BANJARMASIN – Anggota Komisi II DPRD Kota Banjarmasin bersama Dinas Pengelolaan Pasar Kota Banjarmasin pagi tadi melakukan kunjungan lapangan ke Pasar Ujung Murung untuk meninjau kawasan pertokoan yang terbakar dalam musibah kebakaran yang melanda pasar tersebut pada pekan lalu. Setibanya di lokasi, sejumlah orang nampak tengah sibuk membersihkan puing-puing toko yang tersisa. Peristiwa kebakaran yang terjadi untuk keempat kalinya tersebut sedikitnya menghanguskan 108 buah toko.
Ketua Komisi II DPRD Kota Banjarmasin M Isnaini mengatakan bahwa Pemko harus secepatnya merealisasikan penampungan sementara untuk para pedagang yang sudah kehilangan mata pencaharian mereka agar bisa beraktivitas kembali.
“Namun, Pemko juga harus mengantisipasi agar bangunan yang bersifat sementara itu sewaktu-waktu bisa diubah atau direnovasi karena sesuai dengan ekspos dari Distako (Dinas Tata Kota dan Perumahan, red) dimana Pasar Ujung Murung akan dijadikan seperti Mangga Dua,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kota Banjarmasin Sukadani berjanji akan secepatnya merampungkan penampungan sementara untuk para pedagang Pasar Ujung Murung yang menjadi korban dalam musibah kebakaran itu. Ia mengatakan bahwa penampungan akan dibangun segera setelah lokasi pasar yang terbakar selesai dibersihkan.
“Jumlahnya sesuai dengan jumlah toko yang terbakar. Waktu kita data ada 108 toko, termasuk bangunan swasta. Tapi nanti yang kita konsentrasikan adalah bangunan Pasar Atom Kilat yang milik Pemko,” ujarnya.
Akan tetapi, ia meminta agar para pedagang dapat bersabar karena Pemko masih kebingungan soal dana yang akan digunakan. Dijelaskannya lebih lanjut bahwa pihaknya masih berkonsultasi dengan Badan Keuangan apakah akan menggunakan dana tak terduga atau dana lain-lain. Ada pula usulan untuk memanfaatkan dana saving atau kelebihan dana di Dinas Pengelolaan Sungai dan Drainase, namun hal ini juga masih dikonsultasikan dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Kalsel di Banjarbaru.
“Kita minta waktu karena ada prosedur yang harus ditempuh. Mudah-mudahan dalam minggu-minggu ini bisa terealisasi. Besarnya dana belum tahu karena masih dihitung oleh Dinas PU (Pekerjaan Umum, red),” katanya.
Disinggung mengenai pembangunan pertokoan yang sifatnya permanen, Sukadani menyatakan bahwa Pemko belum berencana ke arah sana. Saat ini, Pemko hanya berniat membangun penampungan sementara agar para pedagang dapat beraktivitas kembali. Di sisi lain, ia juga tidak bisa memastikan sampai kapan pedagang akan berada di penampungan.
“Selanjutnya kita akan menunggu hasil kajian apakah perlu direnovasi lagi. Oleh sebab itu, kita minta kepada pedagang jangan membangun toko yang permanen dulu. Kalau nanti dibangun lagi, yang akan membangun adalah Pemko,” katanya.
Sementara itu, M Ta’in salah seorang pedagang yang tokonya ikut terbakar dan kebetulan ada di lokasi saat kunjungan tersebut mengharapkan agar pihaknya tetap diperbolehkan untuk seterusnya berjualan di Pasar Ujung Murung atau setidaknya sampai ia dapat mengembalikan kerugian yang ditanggungnya.
“Kami berharap penampungan cepat berdiri, tapi kalau bisa kami ingin membangun toko yang permanen,” katanya.
Ketua Komisi II DPRD Kota Banjarmasin M Isnaini mengatakan bahwa Pemko harus secepatnya merealisasikan penampungan sementara untuk para pedagang yang sudah kehilangan mata pencaharian mereka agar bisa beraktivitas kembali.
“Namun, Pemko juga harus mengantisipasi agar bangunan yang bersifat sementara itu sewaktu-waktu bisa diubah atau direnovasi karena sesuai dengan ekspos dari Distako (Dinas Tata Kota dan Perumahan, red) dimana Pasar Ujung Murung akan dijadikan seperti Mangga Dua,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kota Banjarmasin Sukadani berjanji akan secepatnya merampungkan penampungan sementara untuk para pedagang Pasar Ujung Murung yang menjadi korban dalam musibah kebakaran itu. Ia mengatakan bahwa penampungan akan dibangun segera setelah lokasi pasar yang terbakar selesai dibersihkan.
“Jumlahnya sesuai dengan jumlah toko yang terbakar. Waktu kita data ada 108 toko, termasuk bangunan swasta. Tapi nanti yang kita konsentrasikan adalah bangunan Pasar Atom Kilat yang milik Pemko,” ujarnya.
Akan tetapi, ia meminta agar para pedagang dapat bersabar karena Pemko masih kebingungan soal dana yang akan digunakan. Dijelaskannya lebih lanjut bahwa pihaknya masih berkonsultasi dengan Badan Keuangan apakah akan menggunakan dana tak terduga atau dana lain-lain. Ada pula usulan untuk memanfaatkan dana saving atau kelebihan dana di Dinas Pengelolaan Sungai dan Drainase, namun hal ini juga masih dikonsultasikan dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Kalsel di Banjarbaru.
“Kita minta waktu karena ada prosedur yang harus ditempuh. Mudah-mudahan dalam minggu-minggu ini bisa terealisasi. Besarnya dana belum tahu karena masih dihitung oleh Dinas PU (Pekerjaan Umum, red),” katanya.
Disinggung mengenai pembangunan pertokoan yang sifatnya permanen, Sukadani menyatakan bahwa Pemko belum berencana ke arah sana. Saat ini, Pemko hanya berniat membangun penampungan sementara agar para pedagang dapat beraktivitas kembali. Di sisi lain, ia juga tidak bisa memastikan sampai kapan pedagang akan berada di penampungan.
“Selanjutnya kita akan menunggu hasil kajian apakah perlu direnovasi lagi. Oleh sebab itu, kita minta kepada pedagang jangan membangun toko yang permanen dulu. Kalau nanti dibangun lagi, yang akan membangun adalah Pemko,” katanya.
Sementara itu, M Ta’in salah seorang pedagang yang tokonya ikut terbakar dan kebetulan ada di lokasi saat kunjungan tersebut mengharapkan agar pihaknya tetap diperbolehkan untuk seterusnya berjualan di Pasar Ujung Murung atau setidaknya sampai ia dapat mengembalikan kerugian yang ditanggungnya.
“Kami berharap penampungan cepat berdiri, tapi kalau bisa kami ingin membangun toko yang permanen,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar