A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Selasa, 07 September 2010

Pemda Belum Siap

Terapkan Teknologi PLTS

BANJARMASIN – Meski teknologi solar cell atau pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) mulai populer belakangan ini, namun penerapannya di Banjarmasin masih menemui banyak kendala.
Akademisi Politeknik Negeri Banjarmasin, Zainal Abidin SST MT mengatakan bahwa sebenarnya PLTS bisa menjadi salah satu solusi di tengah krisis listrik yang terjadi di daerah ini, misalnya untuk menyalakan penerangan jalan umum (PJU) yang sebagian tidak berfungsi secara maksimal akibat keterbatasan suplai listrik tadi.

“Kalau genset tidak ada solar tidak bisa jalan. Tapi kalau PLTS itu biaya energinya murah, asal ada matahari sudah bisa jalan,” ujarnya.

Namun, ia menilai saat ini Banjarmasin belum siap untuk menggunakan PLTS itu sendiri. Alasannya, PLTS memerlukan investasi yang sangat besar.

“Kalau sekarang untuk sebuah rumah saja mungkin sekitar Rp 1 juta dengan daya 450 watt. Nah, bayangkan kalau kita larikan ke jalan dengan rata-rata satu lampu jalan itu hampir 250-400 watt, terlalu besar,” ujarnya.

Selain pemasangan, pemeliharaannya pun juga perlu biaya besar karena lebih rumit jika dibanding jenis pembangkit yang lain.

“Dia harus mengisi batere aki karena prosesnya dari DC dijadikan AC, kalau tidak dipelihara bisa jebol dan tidak mampu menyimpan lagi. Kalau untuk PJU, akinya mungkin bisa berapa ratus meter untuk mengisi tenaga pada malam hari,” paparnya.

Di samping itu, juga dibutuhkan sumber daya manusia yang menguasai betul seluk-beluk teknologi yang ramah lingkungan ini.

“Bisa saja kita pasang PLTS buatan Cina, tapi sebulan kemudian rusak dan tidak bisa diperbaiki. Kalau listrik kan apanya putus tinggal telepon PLN. Nah, kalau PLTS rusak kemana mau melapor? Mungkin harus diswastanisasi,” imbuhnya.

Ia mencontohkan aplikasi PLTS yang telah dicobakan pada lampu lalu lintas di sejumlah ruas jalan yang pada perkembangannya ternyata juga tidak bisa beroperasi secara optimal dimana banyak yang tidak berfungsi jika listrik sedang padam. Padahal, seharusnya pada saat listrik padam, PLTS itu secara otomatis akan mengambil alih.

“Jadi, saya rasa kalau untuk penerangan jalan raya sebenarnya kalau proyeknya besar dan ada yang menangani bisa saja jalan bagus. Walau investasi besar, tapi tingkat kehandalannya mumpuni,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Tata Kota dan Perumahan (Distakorum) Kota Banjarmasin, Drs H Hamdi sepakat bahwa PLTS sangat baik jika bisa diterapkan pada fasilitas penerangan jalan. Namun, pemerintah kota masih terkendala nilai investasi awalnya yang terlalu mahal.

“Kalau untuk PJU belum bisa menerapkan solar cell karena investasi awal mahal, meski dalam jangka panjang sebenarnya lebih murah. Tapi untuk saat ini teknologi itu lebih baik kalau diterapkan untuk lampu taman karena jumlahnya tidak terlalu banyak,” ujarnya.

Tidak ada komentar: