Guru PAUD Minta Perhatian
BANJARMASIN – Meski pendidikan anak usia dini (PAUD) sudah menjadi perhatian dan diatur dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), tapi selama ini operasionalnya lebih banyak dibiayai secara swadaya oleh masyarakat. Tak heran, kesejahteraan guru-guru PAUD rata-rata masih di bawah standar.
Saat bertemu para wakil rakyat, Senin (4/6), sejumlah guru PAUD yang tergabung dalam Himpunan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Kota Banjarmasin mengharapkan pemerintah memberi bantuan untuk meningkatkan kesejateraan mereka.
“Kami ini juga guru dan kami ingin diakui keberadaannya,” ujar Ketua Himpaudi Kota Banjarmasin Slamet Widodo.
Saat ini di Banjarmasin terdapat 142 buah PAUD yang tersebar di lima kecamatan. Semuanya dikelola yayasan yang mengandalkan dana pribadi dan masyarakat untuk penyelenggaraannya. Sedangkan jumlah guru PAUD menurut data Himpaudi mencapai 692 orang. Sebagian besar dari mereka menerima gaji yang jauh dari layak, bahkan ada yang hanya Rp 200 ribu perbulan.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Kota Banjarmasin M Dafik As’ad berjanji menindaklanjuti aspirasi para guru PAUD dengan eksekutif.
“Kita akan cari ketentuan yang mana memungkinkan adanya bantuan itu. Kalau bisa kenapa tidak?” ucapnya.
Sebelumnya, dewan juga telah menerima usulan pemberian insentif untuk peningkatkan kesejahteraan guru honor madrasah dan guru TK. Tapi yang sudah direalisasikan baru insentif bagi guru honor madrasah.
“Kita sudah sepakati pemberian insentif untuk guru honor madrasah di APBD 2012, mulai ibtidaiyah sampai aliyah. Itu sifatnya hibah, dasarnya karena terkait upaya masyarakat meningkatkan pendidikan, sehingga pemerintah tidak bisa tutup mata dan harus memberikan pembinaan,” tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar