BANJARMASIN
– Harga bawang merah pada tahun ini membaik. Menurut para pedagang, hal itu
disebabkan karena daerah-daerah penghasil bawang lokal seperti Surabaya, Bima,
dan Makassar pada tahun ini tidak panen bersamaan sehingga tidak terjadi banjir
produksi seperti tahun lalu.
“Tahun ini harga
bawang merah agak naik,” ujar Ari, salah seorang pedagang bawang merah di Pasar
Bawang Harum Manis Banjarmasin.
Pada tahun
2010, harga bawang merah anjlok sampai Rp 4 ribu perkilogram akibat musim panen
yang serentak.
“Jadi, kalau
petani yang satu jual dengang harga sekian, maka yang lain akan jual segitu
juga, soalnya kalau harganya beda tidak ada yang beli,” katanya.
Kemarin,
harga bawang merah di Pasar Bawang Harum Manis Banjarmasin berada di kisaran Rp
10.500 perkilogram, turun tipis dari hari sebelumnya yang mencapai Rp 11 ribu
perkilogram. Selama bulan puasa lalu, harga bawang merah naik hingga Rp 14
ribu-Rp 17 ribu perkilogram.
“Normalnya
sekitar Rp 10 ribu perkilogram. Sampai akhir tahun nanti mungkin bisa mencapai
Rp 8 ribu perkilogram, tergantung stoknya,” tambahnya.
Saat ini,
sambungnya, bawang merah yang dijual mayoritas dipasok dari Bima.
Dijelaskannya, jenis bawang yang dijual pada tahun ini berganti setiap tiga
bulan sekali. Jika di dalam negeri sedang tidak berproduksi, barulah bawang
impor masuk, terutama dari Thailand, Vietnam, dan Filipina.
“Bawang impor
sempat masuk awal tahun lalu, antara Februari-April. Kalau sekarang sih tidak
laku karena harganya di atas bawang merah lokal, rata-rata di atas Rp 10 ribu
perkilogram,” katanya.
Sementara itu, penjualan bawang merah pada tahun
ini dirasa agak sepi. Para pedagang sendiri tak tahu pasti apa penyebabnya.
Selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kota Banjarmasin, bawang merah
dari Pasar Bawang Harum Manis juga banyak dipasok ke daerah lain di Kalimantan
Selatan, seperti Barabai, Rantau, dan Kandangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar