BANJARMASIN – Keinginan Walikota H Muhidin untuk menjadikan Lapangan Kamboja sebagai alun-alun menjadi paradoks di tengah kesulitan pemerintah daerah dalam memenuhi proporsi ruang terbuka hijau (RTH) publik minimal 20 persen dari luas wilayah kota dari target proporsi RTH keseluruhan minimal 30 persen dari luas wilayah kota.
Wakil Ketua DPRD Kota Banjarmasin, Awan Subarkah STP kemarin mengatakan bahwa sangat disayangkan jika rencana awal menjadikan Lapangan Kamboja sebagai RTH benar-benar berubah menjadi alun-alun karena RTH di Banjarmasin saat ini masih minim.
"Saya memang masih agak kurang mengerti dengan konsep alun-alun yang diinginkan walikota. Harapan kita tetap menjadi RTH, karena Banjarmasin kekurangan RTH. Saya pikir kalau hanya dijadikan alun-alun saja untuk kegiatan upacara atau lainnya akan kurang optimal,” ujarnya.
Pada prinsipnya, lanjutnya, Pemerintah Kota Banjarmasin perlu mematangkan lagi konsep pemanfaatan Lapangan Kamboja, apakah memang sebaiknya dijadikan alun-alun atau murni RTH.
“Kalau hanya alun-alun saja sayang, tapi juga harus ada banyak pohon yang rindang untuk masyarakat yang ingin bersantai atau rekreasi, bahkan kalau perlu ada hotspot untuk menarik minat masyarakat agar mau memanfaatkan tempat tersebut,” katanya.
Kalaupun akhirnya pemkot tetap menginginkan dibangun alun-alun, pihaknya berharap proporsi ruang hijau harus lebih banyak dari pada alun-alunnya sendiri.
"Intinya agar bisa benar-benar bermanfaat untuk publik sehingga konsepnya perlu dimatangkan tentang desainnya seperti apa, apa saja yang ada di dalamnya. Hanya saja memang untuk optimalisasi jangan hanya alun-alun, tapi juga ada ruang hijau yang luas untuk tanah rumput atau taman,” tegasnya.
Wakil Ketua DPRD Kota Banjarmasin, Awan Subarkah STP kemarin mengatakan bahwa sangat disayangkan jika rencana awal menjadikan Lapangan Kamboja sebagai RTH benar-benar berubah menjadi alun-alun karena RTH di Banjarmasin saat ini masih minim.
"Saya memang masih agak kurang mengerti dengan konsep alun-alun yang diinginkan walikota. Harapan kita tetap menjadi RTH, karena Banjarmasin kekurangan RTH. Saya pikir kalau hanya dijadikan alun-alun saja untuk kegiatan upacara atau lainnya akan kurang optimal,” ujarnya.
Pada prinsipnya, lanjutnya, Pemerintah Kota Banjarmasin perlu mematangkan lagi konsep pemanfaatan Lapangan Kamboja, apakah memang sebaiknya dijadikan alun-alun atau murni RTH.
“Kalau hanya alun-alun saja sayang, tapi juga harus ada banyak pohon yang rindang untuk masyarakat yang ingin bersantai atau rekreasi, bahkan kalau perlu ada hotspot untuk menarik minat masyarakat agar mau memanfaatkan tempat tersebut,” katanya.
Kalaupun akhirnya pemkot tetap menginginkan dibangun alun-alun, pihaknya berharap proporsi ruang hijau harus lebih banyak dari pada alun-alunnya sendiri.
"Intinya agar bisa benar-benar bermanfaat untuk publik sehingga konsepnya perlu dimatangkan tentang desainnya seperti apa, apa saja yang ada di dalamnya. Hanya saja memang untuk optimalisasi jangan hanya alun-alun, tapi juga ada ruang hijau yang luas untuk tanah rumput atau taman,” tegasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar