A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Selasa, 03 Agustus 2010

Akhirnya, PKL Cendana Menyerah

Pembongkaran Diwarnai Air Mata

BANJARMASIN – Nama besar Warung Cendana kini tinggal sejarah. Kemarin (2/8), kawasan tempat makan murah meriah yang sudah eksis sejak tahun 1978 itu telah diratakan dengan tanah.

Pemerintah Kota Banjarmasin akhirnya melakukan pembongkaran paksa karena sampai deadline waktu yang diberikan, sebagian besar pedagang menolak untuk melakukan pembongkaran sendiri.

Setelah sempat tertunda beberapa kali untuk memberi waktu kepada para pedagang menyiapkan kepindahannya, kesabaran pemkot nampaknya telah mencapai puncaknya. Terlebih pada bulan Mei lalu telah tercapai kesepakatan antara pedagang dengan pemkot bahwa pedagang bersedia melakukan pembongkaran sendiri paling lambat akhir bulan Juli. Jika tidak, maka pemkot akan melakukan pembongkaran paksa selambat-lambatnya tanggal 02 Agustus.

Dan itulah yang terjadi. Sekitar pukul 09.35, sekitar seratus personel gabungan anggota Satpol PP, Poltabes, Kodim, dan Trantib Kecamatan Banjarmasin Utara tiba di lokasi. Tanpa ba bi bu lagi, senjata yang dibawa langsung dikeluarkan dan satu persatu kios yang belum dibongkar pemiliknya dirubuhkan.

Beberapa orang pemilik kios yang terdiri dari para ibu-ibu yang nampaknya masih tidak terima digusur sempat mencoba memberi perlawanan. Mereka berteriak-teriak menghujat keputusan pemkot yang dinilai tidak berperikemanusiaan, lengkap dengan deraian air mata yang memilukan.

“Jangan seperti itu, Pak. Apa Bapak mau kami semua jadi pengangguran?” ucap salah satu dari ibu-ibu tadi.

Tak ketinggalan pula sumpah serapah yang ditujukan kepada aparat yang sedang menjalankan tugasnya. Tapi tetap saja usaha terakhir mereka itu tidak membuahkan hasil. Akhirnya, para ibu-ibu itu pun menyerah dan hanya bisa pasrah menyaksikan kios yang membuat asap dapur mereka selama ini bisa mengepul dihancurkan sampai tak berbentuk.

Seperti diketahui, sejak wacana pembongkaran Warung Cendana menyeruak pada akhir bulan April lalu, para pedagang gencar menyuarakan penolakannya dengan segala cara, termasuk menyampaikan aspirasinya ke DPRD Kota Banjarmasin. Namun, sikap pemkot ternyata tidak tergoyahkan.

Lantas bagaimana nasib para PKL Cendana ini selanjutnya?

Beberapa orang pedagang yang ditemui mengaku sudah menemukan tempat berjualan baru, namun lokasinya terpencar-pencar. Tapi ada juga sebagian pedagang yang belum berpikir untuk membuka usaha lagi di tempat lain karena tak sanggup membayar sewa. Apalagi dalam situasi seperti ini, ternyata ada pihak-pihak yang ingin memanfaatkan kesempatan untuk mengambil keuntungan dengan menyewakan lahan milik mereka dengan harga yang sangat tinggi.

“Jadi, saya lebih baik menunggu tenang saja dulu,” ujar salah satu pedagang.

Tidak ada komentar: