Kebanyakan Merah, Lampu Lalin Dikeluhkan
BANJARMASIN – Angka kecelakaan lalu lintas di simpang empat Jl Adhyaksa-Jl Cemara Raya-Jl Pinus Raya-Perumnas Kayu Tangi diklaim mengalami penurunan setelah di kawasan tersebut beberapa waktu lalu dipasang lampu lalu lintas. Namun, persoalan lain kini mulai dikeluhkan warga, yakni kemacetan, khususnya pada jam-jam sibuk.
Dari pengamatan, hal ini disebabkan oleh arus lalu lintas yang tidak seimbang dimana volume kendaraan yang melintas di Jl Adhyaksa dan Jl Pinus Raya jauh lebih besar daripada yang keluar masuk Jl Cemara Raya dan Perumnas Kayu Tangi. Sedangkan alokasi waktu lampu merah, hijau, dan kuning untuk keempat simpangan sama.
Akibatnya, di Jl Adhyaksa dan Jl Pinus Raya kerap terlihat antrean panjang kendaraan. Tak heran, banyak pengendara yang melanggar lampu lalu lintas karena tak sabar, apalagi jika di Jl Cemara Raya dan Perumnas Kayu Tangi tengah lengang.
“Baru kita ambil kebijakan satu dua hari sudah banyak masukan, katanya kebanyakan merahnya. Tapi kita tidak bisa langsung menanggapi karena belum tentu mewakili yang lain. Jadi, biasaya sebulan kita uji coba, baru kita evaluasi mana yang ditambah mana yang dikurangi,” ujar Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Banjarmasin, Rusdiansyah ketika dikonfirmasi.
Dijelaskannya, putaran waktu untuk lampu merah, hijau, dan kuning seluruhnya adalah 120 detik, sedangkan pembagiannya dilakukan berdasarkan datangnya arus masuk dari keempat simpangan. Sedangkan pertimbangan yang paling mendasar dalam pengadaan lampu lalu lintas adalah ketertiban, keamanan, dan keselamatan. Diharapkan, ketika dipasang tidak ada lagi kecelakaan.
“Nanti kita lihat lagi, kita diskusikan di internal kita dan kita koordinasikan dengan polantas. Kita harapkan masyarakat ikuti yang ada, nanti kita evaluasi masukan dari masyarakat. Dibiasakanlah dulu, yang penting itu keselamatan,” katanya.
Ditambahkannya, masukan dari masyarakat akan ditampung, namun tidak bisa segera disikapi karena perlu dipelajari dulu untuk menghasilkan masukan yang komprehensif.
“Bukan kita tidak menyikapi, nanti kalau kita langsung sesuaikan dengan keinginan yang protes, barangkali nanti ada lagi yang protes. Makanya, kita harus lihat satu bulan supaya masukkannya lebih komprehensif,” tandasnya.
BANJARMASIN – Angka kecelakaan lalu lintas di simpang empat Jl Adhyaksa-Jl Cemara Raya-Jl Pinus Raya-Perumnas Kayu Tangi diklaim mengalami penurunan setelah di kawasan tersebut beberapa waktu lalu dipasang lampu lalu lintas. Namun, persoalan lain kini mulai dikeluhkan warga, yakni kemacetan, khususnya pada jam-jam sibuk.
Dari pengamatan, hal ini disebabkan oleh arus lalu lintas yang tidak seimbang dimana volume kendaraan yang melintas di Jl Adhyaksa dan Jl Pinus Raya jauh lebih besar daripada yang keluar masuk Jl Cemara Raya dan Perumnas Kayu Tangi. Sedangkan alokasi waktu lampu merah, hijau, dan kuning untuk keempat simpangan sama.
Akibatnya, di Jl Adhyaksa dan Jl Pinus Raya kerap terlihat antrean panjang kendaraan. Tak heran, banyak pengendara yang melanggar lampu lalu lintas karena tak sabar, apalagi jika di Jl Cemara Raya dan Perumnas Kayu Tangi tengah lengang.
“Baru kita ambil kebijakan satu dua hari sudah banyak masukan, katanya kebanyakan merahnya. Tapi kita tidak bisa langsung menanggapi karena belum tentu mewakili yang lain. Jadi, biasaya sebulan kita uji coba, baru kita evaluasi mana yang ditambah mana yang dikurangi,” ujar Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Banjarmasin, Rusdiansyah ketika dikonfirmasi.
Dijelaskannya, putaran waktu untuk lampu merah, hijau, dan kuning seluruhnya adalah 120 detik, sedangkan pembagiannya dilakukan berdasarkan datangnya arus masuk dari keempat simpangan. Sedangkan pertimbangan yang paling mendasar dalam pengadaan lampu lalu lintas adalah ketertiban, keamanan, dan keselamatan. Diharapkan, ketika dipasang tidak ada lagi kecelakaan.
“Nanti kita lihat lagi, kita diskusikan di internal kita dan kita koordinasikan dengan polantas. Kita harapkan masyarakat ikuti yang ada, nanti kita evaluasi masukan dari masyarakat. Dibiasakanlah dulu, yang penting itu keselamatan,” katanya.
Ditambahkannya, masukan dari masyarakat akan ditampung, namun tidak bisa segera disikapi karena perlu dipelajari dulu untuk menghasilkan masukan yang komprehensif.
“Bukan kita tidak menyikapi, nanti kalau kita langsung sesuaikan dengan keinginan yang protes, barangkali nanti ada lagi yang protes. Makanya, kita harus lihat satu bulan supaya masukkannya lebih komprehensif,” tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar