BANJARMASIN - Ancaman rembesan minyak tanah (mitan) bersubsidi dari daerah tetangga yang belum melakukan konversi mengintai penarikan mitan bersubsidi di Kota Banjarmasin yang mulai dilancarkan bulan ini. Terjadinya rembesan tentu akan menghambat kelancaran program konversi di Kota Banjarmasin yang sudah bergulir sejak pertengahan tahun 2011 tadi.
Hal ini diakui oleh Sales Representatif BBM PT Pertamina (Persero) Region IV Kalsel Hary Prasetyo. Menurutnya, tidak menutup kemungkinan rembesan akan terjadi.
"Tidak menutup kemungkinan rembesan akan terjadi, tapi kita berupaya antisipasi dengan melakukan koordinasi dengan pemerintah, kepolisian, dan Hiswana Migas," ujarnya, kemarin.
Namun demikian, ditegaskannya bahwa tanggung jawab pengawasan maupun penindakkan sebenarnya berada di tangan aparat kepolisian. Alasannya, kewenangan Pertamina hanya sampai pada kontrol di tingkat agen.
"Dari segi agen kita bisa kontrol, tapi kalau sudah sampai ke pengecer bukan wewenang Pertamina," tukasnya.
Sementara itu, Sekretaris Satgas Konversi Kota Banjarmasin Markusin Noor mengatakan bahwa terjadinya rembesan juga menjadi salah satu kekhawatiran pihaknya.
"Pertamina juga minta dukungan kita, tapi kan mendeteksinya susah. Yang terlihat di SPBU saja susah ditindak, apalagi kalau transaksinya di pasar gelap," kilahnya.
Pihaknya pun hanya bisa berharap penarikan mitan bersubsidi yang menyebabkan sebagian pasokannya 'menghilang' di pasaran, akan mendorong masyarakat yang tadinya belum memanfaatkan paket tabung yang sudah dibagikan kini mulai memiliki kesadaran untuk menggunakannya. (naz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar