A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Kamis, 07 April 2011

Garuda Tidak Kaku Soal Penalti

Terkait Keterlambatan Pemberangkatan Umrah

BANJARMASIN – Selama kurun waktu Februari sampai akhir Maret 2011, jumlah jamaah umrah asal Kalimantan Selatan telah mencapai dua ribu orang lebih. Dari jumlah tersebut, hingga akhir bulan Maret 2011, diperkirakan ada sekitar 150-200 orang jamaah yang mengalami keterlambatan pemberangkatan.

Marketing and Sales Manager Garuda Indonesia Banjarmasin, Gatot Rijadi yang dikonfirmasi kemarin mengatakan tidak tahu persis berapa angka pastinya karena rata-rata jamaah tertahan di Jakarta sehingga data yang akurat ada di pusat.

“Ini jumlah estimasi saja. Jumlah jamaah per penyelenggara kita juga tidak tahu persis,” ujarnya.

Seperti diketahui, keterlambatan pemberangkatan jamaah umrah tengah menjadi fenomena yang hangat dalam sebulan terakhir dan merupakan masalah nasional. Kisruh masalah visa di Kedutaan Besar Arab Saudi pun disebut-sebut sebagai biang keladinya.

“Memang bukan salah travel. Dari sisi pembukuan mereka sudah fixed berangkat tanggal sekian, dengan harapan visa bisa keluar pas tanggal tersebut. Tapi ternyata pas hari H tidak keluar. Akhirnya, visa tidak ada sehingga tidak bisa berangkat,” tambahnya.

Namun begitu, ia menyatakan tidak ada jamaah yang sampai terkatung-katung, apalagi sampai tidak jadi berangkat. Para jamaah yang mengalami keterlambatan ini sendiri menjadi prioritas dari pihak maskapai untuk diberangkatkan secepatnya.

“Begitu batal, biasanya langsung berangkat lagi besok atau besoknya. Paling lama 2-3 hari, tidak ada yang sampai terkatung-katung berminggu-minggu,” tukasnya.

Akibat adanya sejumlah keterlambatan ini, ia mengaku tak ada dampak yang serius terhadap maskapai, termasuk terhadap jadwal penerbangan. Dampak terbesar justru harus ditanggung oleh travel penyelenggara umrah.

“Waktu umrah jadi tidak sesuai dari yang awalnya 14 hari, karena terkendala visa harus hilang 1-2 hari. Kemudian penyelenggara harus menyiapkan dana tambahan selama menunggu keberangkatan,” katanya.

Di samping itu, travel juga harus membayar penalti kepada maskapai. Meski demikian, pihaknya memilih untuk tidak terlalu kaku dalam menerapkan aturan yang ada. Menurutnya, besaran penalti masih bisa dipertimbangkan dan Garuda akan memberi keringanan selama seat tidak sampai kosong.

“Penalti itu macam-macam, ada yang hangus, hangus separuh, ada yang kena 100-200 dollar. Gagal karena visa ini harusnya separuh. Tapi kalau seat penuh masih bisa dipertimbangkan, antara 50-100 dollar per penumpang,” tandasnya.

Tidak ada komentar: