A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Kamis, 06 Desember 2012

Sopir Lirik Merek Lain


Peremajaan Angkot Masih Terhalang Uang Muka Tinggi

BANJARMASIN – Rencana peremajaan armada angkutan kota (angkot) dengan mobil Suzuki APV yang lama tak terdengar kelanjutannya, kemungkinan batal. Regulasi baru uang muka kredit minimal 30 persen yang dibuat pemerintah untuk mengerem tingginya pertumbuhan kredit oleh masyarakat menjadi salah satu kendala.
Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Banjarmasin Rusdiansyah mengatakan, sudah habis bank dimasuki. Yang jadi masalah adalah kemampuan pemilik angkot bayar uang muka dan cicilan tiap bulan. Mereka menghendaki uang muka kecil dan angsuran lebih dari lima tahun.
“Aturan bank tidak boleh, bahkan regulasi yang baru kredit mobil harus DP 30 persen. Sudah usulkan ke provinsi juga, subsidi atau apa, tidak ada tanggapan,” ujarnya.
Ratusan armada angkot di Banjarmasin berusia antara 20-27 tahun, walau ada juga sebagian yang keluaran lebih baru. Dishubkominfo mencatat ada 232 buah armada buatan tahun 1985-1993, sisanya buatan tahun 2003-2005.
Ditambahkan Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Mahmudi, sewaktu pembicaraan awal peremajaan angkot belum ada regulasi uang muka kredit minimal 30 persen. Kemudian pada saat sosialisasi ada beberapa bank yang menawarkan fasilitas kredit tanpa uang muka dan keringanan hingga 20 persen.
“Tapi harga mobilnya masih tetap tinggi Rp 146 juta, uang muka sekitar Rp 43 juta. Sementara kemampuan pemilik angkot untuk uang muka Rp 20 juta, bulanan Rp 2 juta. Opsi dari bank cicilan Rp 3,9 juta perbulan. Masih ada selisih di situ,” paparnya.
Namun, bukan berarti peremajaan angkot batal sama sekali. Pihaknya tengah mencoba pendekatan kepada pemilik angkot untuk melirik merek lain yang harganya lebih miring, Daihatsu Grandmax.
“Sepertinya dealer mau beri keringanan, tapi belum. SPTI (Serikat Pekerja Transportasi Indonesia) masih data siapa yang mau, sekitar 40 sudah terdata. Sebenarnya dulu Grandmax sudah maju, tapi sopir yang tidak mau,” katanya.
Ketua SPTI Kota Banjarmasin Abdul Wahid membenarkan adanya wacana perubahan jenis mobil ini. Menurutnya hal itu dibicarakan saat sosialisasi sopir teladan beberapa waktu lalu. 
“Sopir sih tidak masalah, yang penting harganya terjangkau. Sebelumnya berat di uang muka, kalau bulanannya banyak saja yang sanggup,” ucapnya.
Pihaknya sendiri sudah melakukan ujicoba dengan mobil Suzuki APV yang dipinjamkan dealer selama kurang lebih 1,5 bulan. Mobil dipakai untuk trayek Trisakti-Banjar Raya-Terminal Pal 6. Diungkapkannya, respons masyarakat cukup baik karena kondisi kendaraan yang lebih nyaman.
“Masyarakat menunggu-nunggu kapan peremajaan itu direalisasikan.  Karena tidak kunjung ada kesepakatan, ya mobilnya kita kembalikan,” ucapnya.

Tidak ada komentar: