BANJARMASIN – Sebanyak 109 siswa peraih hasil Ujian Nasional (UN) tertinggi tingkat SLTP se-Kalimantan Selatan mengikuti seleksi penerimaan calon siswa baru SMA SBI (sekolah bertaraf internasional) yang dibangun Pemerintah Provinsi Kalsel di Jl A Yani kilometer 17 Kabupaten Banjar, hari ini (21/5).
Seharusnya seleksi diikuti oleh 130 siswa karena Dinas Pendidikan Provinsi Kalsel memberikan jatah kepada masing-masing kabupaten/kota untuk mengirimkan sepuluh orang siswa terbaiknya. Adapun penjaringan kesepuluh siswa ini dilakukan oleh Dinas Pendidikan setempat dengan kriteria peringkat satu sampai sepuluh UN 2010 dan nilai rata-rata 7,5. Akan tetapi, singkatnya waktu sosialisasi diduga menjadi alasan mengapa target itu akhirnya tidak tercapai.
“Kendala utama mungkin waktu untuk menjaring peserta dari seluruh kabupaten/kota. Ada kabupaten/kota yang tidak maksimal menyosialisasikan atau sekolah yang tidak pro aktif dalam mencari informasi. Padahal, waktu peletakkan batu pertama tanggal 3 Mei lalu kita sudah mengundang seluruh kepala sekolah SMP dan MTs,” ujar Kepala Seksi Pembelajaran dan Sistem Pengujian Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Provinsi Kalsel, Gusnanda Effendi SPd MM.
Sementara itu, pada seleksi hari pertama yang dilaksanakan di SMK Negeri 4 Banjarmasin kemarin, para peserta menjalani tes akademik yang terdiri dari mata pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, Kimia, Fisika, dan Biologi masing-masing sebanyak 60 soal, psikotes dan tes karakter. Jalannya seleksi yang berlangsung hingga sore hari itu langsung dipantau oleh perwakilan Yayasan PASIAD Turki yang digandeng Pemprov Kalsel untuk mengembangkan SMA SBI.
Seleksi sendiri dijadwalkan berlangsung selama tiga hari karena banyaknya tahapan yang harus dilewati oleh para peserta. Besok (22/5), tes akan dilanjutkan dengan wawancara dalam Bahasa Inggris serta tes kemampuan membaca Alquran. Rencananya, nama-nama siswa yang lulus seleksi akan diumumkan seminggu setelahnya.
“Semua bahan tes dan yang menguji dari SMA Semesta Semarang, kecuali tes kemampuan membaca Alquran karena Kalsel sudah memberlakukan perda (peraturan daerah, red) tentang pendidikan Alquran,” kata Gusnanda lagi.
Dijelaskannya lebih lanjut, dari 109 siswa nantinya akan disaring menjadi 50 siswa terbaik yang akan mengikuti pendidikan gratis di SMA bertarap internasional di bawah bendera Yayasan PASIAD Turki, yaitu SMA Semesta Semarang, SMA Kharisma Bangsa Jakarta, dan SMA Pribadi Bandung sambil menunggu pembangunan SMA SBI selesai.
“Mereka bisa memilih mau dimana, kita tidak memaksakan. Diharapkan setelah setahun bangunan fisik SMA SBI Kalsel di km 17 selesai dan mereka akan melanjutkan sekolahnya di situ,” ucapnya.
Seharusnya seleksi diikuti oleh 130 siswa karena Dinas Pendidikan Provinsi Kalsel memberikan jatah kepada masing-masing kabupaten/kota untuk mengirimkan sepuluh orang siswa terbaiknya. Adapun penjaringan kesepuluh siswa ini dilakukan oleh Dinas Pendidikan setempat dengan kriteria peringkat satu sampai sepuluh UN 2010 dan nilai rata-rata 7,5. Akan tetapi, singkatnya waktu sosialisasi diduga menjadi alasan mengapa target itu akhirnya tidak tercapai.
“Kendala utama mungkin waktu untuk menjaring peserta dari seluruh kabupaten/kota. Ada kabupaten/kota yang tidak maksimal menyosialisasikan atau sekolah yang tidak pro aktif dalam mencari informasi. Padahal, waktu peletakkan batu pertama tanggal 3 Mei lalu kita sudah mengundang seluruh kepala sekolah SMP dan MTs,” ujar Kepala Seksi Pembelajaran dan Sistem Pengujian Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Provinsi Kalsel, Gusnanda Effendi SPd MM.
Sementara itu, pada seleksi hari pertama yang dilaksanakan di SMK Negeri 4 Banjarmasin kemarin, para peserta menjalani tes akademik yang terdiri dari mata pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, Kimia, Fisika, dan Biologi masing-masing sebanyak 60 soal, psikotes dan tes karakter. Jalannya seleksi yang berlangsung hingga sore hari itu langsung dipantau oleh perwakilan Yayasan PASIAD Turki yang digandeng Pemprov Kalsel untuk mengembangkan SMA SBI.
Seleksi sendiri dijadwalkan berlangsung selama tiga hari karena banyaknya tahapan yang harus dilewati oleh para peserta. Besok (22/5), tes akan dilanjutkan dengan wawancara dalam Bahasa Inggris serta tes kemampuan membaca Alquran. Rencananya, nama-nama siswa yang lulus seleksi akan diumumkan seminggu setelahnya.
“Semua bahan tes dan yang menguji dari SMA Semesta Semarang, kecuali tes kemampuan membaca Alquran karena Kalsel sudah memberlakukan perda (peraturan daerah, red) tentang pendidikan Alquran,” kata Gusnanda lagi.
Dijelaskannya lebih lanjut, dari 109 siswa nantinya akan disaring menjadi 50 siswa terbaik yang akan mengikuti pendidikan gratis di SMA bertarap internasional di bawah bendera Yayasan PASIAD Turki, yaitu SMA Semesta Semarang, SMA Kharisma Bangsa Jakarta, dan SMA Pribadi Bandung sambil menunggu pembangunan SMA SBI selesai.
“Mereka bisa memilih mau dimana, kita tidak memaksakan. Diharapkan setelah setahun bangunan fisik SMA SBI Kalsel di km 17 selesai dan mereka akan melanjutkan sekolahnya di situ,” ucapnya.
4 komentar:
wah, banjarmasin makin maju aja ni, jauh juga ya sekolahnya di pal 17 sana..
yeah, alhamdulillah akhirnya ada juga sekolah yg representatif, gratis lagi. kenapa ga dari dulu ya, hehe... aku sih cuma berharap kebijakan ini ga berubah kalo gubernurnya nanti ganti :p
hmm,,
berarti angkatan pertama nya anak beasiswa semua,, duh ketat banget jadi nya persaingan nya.
moga-moga aja tahun depan uda bisa pindah anak beasiswa nya ke kalsel. tpi kalo nak beasiswa kalsel nya uda betah di Semesta, gimana??
hehe,,
di sini uda pnya bnyak teman,,
brarti di sna ntar kudu adaptasi lagi.
moga-moga bagus aja ntar sekolah nya. i miss Kalimantan selatan.
rencanany angkatan yg seterusny juga bakal gratis.
klo d pikir2,pendidikn gratis tu sbenerny ga mustahil. buktiny sbi ini. smw tgantung sm komitmen pemerintahny, y ga?
Posting Komentar