Jelang Konversi Gas Tahap Berikutnya
BANJARMASIN – Menghadapi launching konversi minyak tanah ke gas tahap berikutnya, yakni di Kota Banjarbaru yang direncanakan pada bulan April 2011 ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Kalimantan Selatan kembali memokuskan perhatian pada peredaran tabung gas dan segala aksesorisnya, seperti selang dan regulator.
Kepala Seksi Perlindungan Konsumen dan Pengawasan Barang Beredar (PKPBB) Disperindag Kalsel, M Syamlani kemarin mengatakan, hal ini merupakan bentuk antisipasi terhadap hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kasus ledakan tabung gas yang beberapa waktu lalu sempat meneror masyarakat di Pulau Jawa .
“Kami datangi minimarket dan toko-toko, tapi sampai sekarang belum ditemukan yang tidak sesuai aturan,” katanya.
Instruksi yang sama untuk mengawasi peredaran tabung dan aksesorisnya ini juga telah diberikan kepada pemerintah kabupaten dan kota. Jika ada ditemukan yang tidak sesuai aturan, maka barang harus ditarik dan tidak boleh dijual lagi.
Adapun syarat yang ditetapkan pemerintah adalah harus berlabel SNI. Dari hasil sidak yang dilakukan oleh Kementerian Perdagangan di beberapa daerah di Indonesia beberapa waktu lalu, berhasil disita sejumlah barang impor yang tidak memenuhi SNI, seperti selang karet kompor gas elpiji asal China yang ditemukan beredar di Semarang. Namun, sejauh ini Disperindag Kalsel belum pernah menjumpai kasus serupa. Meski demikian, hal ini tidak menjamin bahwa Kalsel aman.
“SNI itu kan prosesnya di pusat. Bisa jadi produsen hanya sekali lapor, tapi berikutnya tidak lapor lagi,” katanya.
Selain itu, menurutnya aturan baku SNI sendiri juga belum sempurna, misalnya terkait ukuran logo SNI yang ternyata belum standar.
“Sulit memang memastikan soal kualitas ini. Yang jelas, peranan kami saat ini hanya mengawasi ada label SNI atau tidak,” tambahnya.
Sementara itu, sejak launching konversi yang pertama di Kecamatan Tatah Makmur Kabupaten Banjar pada awal Maret 2011 tadi, ia mengungkapkan belum ada komplen yang masuk terkait kualitas paket yang dibagikan. Sebelum paket dibagikan, pihaknya sendiri sudah melakukan kunjungan ke gudang. Dari 400 paket, diambil beberapa sampel dan hasilnya sudah sesuai standar.
“Sekarang tinggal bagaimana masyarakat memperlakukan tabung. Kalau masyarakat di daerah lain, kesalahannya adalah saat regulator tidak mau masuk tetap dipaksakan. Akibatnya, karet di dalamnya rusak sehingga tidak netral lagi dan gasnya pun keluar. Ketika ada yang menyalakan api, akhirnya meledak,” tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar