A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Minggu, 05 Desember 2010

Jangan Sering-Sering Fogging

Dinkes Sosialisasi Pemberantasan Sarang Nyamuk

BANJARMASIN – Warga Gg Sederhana Jl Ir PHM Noor Kelurahan Pelambuan menyambut antusias fogging (pengasapan) yang dilancarkan Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin di wilayah tersebut, (23/11).
Dalam kegiatan yang merupakan salah satu rangkaian acara penyuluhan tentang pencegahan DBD sebelum masa penularan (SMP) yang dikemas dengan tajuk Gebrak DBD itu, Walikota Banjarmasin H Muhidin ikut turun ke lapangan melakukan fogging.
Salah seorang warga, Fatimah berharap dengan adanya fogging, wabah DBD tidak akan mampir ke lingkungan tempat tinggalnya. Dituturkannya, baru-baru ini ada satu korban jatuh akibat DBD di gang sebelah namun masih dalam satu RW sehingga membuatnya khawatir akan terjangkit.
“Mudah-mudahan jangan sampai ada lagi,” ujarnya.
Fogging ini selanjutnya juga akan dilakukan di titik-titik lainnya selama beberapa waktu ke depan, terutama daerah-daerah yang tergolong endemis.
Namun, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin, drg Diah R Praswati mengatakan bahwa jika masyarakat dapat menjaga kebersihan lingkungan, maka fogging sebetulnya tidak diperlukan. Fogging hanya dilakukan kalau terdapat kasus kematian.
“Sering-sering fogging itu tidak baik karena yang disemprotkan disinfektan. Apalagi, fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, sedangkan telur dan larvanya masih ada,” katanya.
Dijelaskannya, cara yang paling tepat untuk menekan DBD adalah dengan melakukan pencegahan sebelum masa penularan, yakni memberantas sarang nyamuk melalui abatesasi. Namun, saat ini fogging justru masih menjadi pilihan utama masyarakat.
Tak heran, penyakit DBD masih menjadi penyakit endemis yang cenderung meningkat dan sering terjadi kejadian luar biasa (KLB) karena peran masyarakat dalam pencegahan DBD melalui pemberantasan sarang nyamuk(PSN) belum optimal dan angka bebas jentik Aedes yang berhasil dicapai pun baru 78 %.
Oleh sebab itu, dalam Gebrak DBD yang dipusatkan di halaman Kecamatan Banjarmasin Barat kemarin, pihaknya kembali menyosialisasikan pentingnya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sebelum masa penularan (SMP), yakni menjelang akhir tahun sebelum memasuki puncak penularan DBD yang biasanya terjadi antara Januari-Maret ketika curah hujan sedang tinggi-tingginya kepada kader-kader kesehatan serta tokoh masyarakat. Selain fogging, juga diberikan paket abate kepada puskesmas-puskesmas untuk kemudian dibagikan secara gratis kepada masyarakat.
Sementara itu, Gebrak DBD yang dicanangkan sejak tahun 2009 diklaim mampu menurunkan jumlah kasus DBD dari tahun ke tahun. Jika tahun 2008 ada 147 kasus, maka pada tahun 2009 turun drastis menjadi 77 kasus. Sedangkan tahun 2010 sampai bulan Oktober tercatat ada 54 kasus. Meski demikian, korban meninggal akibat DBD pada tahun 2010 naik dibanding tahun 2009 dari 3 orang menjadi 5 orang, yakni dua kasus di Kecamatan Banjarmasin Tengah dan sisanya masing-masing satu kasus di Kecamatan Banjarmasin Utara, Timur, dan Selatan.

Tidak ada komentar: