Warga Kecewa Relokasi Gagal
BANJARMASIN –Warga yang tinggal di sekitar tempat penampungan dan pemotongan ayam, seperti di Jl P Antasari Gang Sampurna Kelurahan Sungai Baru Kecamatan Banjarmasin Tengah lagi-lagi harus menelan kekecewaan. Pasalnya, relokasi tempat penampungan dan pemotongan ayam dari tengah pemukiman mereka ke rumah pemotongan hewan (RPH) di Jl Tembus Mantuil kembali gagal.
“Mobil dan gerobak ayam itu suka parkir sembarangan, terus bau luar biasa, makanya warga tidak setuju mereka di sini,” ujar Ketua RT 4 RW 1 Gg Sampurna, Sirat Matrasid, kemarin.
Sejak tahun 2003, warga Gg Sampurna hidup di tengah “kepungan” ayam. Mobil-mobil pengangkut ayam biasanya ramai berdatangan pada sore hari. Dari tempat penampungan dan pemotongan itu, ayam dijual kepada para pengecer.
“Kadang bisa sampai pukul 02.00 dinihari, ribut sekali,” keluhnya.
Pada musim kemarau, bulu ayam beterbangan tertiup angin hingga mengotori jalan dan halaman rumah mereka. Sedangkan pada musim hujan, limbah pemotongan ayam akan mengalir ke pemukiman warga yang lebih rendah. Pihaknya telah menyampaikan permohonan relokasi mulai tahun 2007, namun hingga dua kali berganti walikota tak kunjung terealisasi.
“Kita bantu pemerintah lho kalau pedagang direlokasi. Di sini pedagang tidak bayar retribusi, pemotongan dan kesehatan ayamnya juga tidak diawasi. Ayam sehat atau mati yang dijual kita tidak tahu,” tuturnya.
Salah seorang warga, M Husni menambahkan bahwa warga sebenarnya tidak keberatan para pedagang bertahan di lingkungan mereka, asalkan tidak membuat warga resah.
“Kalau bikin jalan macet dan orang tidak bisa lewat, berarti mengganggu ketertiban umum. Kami juga takut terserang flu burung. Siapa yang mau bertanggung jawab?” tukasnya.
Ia pun berhadap kepada Pemerintah Kota Banjarmasin agar ada ketegasan. Warga tidak berdaya untuk mengusir para pedagang tanpa adanya kebijakan dari pemerintah.
“Saya heran, apakah waktu mau relokasi itu jumlah pedagang tidak dihitung sampai RPH tidak mampu menampung?” sambungnya.
Sementara itu, dalam pertemuan dengan anggota DPRD Kota Banjarmasin yang tengah melakukan reses di kantor Kecamatan Banjarmasin Tengah kemarin, aspirasi tersebut kembali disampaikan. Menanggapi hal itu, anggota DPRD Kota Banjarmasin Matnor Ali mengatakan bahwa tempat penampungan dan pemotongan ayam yang berada di tengah rumah-rumah penduduk memang sudah selayaknya dipindah.
"Kami bukan tidak peduli dengan para pedagang. Tapi ada kepentingan yang lebih besar lagi yang harus diperhatikan, yaitu kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitar penampungan dan pemotongan ayam,” cetusnya.
Soal ketidakpuasan pedagang terkait fasilitas yang ada di RPH, ia mengatakan bahwa itu juga harus jadi perhatian Pemerintah Kota Banjarmasin dengan cara melakukan pembenahan. Hal itu penting agar para pedagang ayam tidak bernasib sama seperti pedagang Pasar Burung atau Pasar Kapuk yang setelah direlokasi, usahanya justru mati.
“Kami berharap masyarakat bisa mengerti bahwa tujuan relokasi adalah untuk penataan kota. Tapi di sisi lain, jangan sampai pemindahan malah mematikan usaha masyarakat,” tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar