perbankan nampaknya tidak terlalu ribut. Seperti diungkapkan Pemimpin Cabang BRI Syariah Banjarmasin Rahmadiannur, perkembangan bisnis gadai emas sejak dibuka bulan Februari 2011 memang sangat luar biasa, bahkan kini realisasinya sudah jauh di atas target.
“Kita pasti akan ikut regulasi BI. Toh maksudnya baik, agar jangan sampai bank menjadikan gadai emas sebagai produk utama karena sifatnya konsumtif. Kalau portofolio perusahaan hanya fokus pada satu bidang saja tidak baik,” tuturnya.
Diungkapkannya, sejauh ini porsi pembiayaan gadai emas di BRI Syariah Banjarmasin hanya 25 persen.
“Isunya bisnis gadai emas akan dibatasi di kisaran 30 persen. Kalau benar,  kita akan patuhi,” tandasnya. 

Tidak ada komentar: