A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Rabu, 04 April 2012

Toko Hanya Jadi Gudang

Jadi Aset Pemko, Pasar Malabar Direvitalisasi

BANJARMASIN – Kontrak kerjasama pengelolaan Pasar Malabar dengan pihak ketiga berakhir. Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Madyan mengungkapkan, saat ini Pemerintah Kota Banjarmasin tengah melakukan audit sebelum berita acara penyerahan dari investor ditandatangani. Setelah diserahkan, bangunan pun akan menjadi aset pemko sepenuhnya.
“Selanjutnya pengelolaan diserahkan ke Dinas Pengelolaan Pasar,” ujarnya, Selasa (3/4).
Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Hermansyah yang dikonfirmasi lebih lanjut mengatakan, sekarang pihaknya juga sedang menginventarisir para pemilik toko, jumlah toko, serta pemanfaatannya untuk mendapat gambaran kondisi pasar terkini.
“Kalau sudah selesai kita bawa ke rapat, seperti ini lho kondisinya, nanti dirumuskan perlakuan selanjutnya seperti apa,” tuturnya.
Yang pasti, katanya, Pasar Malabar akan tetap dimanfaatkan sesuai fungsinya. Pasar bakal direvitalisasi, dimana beberapa bagian bangunan pasar yang mengalami kerusakan bakal diperbaiki, dan yang tak sesuai peruntukan ditata ulang.
Berdasar data potensi pasar milik Pemko Banjarmasin tahun 2011, terdapat 164 buah toko di bangunan berlantai tiga itu. Tapi hanya 58 buah toko yang aktif, khususnya di lantai dasar. Sisanya hanya digunakan sebagai gudang. Di lantai dua, cuma dua toko yang buka. Sedangkan di lantai tiga semua toko dikunci gembok. Meski fisik bangunan masih bagus, tapi tidak terawat dan banyak sampah menumpuk.
“Saya punya toko di bawah. Di sini sih untuk menampung barang datang saja,” imbuh Adhib, salah satu pedagang di lantai dua.
Dulu, sambungnya, toko-toko di Pasar Malabar sempat buka. Tapi karena sepi pembeli dan sewa toko yang cukup mahal, akhirnya para pedagang pindah ke Pasar Sudimampir.  
 “Sebenarnya toko di sini penuh, tapi jadi gudang saja. Toko kami ini juga sebenarnya gudang, cuma buka dan ditempati,” kata Mama Dicky, pedagang yang satunya lagi.
Sebelumnya ia sudah punya toko di Pasar Ujung Murung, tapi ukurannya kecil. Karena pelanggannya makin banyak, dua tahun lalu ia mengontrak toko yang lebih besar di Pasar Malabar. Toko di Pasar Ujung Murung tetap difungsikan karena pembelinya lebih ramai, sedang toko di Pasar Malabar lebih sebagai gudang.
“Kadang ada saja pembeli yang naik, tapi pas tahu kosong turun lagi,” ucapnya.




Tidak ada komentar: