PU Bantu Rp 4,8 M
BANJARMASIN - Untuk mendukung terwujudnya Kota Banjarmasin sebagai kota dengan konsep berbasis sungai, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum RI merealisasikan janjinya dengan mengucurkan bantuan senilai Rp 4,8 miliar. Dana tersebut diperuntukkan untuk proyek penyiringan Sungai Martapura di Jl Kapten Pierre Tendean yang pengerjaannya akan dilanjutkan pada tahun 2010 ini. Kabar gembira tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Pengelolaan Sungai dan Drainase Kota Banjarmasin Ir Muryanta ST MT yang ditemui baru-baru ini.
Bahkan, rencananya Kementerian Pekerjaan Umum RI akan menambah lagi jumlah bantuan tersebut yakni senilai Rp 23 miliar. Hal ini tidak terlepas dari lobi-lobi yang terus dilakukan oleh Pemerintah Kota Banjarmasin serta penghargaan terhadap komitmen tinggi Pemerintah Kota Banjarmasin dalam mewujudkan penataan kota yang berbasis sungai.
“Tahun 2010 ini untuk siring Tendean kita dapat Rp 4,8 miliar dari APBN melalui Dirjen Sumber Daya Air dan mudah-mudahan kalau disetujui kita bisa dapat Rp 23 miliar lagi,” ucapnya.
Dengan dana sebesar itu, Muryanta menyatakan bahwa penyiringan Sungai Martapura di sepanjang Jl Kapten Pierre Tendean hingga ke kawasan Pasar Lama yang menggunakan kontruksi beton dan lebar antara empat hingga enam meter tersebut dapat dituntaskan pada tahun 2010 ini. Panjang keseluruhan siring Jl Kapten Pierre Tendean sendiri mencapai sekitar 1.100 meter dan pembangunannya diperkirakan memerlukan dana sekitar Rp 45 miliar. Sementara sampai akhir tahun 2009, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan telah membangun siring di Jl Kapten Pierre Tendean dengan panjang sekitar 200 meter. Sisanya akan dilanjutkan oleh Pemerintah Kota Banjarmasin mulai tahun 2010 ini. Dengan anggaran sebesar Rp 4,5 miliar dari APBD Provinsi dan Rp 4,8 miliar dari APBN, Pemerintah Kota Banjarmasin berencana untuk membangun secara bertahap, yaitu sekitar 200 meter. Namun, jika usulan tambahan bantuan kepada pemerintah pusat sebesar Rp 23 miliar disetujui, maka kemungkinan besar proyek ini dapat diselesaikan pada tahun ini juga.
“Untuk melakukan revitalisasi sungai dan drainase di Kota Banjarmasin setidaknya kita membutuhkan dana total Rp 2 triliun. Sedangkan kemampuan kita setiap tahun hanya sekitar Rp 27 miliar, itupun termasuk biaya administrasi. Itu baru 1,5 persen dari dana yang kita perlukan. Oleh karena itu, selain mengandalkan APBD, kita terus berusaha melobi pemerintah provinsi dan pemerintah pusat,” ujar Muryanta.
Sementara itu, terkait dengan keberadaan sejumlah pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di jalur tersebut, Plt Asisten Pemerintahan Pemko Banjarmasin M Ichwan Noorhalik mengungkapkan bahwa mereka tak akan direlokasi alias dipersilakan untuk mencari tempat sendiri untuk pindah. Ia juga mengatakan bahwa Pemko telah menawarkan kepada para PKL untuk direlokasi ke kawasan Basirih. Akan tetapi, mereka menolak usulan tersebut karena lokasi dianggap tidak strategis.
BANJARMASIN - Untuk mendukung terwujudnya Kota Banjarmasin sebagai kota dengan konsep berbasis sungai, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum RI merealisasikan janjinya dengan mengucurkan bantuan senilai Rp 4,8 miliar. Dana tersebut diperuntukkan untuk proyek penyiringan Sungai Martapura di Jl Kapten Pierre Tendean yang pengerjaannya akan dilanjutkan pada tahun 2010 ini. Kabar gembira tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Pengelolaan Sungai dan Drainase Kota Banjarmasin Ir Muryanta ST MT yang ditemui baru-baru ini.
Bahkan, rencananya Kementerian Pekerjaan Umum RI akan menambah lagi jumlah bantuan tersebut yakni senilai Rp 23 miliar. Hal ini tidak terlepas dari lobi-lobi yang terus dilakukan oleh Pemerintah Kota Banjarmasin serta penghargaan terhadap komitmen tinggi Pemerintah Kota Banjarmasin dalam mewujudkan penataan kota yang berbasis sungai.
“Tahun 2010 ini untuk siring Tendean kita dapat Rp 4,8 miliar dari APBN melalui Dirjen Sumber Daya Air dan mudah-mudahan kalau disetujui kita bisa dapat Rp 23 miliar lagi,” ucapnya.
Dengan dana sebesar itu, Muryanta menyatakan bahwa penyiringan Sungai Martapura di sepanjang Jl Kapten Pierre Tendean hingga ke kawasan Pasar Lama yang menggunakan kontruksi beton dan lebar antara empat hingga enam meter tersebut dapat dituntaskan pada tahun 2010 ini. Panjang keseluruhan siring Jl Kapten Pierre Tendean sendiri mencapai sekitar 1.100 meter dan pembangunannya diperkirakan memerlukan dana sekitar Rp 45 miliar. Sementara sampai akhir tahun 2009, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan telah membangun siring di Jl Kapten Pierre Tendean dengan panjang sekitar 200 meter. Sisanya akan dilanjutkan oleh Pemerintah Kota Banjarmasin mulai tahun 2010 ini. Dengan anggaran sebesar Rp 4,5 miliar dari APBD Provinsi dan Rp 4,8 miliar dari APBN, Pemerintah Kota Banjarmasin berencana untuk membangun secara bertahap, yaitu sekitar 200 meter. Namun, jika usulan tambahan bantuan kepada pemerintah pusat sebesar Rp 23 miliar disetujui, maka kemungkinan besar proyek ini dapat diselesaikan pada tahun ini juga.
“Untuk melakukan revitalisasi sungai dan drainase di Kota Banjarmasin setidaknya kita membutuhkan dana total Rp 2 triliun. Sedangkan kemampuan kita setiap tahun hanya sekitar Rp 27 miliar, itupun termasuk biaya administrasi. Itu baru 1,5 persen dari dana yang kita perlukan. Oleh karena itu, selain mengandalkan APBD, kita terus berusaha melobi pemerintah provinsi dan pemerintah pusat,” ujar Muryanta.
Sementara itu, terkait dengan keberadaan sejumlah pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di jalur tersebut, Plt Asisten Pemerintahan Pemko Banjarmasin M Ichwan Noorhalik mengungkapkan bahwa mereka tak akan direlokasi alias dipersilakan untuk mencari tempat sendiri untuk pindah. Ia juga mengatakan bahwa Pemko telah menawarkan kepada para PKL untuk direlokasi ke kawasan Basirih. Akan tetapi, mereka menolak usulan tersebut karena lokasi dianggap tidak strategis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar