A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Kamis, 27 Mei 2010

Debat Jadi Panggung Lawak

Debat Calon Walikota dan Wakil Walikota Banjarmasin periode 2010-2015 yang diharapkan mampu memberikan gambaran kepada masyarakat tentang kualitas masing-masing kandidat khususnya dalam menyikapi beragam persoalan daerah nampaknya gagal terwujud.

Dalam acara yang digelar Selasa malam (25/5) dan bertempat di Kalimantan Room Hotel Rattan Inn Banjarmasin tersebut, masing-masing kandidat tidak dapat leluasa mengemukakan pemikirannya karena sempitnya waktu yang diberikan baik untuk menanggapi pertanyaan panelis maupun pertanyaan dari kandidat lawan. Akibatnya, jawaban yang dilontarkan pun kurang tajam dan sangat umum. Malah, ada kandidat yang menjawab pertanyaan dengan guyon sehingga terkesan tidak serius dan membuat debat menjadi kurang berbobot.

Meski demikian, KPU Kota Banjarmasin memiliki alasan tersendiri mengapa waktu untuk para kandidat berbicara dibatasi dengan ketat. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kemampuan para kandidat tersebut dalam merespon secara cepat persoalan-persoalan krusial yang disodorkan.

Adapun sejumlah permasalahan krusial di Kota Banjarmasin yang menjadi tema sentral debat semalam antara lain problematika sosial, tata kota dan lingkungan, hukum dan tata kelola pemerintahan, serta ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Ada empat panelis dari yang dihadirkan dengan latar belakang yang berbeda, yakni DR Mujiburrahman MA (akademisi IAIN Antasari), Ir Bachtiar Noor Grandip MA (pakar tata kota Kalimantan Selatan), M Rifqinizamy Karsayuda SH LLM (dosen Hukum Tata Negara FH Unlam), dan Drs Rusdiansyah MP (Ketua Program Magister Ilmu Ekonomi Unlam).

Acara debat yang berlangsung sejak pukul 20.00 sampai dengan selesai sekitar pukul 22.30 itu dibagi menjadi enam sesi yang diawali dengan pemaparan visi misi. Sesi berikutnya adalah pertanyaan dari panelis, dimulai dari Ir Bachtiar Noor Grandip MA yang mengajukan pertanyaan tentang langkah-langkah untuk mempercepat terwujudnya Kota Banjarmasin sebagai Kota Stategis Nasional (KSN). Masing-masing kandidat memiliki jawaban yang berbeda, seperti calon incumbent HA Yudhi Wahyuni-H Haryanto yang mendapat kesempatan pertama untuk menjawab mengatakan langkah yang harus ditempuh adalah dengan mengembangkan infrastruktur pelabuhan untuk meningkatkan sektor ekonomi dan perdagangan. Sedangkan pasangan H Muhiddin-Irwan Ansyari mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan konsultan ahli.

“Tapi harus disesuaikan juga dengan kemampuan APBD. Kalau tidak ada duitnya kan tidak bisa juga,” ujar H Muhiddin dengan gaya celetukkannya yang khas yang tak urung mengundang tawa. Sepanjang debat, kelakar-kelakar calon yang diusung PBR ini memang membuat suasana debat seolah menjadi panggung lawak karena tak cukup sekali ia mengocok perut para undangan yang hadir.

Pertanyaan selanjutnya datang dari DR Mujiburrahman MA mengenai upaya mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran serta pemerataan pendidikan. Kali ini, para kandidat nampak kompak menjawab bahwa masyarakat perlu diberi keterampilan dan sarana prasarana pendidikan harus ditingkatkan.

Berikutnya, pertanyaan dari Drs Rusdiansyah MP seputar upaya meningkatkan pendapatan daerah. Sekali inipun jawaban yang diberikan para kandidat hampir mirip, yakni dengan menggali sumber-sumber pendapatan yang potensial serta menekan peluang kebocoran. Hanya pasangan Anang Rosadi Adenansi-Khairuddin yang melontarkan jawaban lain dari yang lain dimana mereka akan menuntut dana alokasi pusat yang lebih besar.

Pertanyaan terakhir datang dari M Rifqinizamy Karsayuda SH LLM yang cukup menarik dimana ia menanyak tentang posisi calon wakil walikota yang kerap kali hanya sebagai ban serep serta program enam bulan pertama jika kandidat terpilih.

Usai menjawab pertanyaan semua panelis, acara kemudian dilanjutkan dengan respon para kandidat mengenai sebuah tayangan video, pertanyaan antar kandidat, quiz, dan ditutup oleh kampanye masing-masing calon untuk mempromosikan dirinya kepada masyarakat.

Ketua Pokja Kampanye KPU Kota Banjarmasin Rahman Agus turut menambahkan bahwa acara debat publik yang digelar tersebut bukanlah mencari kelemahan pasangan calon walikota dan wakil walikota Banjarmasin.
Akan tetapi hal itu sebagi langkah pembelajaran demokrasi yang lebih baik sekaligus juga untuk mengetahui visi dan misi calon walikota dan wakil walikota yang nantinya akan memimpin Kota Banjarmasin lima tahun mendatang yakni periode 2010-2015.

"Sekali lagi debat politik ini bukan untuk mencari kelemahan pasangan calon tapi sebagai langkah pembelajaran demokrasi yang lebih baik untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat," katanya.

Sementara itu dari pantauan Radar Banjarmasin, dalam acara yang berlangsung sekitar 2 jam itu terlihat dibawah pengawasan dan pengawalan yang ketat dari aparat gabungan kepolisian baik itu yang tampak berjaga-jaga dari luar tempat pelaksanaan kegiatan hingga dalam ruangan tempat kegiatan berlangsung.

Terbukti setiap tamu atau undangan yang tidak memiliki ID Card resmi yang dibagikan dari pihak KPU Kota Banjarmasin dilarang untuk memasuki ruang digelarnya kegiatan debat publik calon walikota dan wakil walikota Banjarmasin itu.

Tidak ada komentar: