BANJARMASIN – Penyelesaian pembangunan ruang terbuka hijau (RTH) Kamboja di Jl KH Anang Adenansi tak dapat direalisasikan tahun ini karena keterbatasan dana.
Kepala Bidang Pertamanan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Banjarmasin, Ir Sri Noorhaidawati MS Selasa (4/1) mengungkapkan bahwa pada tahun 2011, pihaknya hanya akan membenahi atau menyelesaikan pembangunan yang masih kurang pada 2010, seperti pematangan lahan di beberapa bagian yang masih belum sempurna.
“Masih ada urukan yang kurang, tepatnya di lahan bekas kantor BPN. Dulu tidak diuruk karena masih ada bangunan, tapi sekarang sudah dibongkar jadi kita uruk supaya tidak menyisakan lubang,” katanya.
Dibeberkannya, dana yang disetujui oleh Pemerintah Kota Banjarmasin untuk pembangunan RTH Kamboja pada tahun 2011 hanya Rp 765 juta. Angka ini jauh dari usulan semua, yakni Rp 2 miliar atau sama dengan anggaran tahun 2010.
“Semua dana SKPD tahun 2011 dipotong, ya kita gunakanlah semaksimal mungkin untuk membangun Kamboja,” imbuhnya.
Dari rencana anggaran biaya yang disusun, pembangunan RTH Kamboja diperkirakan membutuhkan dana sekitar Rp 7,2 miliar. Proyek ini digarap bersama-sama antara pemerintah kota dengan dana APBD dan pemerintah provinsi dengan dana APBN. Pada tahun 2010, pemko mendapat jatah pembangunan di zona A, sedangkan pemprov di zona B. Pembangunan RTH Kamboja sendiri dibagi menjadi empat zona plus zona parkir.
Pada tahun 2011, pemerintah pusat kembali mengucurkan bantuan dana sebesar Rp 2 miliar atau sama dengan tahun 2010. Sedianya, jika pemko juga konsisten untuk mengalokasikan dana sebesar Rp 2 miliar pada tahun 2011, maka pembangunan RTH Kamboja dapat dituntaskan tahun ini juga.
“Tahun 2011, kita terpaksa masih melanjutkan yang sebelumnya dengan dana yang ada. Untuk pembangunan zona berikutnya, kita lihat dananya karena zona berikutnya sama luasnya dengan zona yang dibangun pada 2010. Sedangkan pada 2010 kita dapat dana Rp 2 miliar, tapi 2011 cuma Rp 765 juta,” tuturnya.
Selain pematangan lahan, pihaknya juga berencana untuk menambah fasilitas bermain anak, seperti jungkat-jungkit, perosotan, dan sarang laba-laba.
“Kita lagi menyusun panitia pengadaan atau lelang sambil menyusun perencanaan. Diperkirakan Maret-April selesai, setelah itu lelang, dan mulai pembangunan fisik kira-kira pertengahan tahun,” terangnya.
Sedangkan dari informasi yang didapat, pada tahun 2011 pemprov berencana untuk melanjutkan membangun zona selanjutnya.
“Kita usulkan juga ke pemprov untuk menyediakan fasilitas listrik karena kita tidak ada dananya untuk itu,” tambahnya.
Jika kemampuan pemko mendanai pembangunan RTH Kamboja tidak meningkat tahun depan, maka diperkirakan pembangunan RTH Kamboja baru akan tuntas seluruhnya pada tahun 2013. Meski demikian, RTH yang diproyeksikan sebagai taman skala besar ini sebetulnya sudah dapat dinikmati oleh masyarakat dengan selesainya dua zona yang telah dibangun dan saling terhubung. Selain memenuhi target proporsi RTH, pembangunan RTH Kamboja juga dimaksudkan untuk memecah penumpukkan masyarakat dibeberapa lokasi bersantai yang sudah ada di Kota Banjarmasin, seperti di kawasan siring.
Kepala Bidang Pertamanan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Banjarmasin, Ir Sri Noorhaidawati MS Selasa (4/1) mengungkapkan bahwa pada tahun 2011, pihaknya hanya akan membenahi atau menyelesaikan pembangunan yang masih kurang pada 2010, seperti pematangan lahan di beberapa bagian yang masih belum sempurna.
“Masih ada urukan yang kurang, tepatnya di lahan bekas kantor BPN. Dulu tidak diuruk karena masih ada bangunan, tapi sekarang sudah dibongkar jadi kita uruk supaya tidak menyisakan lubang,” katanya.
Dibeberkannya, dana yang disetujui oleh Pemerintah Kota Banjarmasin untuk pembangunan RTH Kamboja pada tahun 2011 hanya Rp 765 juta. Angka ini jauh dari usulan semua, yakni Rp 2 miliar atau sama dengan anggaran tahun 2010.
“Semua dana SKPD tahun 2011 dipotong, ya kita gunakanlah semaksimal mungkin untuk membangun Kamboja,” imbuhnya.
Dari rencana anggaran biaya yang disusun, pembangunan RTH Kamboja diperkirakan membutuhkan dana sekitar Rp 7,2 miliar. Proyek ini digarap bersama-sama antara pemerintah kota dengan dana APBD dan pemerintah provinsi dengan dana APBN. Pada tahun 2010, pemko mendapat jatah pembangunan di zona A, sedangkan pemprov di zona B. Pembangunan RTH Kamboja sendiri dibagi menjadi empat zona plus zona parkir.
Pada tahun 2011, pemerintah pusat kembali mengucurkan bantuan dana sebesar Rp 2 miliar atau sama dengan tahun 2010. Sedianya, jika pemko juga konsisten untuk mengalokasikan dana sebesar Rp 2 miliar pada tahun 2011, maka pembangunan RTH Kamboja dapat dituntaskan tahun ini juga.
“Tahun 2011, kita terpaksa masih melanjutkan yang sebelumnya dengan dana yang ada. Untuk pembangunan zona berikutnya, kita lihat dananya karena zona berikutnya sama luasnya dengan zona yang dibangun pada 2010. Sedangkan pada 2010 kita dapat dana Rp 2 miliar, tapi 2011 cuma Rp 765 juta,” tuturnya.
Selain pematangan lahan, pihaknya juga berencana untuk menambah fasilitas bermain anak, seperti jungkat-jungkit, perosotan, dan sarang laba-laba.
“Kita lagi menyusun panitia pengadaan atau lelang sambil menyusun perencanaan. Diperkirakan Maret-April selesai, setelah itu lelang, dan mulai pembangunan fisik kira-kira pertengahan tahun,” terangnya.
Sedangkan dari informasi yang didapat, pada tahun 2011 pemprov berencana untuk melanjutkan membangun zona selanjutnya.
“Kita usulkan juga ke pemprov untuk menyediakan fasilitas listrik karena kita tidak ada dananya untuk itu,” tambahnya.
Jika kemampuan pemko mendanai pembangunan RTH Kamboja tidak meningkat tahun depan, maka diperkirakan pembangunan RTH Kamboja baru akan tuntas seluruhnya pada tahun 2013. Meski demikian, RTH yang diproyeksikan sebagai taman skala besar ini sebetulnya sudah dapat dinikmati oleh masyarakat dengan selesainya dua zona yang telah dibangun dan saling terhubung. Selain memenuhi target proporsi RTH, pembangunan RTH Kamboja juga dimaksudkan untuk memecah penumpukkan masyarakat dibeberapa lokasi bersantai yang sudah ada di Kota Banjarmasin, seperti di kawasan siring.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar