Hanya Dijaga Selama Penilaian Adipura
BANJARMASIN – Pos pemantau kebersihan berupa tenda-tenda yang didirikan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Banjarmasin sejak akhir Maret lalu nampaknya tak berfungsi maksimal. Setidaknya hal ini terlihat dari pos pemantau kebersihan yang ada di kawasan Kayu Tangi dimana jarang terlihat ada petugas yang berjaga di sana, sehingga ada sejumlah tukang ojek yang menjadikannya sebagai pangkalan untuk menunggu penumpang.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Banjarmasin Drs H Syaiddin Noor yang dikonfirmasi disela rapat kerja dengan Komisi III DPRD Kota Banjarmasin kemarin mengungkapkan bahwa hal itu tak terlepas dari kendala pendanaan, khususnya untuk mengalokasikan honor bagi petugas yang menjaganya.
“Kita berusaha untuk menciptakan lingkungan yang sebersih mungkin. Nah, ini tentu tak lepas dari masalah dana. Kalau kita ingin meningkatkan ini dan itu untuk meraih adipura berarti anggarannya juga harus ditingkatkan,” ujarnya.
Sedianya, pos pemantau kebersihan yang ditempatkan di tiga titik, yakni di Teluk Dalam, Mesjid Sabilal Muhtadin, dan Kayu Tangi tersebut dimaksudkan untuk mengawasi warga Kota Banjarmasin yang membuang sampah sembarangan di jalan raya demi mendukung implementasi Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Larangan Membuang Sampah Pada Siang Hari. Namun, karena anggaran yang minim ia mengatakan bahwa petugas di pos pemantau kebersihan ini hanya ditempatkan pada saat tim penilai Adipura dari Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) pusat datang untuk melakukan penilaian sehingga tidak selalu ada setiap waktu. Selain itu, keberadaan pos pemantau kebersihan memang juga rencananya hanya akan dioperasikan selama menjelang Adipura. Namun, jika diperlukan bisa saja kebijakan tersebut nantinya akan dilanjutkan.
“Kalau kita lihat efektif dan diperlukan secara berkelanjutan kenapa tidak? Terutama dari sisi operasi yustisi, untuk menegakkan aturan otomatis itu kan memerlukan pemantauan. Akan tetapi, kami belum ada rencana untuk membuatnya berkelanjutan,” tukasnya.
Dari pantauan Radar Banjarmasin kemarin, pos pemantau kebersihan yang berlokasi di Kayu Tangi sudah tidak terlihat lagi.
Namun, ia menegaskan bahwa meski pos pemantauan kebersihan tersebut tidak efektif, yang lebih penting adalah aksi-aksi di lapangan yang telah dilakukan oleh pihaknya.
BANJARMASIN – Pos pemantau kebersihan berupa tenda-tenda yang didirikan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Banjarmasin sejak akhir Maret lalu nampaknya tak berfungsi maksimal. Setidaknya hal ini terlihat dari pos pemantau kebersihan yang ada di kawasan Kayu Tangi dimana jarang terlihat ada petugas yang berjaga di sana, sehingga ada sejumlah tukang ojek yang menjadikannya sebagai pangkalan untuk menunggu penumpang.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Banjarmasin Drs H Syaiddin Noor yang dikonfirmasi disela rapat kerja dengan Komisi III DPRD Kota Banjarmasin kemarin mengungkapkan bahwa hal itu tak terlepas dari kendala pendanaan, khususnya untuk mengalokasikan honor bagi petugas yang menjaganya.
“Kita berusaha untuk menciptakan lingkungan yang sebersih mungkin. Nah, ini tentu tak lepas dari masalah dana. Kalau kita ingin meningkatkan ini dan itu untuk meraih adipura berarti anggarannya juga harus ditingkatkan,” ujarnya.
Sedianya, pos pemantau kebersihan yang ditempatkan di tiga titik, yakni di Teluk Dalam, Mesjid Sabilal Muhtadin, dan Kayu Tangi tersebut dimaksudkan untuk mengawasi warga Kota Banjarmasin yang membuang sampah sembarangan di jalan raya demi mendukung implementasi Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Larangan Membuang Sampah Pada Siang Hari. Namun, karena anggaran yang minim ia mengatakan bahwa petugas di pos pemantau kebersihan ini hanya ditempatkan pada saat tim penilai Adipura dari Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) pusat datang untuk melakukan penilaian sehingga tidak selalu ada setiap waktu. Selain itu, keberadaan pos pemantau kebersihan memang juga rencananya hanya akan dioperasikan selama menjelang Adipura. Namun, jika diperlukan bisa saja kebijakan tersebut nantinya akan dilanjutkan.
“Kalau kita lihat efektif dan diperlukan secara berkelanjutan kenapa tidak? Terutama dari sisi operasi yustisi, untuk menegakkan aturan otomatis itu kan memerlukan pemantauan. Akan tetapi, kami belum ada rencana untuk membuatnya berkelanjutan,” tukasnya.
Dari pantauan Radar Banjarmasin kemarin, pos pemantau kebersihan yang berlokasi di Kayu Tangi sudah tidak terlihat lagi.
Namun, ia menegaskan bahwa meski pos pemantauan kebersihan tersebut tidak efektif, yang lebih penting adalah aksi-aksi di lapangan yang telah dilakukan oleh pihaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar