A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Kamis, 17 Maret 2011

Jepang Bergejolak, Alihkan Pasar

BANJARMASIN – Musibah gempa dan tsunami yang mengguncang Jepang berpotensi mengganggu ekspor Kalimantan Selatan. Pasalnya, Jepang merupakan salah satu negara tujuan ekspor utama Kalsel dalam kurun waktu lima tahun terakhir, selain negara-negara Asia Timur lainnya seperti Cina, Korea Selatan, Filipina, Taiwan, Hongkong, dan India.

“Pada 2008-2009, ekspor kita yang utama tertuju ke Jepang. Untuk tahun 2010, volume ekspor Kalsel ke Jepang menduduki peringkat kedua. Karena Jepang salah satu pasar utama, kalau sekarang negara tersebut sedang bergejolak akibat tsunami, tentu saja ekspor kita akan terganggu,” ujar Plt Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri (Daglu) Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kalsel, Gt Yasni Iqbal.

Setiap tahun, dominasi Jepang di sektor ekspor ini berkisar 20-25 persen. Pada tahun 2010, volume ekspor Kalsel ke Jepang mencapai 12,3 juta kilogram dengan nilai sekitar USD 1,19 miliar. Adapun berbagai produk Kalsel yang diekspor ke negeri sakura itu antara lain karet, plywood, produk jadi dari bahan rotan seperti lampit, batu bara, perikanan seperti udang, dan sebagainya kecuali VCO atau minyak kelapa sawit.

“Tahun 2010, ekspor ke Jepang memang kalah dengan Cina, tapi selisihnya tidak terlalu banyak. Kalau jepang bergejolak, secara langsung pasti akan mempengaruhi,” tambahnya.

Ia sendiri belum dapat memprediksi seberapa besar pengaruh yang dapat ditimbulkan, baik terhadap volume maupun nilai ekspor Kalsel secara keseluruhan. Pihaknya masih harus menunggu kebijakan dari pemerintah Jepang. Tapi jika Jepang bisa pulih lebih cepat, maka pengaruhnya tentu tidak akan terlalu signifikan.

“Jepang jauh lebih maju dari Indonesia, sehingga mungkin mereka akan pulih lebih cepat,” katanya.

Menurutnya, peluang ekspor sebetulnya tetap terbuka pasca gempa dan tsunami yang melanda Jepang, karena bagaimana pun juga Jepang pasti tetap akan membutuhkan ekspor dari negara lain untuk menggenjot pembangunan di dalam negerinya, terutama karet dan batubara, sehingga saat ini pihaknya tidak terlalu merasa khawatir. Di lain pihak, masih ada opsi yang dapat diambil guna menghindari anjloknya ekspor Kalsel akibat guncangan ekonomi yang tengah dialami Jepang, yakni dengan mengalihkan pasar ke negara-negara lain, terutama di kawasan Asia Timur.

“Kalau ada negara tujuan ekspor yang sedang bergejolak, biasanya kita akan mencari pasar lain. Pasar kita kan banyak, terutama di Asia Timur, mungkin kita akan pindahkan ke Cina, Taiwan, atau Korea,” terangnya.

Tidak ada komentar: