A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Senin, 08 November 2010

Pembangunan Mesjid Gaya Tionghoa Dijajaki

Yayasan Cheng Ho Ajak Kerjasama

BANJARMASIN – Konsep perpaduan budaya yang ingin ditampilkan di kawasan Siring Tendean terus disempurnakan. Kini, Pemerintah Kota Banjarmasin tengah menjajaki kemungkinan untuk membangun sebuah mesjid bergaya Tionghoa di kawasan tersebut.
Sebuah yayasan bernama Yayasan Cheng Ho konon kabarnya sudah bertemu walikota untuk menawarkan kerjasama pembangunan mesjid yang dimaksud.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Banjarmasin, Ir HN Fajar Desira CES yang dikonfirmasi mengamini informasi itu.
“Kemarin ada informasi bahwa ada Yayasan Cheng Ho meminta izin membangun mesjid bergaya Tionghoa. Sekarang kita sedang cari yayasan itu. Menurut kabar, orang yayasan itu sudah bertemu walikota,” ungkapnya.
Dituturkannya, siring Tendean bukan hanya untuk taman publik, tapi juga untuk menunjukkan perpaduan budaya dimana nantinya fasilitas-fasilitas yang ada akan dibangun sedemikian rupa dengan ciri-ciri semua budaya yang ada di Banjarmasin, seperti Cina, Arab, Banjar, dan Dayak. Untuk merealisasikan hal itu, diperkirakan dana yang dibutuhkan mencapai Rp 50 miliar.
“Itu salah satu konsepnya. Kami ingin pandukan itu, di samping juga keinginan walikota yang ingin menjadikan taman rindang,” katanya.
Ditambahkannya, awalnya pihak yayasan menawarkan diri untuk membangun mesjid bergaya Tionghoa di depan kelenteng. Cuma karena pertimbangannya terlalu dekat dengan Mesjid Raya Sabilal Muhtadin, maka alternatif yang diusulkan adalah dengan merehab sebuah musola yang ada di Jl KP Tendean
“Padahal ideal sekali karena itu menunjukkan kerukunan beragama di Indonesia. Tapi sayang karena dekat dengan Sabilal, maka kami menyarankan musola di Tendean itu sebagai lokasi,” ucapnya.

Tidak ada komentar: