Hobi tidak selalu identik dengan menghabiskan uang. Seperti yang dilakoni Akhmad Zamroni, penggemar mobil Volkswagen (VW) yang menyulap salah satu mobil koleksinya menjadi kafe berjalan.
NAZAT FITRIAH, Banjarmasin
Minum kopi di kafe barangkali sudah menjadi salah satu ciri gaya hidup masyarakat di perkotaan. Di Banjarmasin, ada sebuah kafe unik untuk ngopi sambil menikmati pemandangan Sungai Martapura di malam hari. Unik karena kafe ini bisa berjalan atau mobile.
Roni, begitu pemilik kafe yang dinamai 79 Cafe itu biasa disapa menuturkan, kisah bermula ketika ia melihat salah satu dari 13 mobil VW koleksinya yang hanya didiamkan begitu saja. Mobil VW tipe kodok oval rectov keluaran tahun 1953 tersebut adalah mobil VW pertama yang berhasil dibelinya sekitar tahun 1990-an.
“Saya punya tekad, sampai sejelek apapun tidak akan dijual. Sebelum jadi kafe, mobil ini sempat tidak dipakai, tidak diapa-apakan. Tapi dipikir-pikir buat apa didiamkan, lama-lama bisa rusak,” ujarnya.
Di saat yang sama, perkembangan usaha kafe yang dirintisnya di kawasan Kayu Tangi tidak terlalu menggembirakan. Akhirnya, sekitar sebulan lalu, ia pun memutuskan untuk memodifikasi mobilnya itu menjadi kafe berjalan.
“Kebetulan saya punya bengkel spesialis modifikasi mobil, jadi bujet tidak bisa diukur karena semua dikerjakan sendiri. Tapi untuk interior seperti ini kisarannya sekitar 10 juta termasuk alat,” katanya ketika disinggung soal biaya yang dihabiskan untuk menyulap mobilnya tersebut.
Setiap malam kecuali malam minggu, kafe ini bisa dijumpai di kawasan siring Sudirman tepat di depan kantor Gubernur. Beragam minuman dan makan ringan disediakan, seperti aneka macam kopi, jus, roti bakar, dan mie instan. Untuk tempat duduk, disediakan beberapa kursi dan meja kecil yang diletakkan di samping mobil.
“Yang menjalankan banyak anak-anak band. Jadi, kalau pas ada jadwal manggung, mereka libur. Kita start dari pukul 18.00, tutupnya bisa sampai pukul 02.00-03.00,” terang pria yang profesi aslinya adalah pengusaha di bidang kontraktor dan konsultan itu.
Diakui Ketua Banjarmasin Volkswagen Club (BVoC) tersebut, orientasi utama dari proyek ini memang untuk bisnis. Namun, di samping itu juga untuk menjalin komunikasi dengan komunitas lain, sekaligus memberi contoh bahwa hobi tidak sekadar mengeluarkan uang, tapi juga menjadi peluang bisnis. Belakangan, 79 Cafe ini menjadi tempat kumpul sejumlah komunitas di Banjarmasin, seperti VW, Vespa, fotografi, reggae, dan lain-lain.
“Orientasinya jelas bisnis, tapi bukan bisnis beneran juga. Lebih kepada hobi dan tempat ngumpul. Pokoknya asal jalan dan ramai saja,” tukasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar