Bisnis es krim bukanlah hal yang baru. Untuk terjun ke bisnis ini, tentu diperlukan inovasi agar tampil beda sehingga pembeli pun akan melirik. Salah satu cara yang ditempuh Ricky Gunawan (25) adalah dengan menjual es krim menggunakan moko alias mobil toko.
NAZAT FITRIAH, Banjarmasin
"Awalnya saya dapat info dari teman, saya lihat penghasilannya lumayan, akhirnya saya coba," ujarnya saat ditemui mangkal di depan sebuah tempat kursus bahasa Inggris di Jl Gatot Subroto.
Bentuk usahanya adalah menjual es krim dengan menggunakan mobil yang difungsikan sebagai toko, tentunya setelah dilakukan modifikasi. Mesin pembuat es krim diletakkan di bagian belakang bodi mobil. Sedangkan untuk mengoperasionalkan mesin digunakan genset.
“Tampilannya memang sudah begitu dari sananya.,” tambahnya. Tapi untuk penampilan es krim yang dijual dengan harga Rp 5 ribu per porsi, ia melakukan sedikit variasi, seperti dengan menambahkan stik wafer dan saus atau topping.
Dituturkannya, untuk modal awal, ia harus merogoh kantong cukup dalam, yakni sekitar Rp 350 juta. "Untuk mesin Rp 60 juta, mobil Rp 190 juta, genset Rp 28 juta, belum lagi untuk produk," bebernya. Menurutnya, maksimal lima tahun modal sudah kembali.
Setelah berjalan hampir 1,5 tahun, perkembangan yang dirasakan cukup menggembirakan walaupun pada awalnya harus jungkir balik. "Kita bekerja dari pagi sampai malam, sempat naik turun, akhirnya sekarang bisa jadi sumber penghasilan," katanya.
Setiap hari, ia berkeliling dari satu tempat ke tempat lain mulai pukul 09.00 pagi sampai pukul 10.00 malam. Tempat mangkal yang dipilih berbeda-beda tergantung hari, tapi umumnya di sekolah-sekolah, seperti di SD Santa Maria, SD Hippindo, dan Komplek Mulawarman.
Ia sendiri melihat prospek bisnis ini cukup menjanjikan. Sekarang ia bisa meraup sekitar Rp 500 ribu-Rp 600 ribu perhari, dengan pendapatan bersih mencapai Rp 7 juta per bulan. Sedangkan untuk biaya operasional rata-rata mencapai Rp 200 ribu per hari.
"Paling boros memang untuk mesin genset, sekitar Rp 100 ribu per hari, sisanya untuk makan karyawan dan lain-lain," terangnya.
Meskipun saingan dari produk serupa cukup banyak, namun ia tetap optimis mengingat bisnisnya berbeda karena bersifat mobile. "Ke depannya saya berharap bisa tambah tiga mobil lagi supaya pangsa pasarnya lebih luas," tambahnya.
Saat ini, bisnis waralaba memang tengah menjadi tren dan kian menjamur dari waktu ke waktu. Ricky menuturkan, kunci sukses bisnis waralaba ada pada inovasi yang tak pernah berhenti. Oleh sebab itu, selain es krim, ia juga melengkapi moko-nya dengan jus dan makanan ringan. Ia pun membuka tangan untuk pihak-pihak yang ingin menitipkan jualan mereka di tempatnya.
"Saya tidak tahu ke depan seperti apa, tapi kita jalani saja dari waktu ke waktu sambil memperbaiki apa yang jadi kekurangan. Intinya giat, tekun, dan jangan mengeluh," ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar