BANJARMASIN – Dicecar masalah minimnya SKPD yang sudah
mengajukan proyek-proyek untuk dilelangkan secara elektronik pada triwulan I
2013 dalam rapat kerja dengan Komisi III DPRD Kota Banjarmasin, Rabu (3/4),
Kepala Bagian Pengendalian Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Banjarmasin Emmy
Sutrisni ‘curhat’.
Menurutnya, surat yang
dilayangkan kepada SKPD seperti kurang dihiraukan. Rencana Umum Pengadaan (RUP)
berisi proyek yang akan dilelangkan yang sengaja diumumkan di situs LPSE di
awal tahun, dengan harapan segera direalisasikan oleh SKPD bersangkutan,
ternyata juga tak berpengaruh.
“Soal peran Pengendalian
Pembangunan kayaknya cuma ini yang bisa kami lakukan, kewenangan terbatas,”
ujarnya. Ia juga
mengeluhkan respon SKPD saat pihaknya berupaya melakukan monitoring dengan
meminta data atau informasi, di mana hanya staf yang melayani.
Pihaknya menengarai itu berkaitan
dengan tingkatan eselon kepala bagian yang lebih rendah dari kepala dinas.
“Tidak bisa terlalu jauh melangkah,” katanya. Adapun alasan yang diajukan SKPD-SKPD
yang lambat mengusulkan lelang rata-rata terkait ketidaksiapan. Baik pembuatan
HPS (harga penetapan sendiri), spesifikasi barang, rencana anggaran biaya
pembangunan, hingga belum ada penunjukkan PPTK (Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan).
“Mungkin ini juga salah satu
kendala. APBD sudah diketuk akhir tahun, mestinya perencanaan juga sudah siap.
Tapi karena PPTK ditunjuk setiap tahun dan pada tahun berikutnya belum tentu
ditunjuk lagi orang yang sama, jadi tidak dikerjakan,” tuturnya.
Ketua Komisi III DPRD Kota
Banjarmasin Chandra Bayu mengatakan, ia mendapat informasi bahwa di Kabupaten
Barito Kuala tidak ada masalah dengan keterlambatan lelang proyek
pemerintahnya. “Masalah sudah bisa tandatangan
kontrak,” cetusnya.
Anggota Komisi III M Firmansyah
juga mengatakan, sebentar lagi sudah akan masuk ke pembahasan APBD perubahan.
Sedangkan program-program yang dianggarkan di APBD belum ada yang terealisasi.
Ditambahkan anggota Komisi III lainnya, M Dafik As’ad, pada periode yang lalu
pengesahan APBD sering molor. Sekarang sudah bisa dilakukan sebelum masuk tahun
anggaran berakhir, tapi keterlambatan masih juga terjadi.
“Artinya, anggaran yang
dibagi-bagi di APBD sifatnya gelondongan, karena tidak ada perencanaan apa yang
mau dikerjakan. Akhirnya, waktu malah habis untuk membuat perencanaan,”
ucapnya.
Pada tahun 2013, Bagian
Pengendalian Pembangunan menargetkan jumlah paket yang berhasil dilelang
melalui ULP (Unit Layanan Pengadaan) sebanyak 250 paket, dan 150 paket melalui
eproc. Pada triwulan I, baru sekitar 50 paket yang diusulkan yang berasal dari
enam SKPD. Sebagian besar paket pembangunan jalan dan jembatan dari Dinas Bina
Marga, serta normalisasi sungai dari Dinas Sumber Daya Air dan Drainase.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar