A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Kamis, 08 April 2010

Tidak Ada Kampus, Dosennya Modul

Mahasiswa UT Bisa Belajar Dimana Saja

BANJARMASIN - Ingin sekolah lebih tinggi tapi tidak ada waktu untuk hadir di kelas? Kuliah saja di Universitas Terbuka atau UT!

UT adalah perguruan tinggi jarah jauh satu-satunya di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1984. UT hadir sebagai solusi bagi mereka yang sibuk bekerja namun ingin melanjutkan kuliah. Sistem belajar di UT tidak dilakukan secara tatap muka, melainkan hanya lewat modul-modul dan mahasiswa tidak mesti datang ke kampus. Jadi, di lingkungan UT tidak dikenal yang namanya dosen atau pun gedung perkuliahan. Mahasiswa belajar sendiri-sendiri di rumah melalui bahan ajar yang disusun sedemikian rupa oleh UT pusat di Jakarta. Namun, jika mahasiswa memerlukan bantuan untuk belajar, UT akan menyedikan tutorial. Tertarik untuk mengenal UT lebih lanjut?

Kepala Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ)-UT Banjarmasin Dra Sri Hamda M.Sc.Ed mengungkapkan bahwa selama ini nampaknya banyak masyarakat yang salah kaprah tentang UT.

“Mahasiswa UT mayoritas guru SD dan PAUD. Tapi sebenarnya UT terbuka untuk siapa saja termasuk lulusan SMA, tapi banyak yang belum tahu. UT sangat dibutuhkan terutama oleh para pekerja untuk meningkatkan kualitasnya, yang penting mereka dapat mengatur waktu untuk belajar sendiri,” ujarnya.

Dijelaskannya lebih lanjut, di UT ada dua program besar, yaitu Pendidikan Dasar (Pendas) dan Non Pendidikan Dasar. Pendas adalah program yang khusus diperuntukkan bagi guru. Sedangkan Nonpendas ditujukan untuk lulusan SMA dimana mereka dapat memilih dari sekitar 20 program studi dari empat fakultas yang ada di UT yakni Fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas MIPA, serta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

“Untuk Pendas, mata kuliah sudah dirancang satu paket sehingga mereka tidak bisa memilih. Biayanya Rp 1 juta per semester untuk program studi PGSD dan Rp 1,45 juta untuk program studi PAUD. Dalam paket itu sudah termasuk biaya administrasi, tutorial dan modul. Mahasiswa Pendas wajib mengikuti delapan kali tutorial per semester yang dilaksanakan setiap hari minggu,” bebernya.

Sedangkan untuk Nonpendas, bebas memilih mata kuliah sesuai waktu dan kemampuan mereka asalkan jam ujiannya tidak saling bentrok. Sedangkan biaya per semester dihitung per SKS, yakni Rp 20 ribu untuk setiap SKS yang diambil. Selain itu, mahasiswa Nonpendas tidak perlu membayar uang gedung, tapi hanya membayar biaya administrasi Rp 60 ribu dan registrasi Rp 75 ribu. Untuk bahan ajar, mahasiwa Nonpendas harus memesan sendiri via internet

“Untuk mahasiswa Nonpendas, tidak diwajibkan mengikuti tutorial. Tapi kalau mereka perlu, mereka bisa membuat kelompok minimal terdiri dari sepuluh orang lalu melapor ke kami, nanti kami akan izin ke UT pusat dan kami akan carikan tempat dan tutornya. Biayanya dibebakankan kepada mahasiswa. Jika ada tugas dari tutor, itu akan menjadi nilai tambah mereka seperti halnya midtest,” ucapnya.

Sementara untuk pelaksanaan ujian dipusatkan di empat kabupaten/kota, yakni Banjarmasin, Barabai, Batu Licin, dan Kotabaru. Khusus Batu Licin dan Kotabaru merupakan perluasan atas permintaan mahasiswa.

“Semestinya, ujian harus dilakukan dekat dengan keberadaan UPBJJ, tapi karena terlalu jauh mereka minta di sana. Biayanya terpaksa ditanggung mahasiswa,” imbuhnya.

Ditambahkannya, yang membedakan UT dengan perguruan tinggi lain hanyalah sistem belajarnya. Selebihnya sama saja, termasuk status lulusan UT karena UT sebenarnya merupakan perguruan tinggi negeri, bahkan telah mendapatkan ISO dan sejumlah pengharagaan internasional lainnya.

“Kelebihan UT yang lain adalah tidak ada batasan usia, tahun ijazah, dan tempat. Bahkan, misalnya ada mahasiswa terdapftar di UT Banjarmasin dan ketika ujian berada di Papua, dia bisa ikut ujuan di sama asal melapor supaya dibuatkan surat.

Perempuan asli Sumatera Barat ini mengungkapkan bahwa saat ini ada lebih dari sepuluh ribu mahasiswa UT di Kalsel. Lantas, bagaimana kualitas lulusannya jika mahasiswa harus belajar sendiri?

“Justru sebetulnya karena kemandiriannya, kualitas mahasiswa UT lebih baik karena ada kesadaran diri pada mahasiswa untuk belajar dan modul juga ditulis oleh penulis yang ahli di bidangnya. Buktinya, banyak perguruan tinggi yang menggunakan modul UT. Cek saja di universitas lain. Selain itu, banyak juga lulusan UT yang bekerja di instansi-instansi atau jadi pejabat, misalnya Wiranto. Kami sangat menjaga kualitas. Bahan ujian dan penilainan dilakukan oleh UT pusat dengan sistem computerized. Tidak ada mahasiswa UT yang lulus karena pendekatan dengan dosen tidak bisa, kalau lulus harus mengulang karena semua sistem komputer di pusat,” katanya.

Rencananya, dalam waktu dekat UT akan membuka satu fakultas baru, yakni Fakultas Hukum.

“Mudah-mudahan bisa mulai semester depan,” pungkasnya.

Fakultas dan Jurusan di UT

FEKON :
Ekonomi Pembangunan
Manajemen = Manajemen (S1), Akutansi (S1)

FISIP :
Ilmu Administrasi = Administrasi Negara (S1), Administrasi Niaga (S1), Ilmu Pemerintahan (S1), Kearsipan (D4), Perpajakan (D3)
Ilmu Komunikasi = Ilmu Komunikasi (S1), Perpustakaan (D2)
Sosiologi = Sosiologi (S1)
Bahasa dan Sastra = Bahasa Inggris Bidang Minat Penerjemahan (D3)

FKIP
Pendidikan Dasar = PAUD (S1), PGSD (S1)
Pendidikan Bahasa dan Seni = PendidikanBahasa Indonesia (S1), Pendidikan Bahasa Inggris (S1)
Pendidikan MIPA = Pendidikan Matematika (S1), Pendidikan Fisika (S1), Pendidikan Biologi (S1), Pendidikan Kimia (S1), Pendidikan Ilmu Sosial, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (S1), Pendidikan Ekonomi (S1)

FMIPA
Matematika = Matematika (S1)
Statistika = Statistika (S1)
Biologi = Biologi (S1), Agribisnis (S1), Teknologi Pangan (S1), Pengelolaan Lingkungan (D1)

Tidak ada komentar: