A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Jumat, 14 Oktober 2011

Pangkalan Elpiji Mesti Ditambah


Untuk Jamin Kelancaran Pasokan

BANJARMASIN – Jumlah pangkalan elpiji perlu ditambah untuk menjamin kelancaran pasokan elpiji kepada masyarakat di tengah proses konversi minyak tanah ke gas yang telah berjalan.
Ketua Hiswana Migas Kalimantan Selatan Addy Chairuddin Hanafiah mengatakan bahwa elpiji berbeda dengan minyak tanah (mitan). Jika mitan hanya perlu disimpan di dalam drum dan bisa ditumpuk-tumpuk, tidak demikian dengan elpiji yang memerlukan tempat penyimpanan dan perlakuan khusus.
“Kalau dulu tiga desa bisa dikover satu pangkalan, sekarang diharapkan satu desa bisa beberapa pangkalan. Jadi distribusi kepada masyarakat terjamin,” ujarnya, kemarin.
Diungkapkannya, saat ini di Kalsel ada sekitar 1.200 pangkalan mitan yang ke depan akan berubah menjadi pangkalan elpiji. Namun, beberapa pangkalan mitan di daerah yang sudah melakukan konversi masih menghadapi sejumlah kendala untuk beroperasi sebagai pangkalan elpiji, terutama terkait permodalan.
“Kalau pangkalan mitan modalnya cukup drum dan pompa. Kalau elpiji perlu modal lebih besar, karena harus ada tempat khusus untuk menjamin keamanan dan stok tabung gas harus double,” katanya.
Untuk mengatasi kendala ini, salah satu upaya yang ditempuh pihaknya adalah dengan menggaet kalangan perbankan guna membantu para pemilik pangkalan yang notabene merupakan pengusaha kecil.
Sementara itu, Pertamina mengklaim bahwa konsumsi mitan di Kalsel setelah konversi mitan ke elpiji digulirkan telah menunjukkan tren penurunan. Seperti diungkapkan Sales Representatif BBM Pertamina Region IV Kalsel Hary Prasetyo kemarin, kini penyaluran mitan di Kalsel tinggal 400 ribu liter perhari.
“Sebelumnya mencapai 600 ribu liter perhari,” katanya.
Saat ini, pasokan mitan di Kalsel sudah dikurangi sebanyak 50 persen dari pasokan normal. Rencananya, pasokan akan ditarik seluruhnya pada akhir tahun 2011 mendatang, dan diganti dengan mitan nonsubsidi.
“Mitan nonsubsidi baru akan dikeluarkan setelah mitan subsidi dry,” tambahnya.
Di sisi lain, penyaluran elpiji terus menunjukkan peningkatan. Nur Hanisa, salah satu pemilik pangkalan mitan sekaligus pangkalan elpiji tiga kilogram di Jalan Jahri Saleh Kelurahan Surgi Mukti Kecamatan Banjarmasin Utara mengatakan bahwa sejak bulan September 2011 lalu, isi ulang elpiji tiga kilogram di tempatnya meningkat pesat.
“Sekarang isi ulang mencapai 2 ribu tabung perbulan atau rata-rata 500 tabung perminggu,” ucapnya.
Ia sendiri mulai menyedian elpiji tiga kilogram sejak bulan Juni 2011. Pada tiga bulan pertama, isi ulang yang dilakukan masyarakat masih minim, yakni hanya mampu mencapai sekitar 50 tabung perbulan.
Disinggung soal keuntungan, menurutnya memang lebih besar dari penjualan mitan ketimbang elpiji.
“Kalau mitan untungnya paling Rp 300 perliter, tapi orang beli kan biasanya minimal lima liter, jadi satu jeriken untungnya bisa Rp 1.500. Tapi kalau elpiji untungnya cuma Rp 1 ribu pertabung,” tuturnya. 

Tidak ada komentar: