Untuk Jamin Kelancaran
Pasokan
BANJARMASIN – Jumlah
pangkalan elpiji perlu ditambah untuk menjamin kelancaran pasokan elpiji kepada
masyarakat di tengah proses konversi minyak tanah ke gas yang telah berjalan.
Ketua Hiswana Migas
Kalimantan Selatan Addy Chairuddin Hanafiah mengatakan bahwa elpiji berbeda
dengan minyak tanah (mitan). Jika mitan hanya perlu disimpan di dalam drum dan
bisa ditumpuk-tumpuk, tidak demikian dengan elpiji yang memerlukan tempat
penyimpanan dan perlakuan khusus.
“Kalau dulu tiga desa
bisa dikover satu pangkalan, sekarang diharapkan satu desa bisa beberapa
pangkalan. Jadi distribusi kepada masyarakat terjamin,” ujarnya, kemarin.
Diungkapkannya, saat
ini di Kalsel ada sekitar 1.200 pangkalan mitan yang ke depan akan berubah
menjadi pangkalan elpiji. Namun, beberapa pangkalan mitan di daerah yang sudah
melakukan konversi masih menghadapi sejumlah kendala untuk beroperasi sebagai
pangkalan elpiji, terutama terkait permodalan.
“Kalau pangkalan mitan
modalnya cukup drum dan pompa. Kalau elpiji perlu modal lebih besar, karena harus
ada tempat khusus untuk menjamin keamanan dan stok tabung gas harus double,”
katanya.
Untuk mengatasi
kendala ini, salah satu upaya yang ditempuh pihaknya adalah dengan menggaet
kalangan perbankan guna membantu para pemilik pangkalan yang notabene merupakan
pengusaha kecil.
Sementara itu,
Pertamina mengklaim bahwa konsumsi mitan di Kalsel setelah konversi mitan ke
elpiji digulirkan telah menunjukkan tren penurunan. Seperti diungkapkan Sales Representatif BBM Pertamina Region IV Kalsel
Hary Prasetyo kemarin, kini penyaluran mitan
di Kalsel tinggal 400 ribu liter perhari.
“Sebelumnya mencapai 600 ribu
liter perhari,” katanya.
Saat ini, pasokan
mitan di Kalsel sudah dikurangi sebanyak 50 persen dari pasokan normal.
Rencananya, pasokan akan ditarik seluruhnya pada akhir tahun 2011 mendatang,
dan diganti dengan mitan nonsubsidi.
“Mitan nonsubsidi baru
akan dikeluarkan setelah mitan subsidi dry,” tambahnya.
Di sisi lain,
penyaluran elpiji terus menunjukkan peningkatan. Nur Hanisa, salah satu pemilik
pangkalan mitan sekaligus pangkalan elpiji tiga kilogram di Jalan Jahri
Saleh Kelurahan Surgi Mukti
Kecamatan Banjarmasin Utara mengatakan bahwa sejak
bulan September 2011 lalu, isi ulang elpiji tiga kilogram di tempatnya
meningkat pesat.
“Sekarang
isi ulang mencapai 2 ribu tabung perbulan atau rata-rata 500 tabung perminggu,”
ucapnya.
Ia
sendiri mulai menyedian elpiji tiga kilogram sejak bulan Juni 2011. Pada tiga
bulan pertama, isi ulang yang dilakukan masyarakat masih minim, yakni hanya
mampu mencapai sekitar 50 tabung perbulan.
Disinggung
soal keuntungan, menurutnya memang lebih besar dari penjualan mitan ketimbang
elpiji.
“Kalau
mitan untungnya paling Rp 300 perliter, tapi orang beli kan biasanya minimal
lima liter, jadi satu jeriken untungnya bisa Rp 1.500. Tapi kalau elpiji
untungnya cuma Rp 1 ribu pertabung,” tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar