Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Selatan, Haryono mengungkapkan, gara-gara pengusaha membeli dari pengumpul, harga karet sering dipermainkan oleh para pengumpul. Dimana, pengusaha membeli dengan harga tinggi dari pengumpul, sementara pengumpul membeli dengan harga yang rendah di tingkat petani.
“Pengumpul khawatir kalau membeli dengan harga tinggi, setelah dijual ke pabrik harganya malah turun,” ujarnya.
Berdasarkan siklus penjualan karet, penjualan berawal dari petani kemudian dijual ke pengumpul kecil. Dari pengumpul kecil kemudian dijual lagi ke pengumpul besar, dan selanjutnya dijual ke pabrik. Dari tingkatan pengumpul ke perusahaan ini, telah terjadi berapa tingkatan variasi harga.
Di sini jelas ada selisih harga yang signifikan dan yang menanggung beban produksi dari tangga produksi tersebut adalah petani.
Sementara itu, selain mendorong pengusaha untuk membeli langsung dari petani, pihaknya juga berharap petani dapat memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan pemerintah dalam melakukan penjualan menjual langsung karet mereka kepada pabrik.
“Kami menyarankan petani untuk memanfaatkan koperasi atau lembaga lainnya yang ditunjuk pemerintah daerah sebagai pengumpul,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar