Jadi Aset
Pemko, Pasar Malabar Direvitalisasi
BANJARMASIN
– Kontrak kerjasama pengelolaan Pasar Malabar dengan pihak ketiga berakhir. Kepala
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Madyan mengungkapkan, saat
ini Pemerintah Kota Banjarmasin tengah melakukan audit sebelum berita acara
penyerahan dari investor ditandatangani. Setelah diserahkan, bangunan pun akan
menjadi aset pemko sepenuhnya.
“Selanjutnya
pengelolaan diserahkan ke Dinas Pengelolaan Pasar,” ujarnya, Selasa (3/4).
Kepala Dinas
Pengelolaan Pasar Hermansyah yang dikonfirmasi lebih lanjut mengatakan,
sekarang pihaknya juga sedang menginventarisir para pemilik toko, jumlah toko, serta
pemanfaatannya untuk mendapat gambaran kondisi pasar terkini.
“Kalau sudah
selesai kita bawa ke rapat, seperti ini lho kondisinya, nanti dirumuskan
perlakuan selanjutnya seperti apa,” tuturnya.
Yang pasti,
katanya, Pasar Malabar akan tetap dimanfaatkan sesuai fungsinya. Pasar bakal
direvitalisasi, dimana beberapa bagian bangunan pasar yang mengalami kerusakan
bakal diperbaiki, dan yang tak sesuai peruntukan ditata ulang.
Berdasar
data potensi pasar milik Pemko Banjarmasin tahun 2011, terdapat 164 buah toko
di bangunan berlantai tiga itu. Tapi hanya 58 buah toko yang aktif, khususnya
di lantai dasar. Sisanya hanya digunakan sebagai gudang. Di lantai dua, cuma
dua toko yang buka. Sedangkan di lantai tiga semua toko dikunci gembok. Meski
fisik bangunan masih bagus, tapi tidak terawat dan banyak sampah menumpuk.
“Saya punya
toko di bawah. Di sini sih untuk menampung barang datang saja,” imbuh Adhib,
salah satu pedagang di lantai dua.
Dulu,
sambungnya, toko-toko di Pasar Malabar sempat buka. Tapi karena sepi pembeli
dan sewa toko yang cukup mahal, akhirnya para pedagang pindah ke Pasar
Sudimampir.
“Sebenarnya toko di sini penuh, tapi jadi gudang
saja. Toko kami ini juga sebenarnya gudang, cuma buka dan ditempati,” kata Mama
Dicky, pedagang yang satunya lagi.
Sebelumnya
ia sudah punya toko di Pasar Ujung Murung, tapi ukurannya kecil. Karena
pelanggannya makin banyak, dua tahun lalu ia mengontrak toko yang lebih besar
di Pasar Malabar. Toko di Pasar Ujung Murung tetap difungsikan karena
pembelinya lebih ramai, sedang toko di Pasar Malabar lebih sebagai gudang.
“Kadang ada
saja pembeli yang naik, tapi pas tahu kosong turun lagi,” ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar