BANJARMASIN – Pelepah pisang yang sekilas nampak tak
berguna, di tangan Tien Soebandiri ternyata bisa disulap menjadi pajangan yang
menawan, seperti boneka cantik ini.
“Pertama bikin kerangkanya dulu dari kawat, lalu baru dibungkus
dengan pelepah pisang yang sudah dikeringkan,” jelasnya waktu ditemui di
Banjarmasin Trade Expo 2011, kemarin.
Boneka-boneka buatannya dihargai Rp 70 ribu perbuah.
Modelnya bermacam-macam, ada yang mirip boneka Barbie, ada juga yang bergaya
tradisional Indonesia, misalnya boneka petani.
“Boneka ini tidak untuk diekspor, tapi dibuat dan dijual
di sini untuk para wisatawan yang datang dari luar,” kata perempuan asal
Surabaya itu.
Selain boneka dari pelepah pisang, Tien juga menciptakan
kreasi lainnya yang tak kalah menarik, yakni bunga artifisial dari bahan-bahan
alami yang biasanya hanya menjadi sampah, mulai dari dedaunan, kulit
jagung, batang padi, sampai kepompong.
Kalau yang ini, pemasarannya sudah sampai ke luar negeri,
terutama Benua Eropa. Harganya berkisar Rp 5 ribu- Rp 40 ribu, tergantung bahan dan kerumitan proses
pembuatannya.
“Soal omzet sih tidak menentu. Maklum, barang-barang
seperti ini kan bukan kebutuhan pokok,” ucapnya.
Diceritakan perempuan yang aktif sebagai Dewan Penasihat
Asosiasi Bunga Kering Surabaya dan kerap berkeliling memberi pelatihan tersebut,
bisnis kerajinan tangannya yang unik ini dimulai sejak tahun 1996. Diawali
dengan membuat bunga artifisial dari kulit jagung, selanjutnya ia terus mencoba
melakukan hal sama dengan bahan-bahan lainnya.
“Kami melatih para
petani jagung di desa-desa supaya kulit jagungnya tidak dibuang. Mereka yang
memotong jadi lembaran, diwarnai, lalu kami yang memproses selanjutnya,”
terangnya.
Sebelumya, Tien lebih dulu menggeluti bisnis merangkai
bunga dan membuat dekorasi dari bunga segar. Pada tahun 1996, ia didapuk
sebagai Ketua Asosiasi Bunga Kering di Surabaya. Sejak itu, ia lebih banyak
menghabiskan waktu untuk berkreasi dengan bunga-bunga kering.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar