A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Jumat, 25 Maret 2011

Guru SMKN 4 Banjarmasin Lolos Audisi Master Chef RCTI

Ingin Jadi Guru Sekaligus Koki Entertainer

Berawal dari hobi, berbuah jadi prestasi. Itulah kalimat paling pas untuk menggambarkan sosok Agus Gazali Rahman (24), guru jurusan Tata Boga di SMK Negeri 4 Banjarmasin, yang sukses lolos audisi adu bakat memasak di RCTI, Master Chef Indonesia.

NAZAT FITRIAH, Banjarmasin

Memasak seolah sudah menjadi bagian dari hidup Agus, demikian kelahiran Marabahan, 17 Agustus 1986 ini biasa disapa. Gara-gara sering membantu ibunya yang punya usaha rumah makan di Marabahan, memasak pun lambat laun menjadi hobi anak bungsu dari tiga bersaudara pasangan Nanang Burhan-Hj Noorhasanah ini.

“Lulus SMP, saya memutuskan untuk mendalami bidang memasak dengan masuk jurusan Tata Boga,” ujar alumni SMKN 4 Banjarmasin tahun 2006 tersebut membuka cerita.

Setelah lulus, kebetulan ia mendapat beasiswa melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Malang (UNM), setelah sebelumnya memenangkan Lomba Keterampilan Siswa (LKS) tingkat Nasional pada tahun 2006 lalu. Di perguruan tinggi, kembali ia menekuni bidang tata boga.

Selama di Malang, ia semakin aktif mengikuti berbagai lomba, baik yang berkaitan dengan dunia memasak maupun lainnya. Sedikitnya, ada 12 trofi yang diangkutnya saat pulang kampung. Bahkan, ia juga dinobatkan sebagai mahasiswa berprestasi non akademik di jurusan Tata Boga UNM.

Kembali ke Banjarmasin, ia kemudian ditawari untuk menjadi guru honor di almamaternya. Selain itu, pada sore hari ia juga bekerja sebagai supervisor di salah satu restoran di Jl A Yani kilometer lima.

“Dari hobi, sekarang juga jadi pekerjaan saya,” kata Atak Batola 2008 itu.

Terkait keikursertaannya di Master Chef Indonesia yang diadaptasi dari reality show Master Chef Australia, ia menuturkan semua berawal dari iklan yang dilihatnya di televisi dan majalah. Audisi sendiri cuma diadakan di empat kota, yakni Medan, Surabaya, Jakarta, dan Bandung.

“Saya ikut di Surabaya. Audisi dilaksanakan tanggal 19 Februari 2011 lalu,” tuturnya.

Pada audisi yang diikuti sekitar 200 peserta tersebut, penyaringan dilakukan dua tahap. Di tahap pertama, selain harus menjalani wawanacara, setiap peserta diwajibkan membawa makanan yang sudah siap saji. Waktu itu ia membuat puding nasi, resep kreasinya yang sebelumnya sudah pernah menjadi juara dua dalam ajang Beef Up Your Breakfast Cooker Competition 2010 yang diadakan sebuah majalah kuliner.

“Inspirasinya dari banyak melihat referensi di majalah, kemudian dikembangkan lagi. Kadang kalau melihat apa, suka kepikiran enaknya dibuat apa. Saya memang suka mengkhayal orangnya. Sampai sekarang, saya sudah membuat ratusan resep,” tambahnya.

Dari dua tahap audisi, jumlah peserta menyusut menjadi 25 orang. Besoknya, kembali diadakan audisi kedua, dimana peserta diminta membuat main course atau makanan utama dalam waktu 20 menit. Kali ini, Agus memilih menu masakan Eropa yang berhasil diselesaikannya dalam waktu 14 menit saja.

“Setelah selesai memasak, kita presentasi di depan delapan juri soal hasil masakan, bahan, dan pengolahan,” lanjutnya.

Tiga minggu kemudian, barulah hasil audisi kedua diumumkan. Ada delapan orang finalis dari Surabaya yang lolos, termasuk Agus. Bak pepatah buah jatuh tak jauh dari pohonnya, prestasi Agus ini mengikuti jejang sang ibu Hj Noorhasanah yang baru-baru ini juga memenangkan sebuah kontes memasak tingkat nasional yang digelar salah satu produk penyedap masakan.

Sementara itu, ada 30 orang finalis yang akan beradu bakat di Master Chef Indonesia, dan mereka akan mengikuti karantina di Jakarta selama kurang lebih empat bulan, yakni pada 25 Maret-1 Agustus 2011.

“Yang lolos audisi hampir tidak ada orang hotel, justru rata-rata mahasiswa. Saya kurang tahu juga kriteria yang dipakai juri, tapi kalau diamati sepertinya penilaiannya didasarkan pada penampilan masakan, rasa, dan cara berkomunikasi dalam mempresentasikan keunikan dari masakan kita,” katanya lagi.

Sistem eliminasi sendiri nantinya murni berdasarkan penilaian juri, dan tidak ada polling SMS. Oleh sebab itu, ia pun mempersiapan diri lebih baik lagi dengan lebih banyak membaca referensi. Dari peraturan yang diberikan pihak panitia, di kontes itu nantinya peserta akan diberi tantangan-tantangan, dimana juri akan memberi tema masakan dan bahan baku apa yang harus diolah.

“Saya berusaha jadi yang terbaik saja. Dari kontes ini, semoga cita-cita saya menjadi guru sekaligus koki entertainer bisa terwujud,” tandasnya.

Tidak ada komentar: