A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Jumat, 23 September 2011

Menyulap Pelepah Pisang Jadi Rupiah


BANJARMASIN – Pelepah pisang yang sekilas nampak tak berguna, di tangan Tien Soebandiri ternyata bisa disulap menjadi pajangan yang menawan, seperti boneka cantik ini. 
“Pertama bikin kerangkanya dulu dari kawat, lalu baru dibungkus dengan pelepah pisang yang sudah dikeringkan,” jelasnya waktu ditemui di Banjarmasin Trade Expo 2011, kemarin.
Boneka-boneka buatannya dihargai Rp 70 ribu perbuah. Modelnya bermacam-macam, ada yang mirip boneka Barbie, ada juga yang bergaya tradisional Indonesia, misalnya boneka petani.
“Boneka ini tidak untuk diekspor, tapi dibuat dan dijual di sini untuk para wisatawan yang datang dari luar,” kata perempuan asal Surabaya itu.
Selain boneka dari pelepah pisang, Tien juga menciptakan kreasi lainnya yang tak kalah menarik, yakni bunga artifisial dari bahan-bahan alami yang biasanya hanya menjadi sampah, mulai dari dedaunan, kulit jagung,  batang padi, sampai kepompong.
Kalau yang ini, pemasarannya sudah sampai ke luar negeri, terutama Benua Eropa. Harganya berkisar Rp 5 ribu- Rp 40 ribu,  tergantung bahan dan kerumitan proses pembuatannya.
“Soal omzet sih tidak menentu. Maklum, barang-barang seperti ini kan bukan kebutuhan pokok,” ucapnya.
Diceritakan perempuan yang aktif sebagai Dewan Penasihat Asosiasi Bunga Kering Surabaya dan kerap berkeliling memberi pelatihan tersebut, bisnis kerajinan tangannya yang unik ini dimulai sejak tahun 1996. Diawali dengan membuat bunga artifisial dari kulit jagung, selanjutnya ia terus mencoba melakukan hal sama dengan bahan-bahan lainnya.
 “Kami melatih para petani jagung di desa-desa supaya kulit jagungnya tidak dibuang. Mereka yang memotong jadi lembaran, diwarnai, lalu kami yang memproses selanjutnya,” terangnya.
Sebelumya, Tien lebih dulu menggeluti bisnis merangkai bunga dan membuat dekorasi dari bunga segar. Pada tahun 1996, ia didapuk sebagai Ketua Asosiasi Bunga Kering di Surabaya. Sejak itu, ia lebih banyak menghabiskan waktu untuk berkreasi dengan bunga-bunga kering. 

Tidak ada komentar: