A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Jumat, 14 Oktober 2011

Pemerintah Dorong Hunian Rumah Vertikal


Pengembang Terkendala Harga Tanah

BANJARMASIN – Pengembang perumahan di Banjarmasin diminta untuk ikut mengembangkan sistem pembangunan rumah tinggal yang semula berorientasi landed (tapak tanah) menjadi konsep vertikal atau bangunan ke atas, seperti rumah susun (rusun).
Wakil Walikota Banjarmasin M Irwan Anshari mengatakan bahwa rusun merupakan solusi yang efektif untuk mengatasi kawasan kumuh. “Terutama yang kita fokuskan untuk warga di bantaran sungai. Saat ini pemerintah sedang gencar melakukan penataan bantaran sungai, sehingga warga yang tinggal di sana harus direlokasi,” ujarnya saat membuka REI Expo 2011 di Duta Mall Banjarmasin, kemarin.
Di tengah terus bertambahnya jumlah penduduk dan makin sempitnya lahan pemukiman, lanjutnya, rumah susun juga merupakan alternatif bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk mendapat tempat tinggal yang layak.
Wakil Ketua DPD REI Kalsel Puriyono yang diminta komentarnya terkait hal ini mengatakan bahwa untuk mengembangkan hunian vertikal di daerah ini masih memerlukan waktu, terutama untuk menyosialisasikan gaya hidup di hunian vertikal itu sendiri kepada masyarakat.
“Kultur menempati rusun belum membudaya di masyarakat kita, sehingga masih perlu waktu sosialisasi,” katanya. Di sisi lain, para pengembang perumahan yang ingin merintis pembangunan hunian vertikal juga dihadapkan pada masalah lahan.
 Dituturkannya, rusun lebih cocok di bangun di lahan yang strategis di tengah kota. Sedangkan harga tanah di tengah kota tentu lebih mahal. “Di dalam kota harga tanah mahal, kecuali pemda mau sharing,” sambungnya.
Partisipasi pengembang perumahan swasta menurutnya mungkin saja dilakukan jika pemerintah daerah mau membantu, misalnya dalam hal penyediaan lahan.  “Kalau didukung pemerintah dari segi lahan dan perizinan, kita mau saja,” tukasnya.
Sementara itu, REI Expo 2011 yang dihelat di atrium Duta Mall Banjarmasin pada tanggal 13-16 Oktober 2011 merupakan penyelenggaraan yang keenam kalinya. Selama pameran berlangsung, transaksi ditargetkan mampu mencapai angka Rp 50 miliar, naik dari tahun lalu yang hanya Rp 40 miliar.
Sedikitnya ada 40 perusahaan pengembang dan 6 perbankan yang berpartisipasi. Berbagai tipe dan model rumah dipamerkan dengan kisaran harga Rp 50 juta-Rp 2 miliar perunit. “Kenaikan harga rumah di Kalsel berkisar 5-10 persen pertahun, terutama didorong kenaikan harga bahan bangunan dan upah tenaga kerja,” ucapnya. 

Tidak ada komentar: