A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Jumat, 27 Mei 2011

Rapel Kenaikan Pensiun Capai Rp 30 M

Setoran Premi Sering Terlambat

BANJARMASIN – Setoran premi dari pemerintah daerah kepada PT Taspen masih sering mengalami keterlambatan. Padahal, keterlambatan ini berpotensi menghambat investasi yang semestinya bisa lebih cepat sehingga secara tidak langsung ikut menghambat peningkatan kesejahteraan para PNS.

“Sebelum tanggal 10 harusnya sudah setor, tapi kadang masih terlambat 1-2 bulan,” ujar Kepala Bidang Klaim PT Taspen Cabang Banjarmasin Fachrin Jaya, kemarin.

Harusnya, ada penalti yang dikenakan untuk keterlambatan itu. Namun, selama ini PT Taspen tidak pernah menerapkan kebijakan tersebut dan lebih memilih melakukan pendekatan persuasif.

“Karena sesama instansi pemerintah kita pakai pendekatan pesuasif saja,” katanya.

Sementara itu, untuk pembayaran rapel penyesuaian pokok pensiun pada tahun 2011 ini, PT Taspen Cabang Banjarmasin telah merealisasikan dana sekitar Rp 30 miliar lebih. Setiap tahun, pokok pensiun rata-rata mengalami kenaikan 10 persen.

Fachrin mengatakan, pembayaran rapel telah didistribusikan kepada seluruh kantor bayar mitra Taspen pada tanggal 23 Mei tadi, yakni PT Pos, Bank Kalsel, BRI, Bank Syariah Mandiri, dan BTPN.

“Adapun pembayaran pensiun induk hingga bulan Juni 2011 mencapai Rp 61.321.369.500. Sebelumnya sekitar Rp 58 miliar saja. Setelah ada kenaikan pokok pensiun, tentu ada peningkatan belanja untuk dana pensiun,” terangnya.

Rapel penyesuaikan pokok pensiun ini harus diambil paling lambat tanggal 20 Juni, kecuali yang dicairkan melalui bank karena akan langsung dialihbukukan.

“Kalau pencairan tunai di kantor pos tidak boleh mengendap terlalu lama. Kalau tidak diambil, akan disetor kembali ke kas negara,” tambahnya.

Saat ini, pensiunan yang ada di Kalsel tercatat sebanyak 37.941 orang. Sedangkan penambahan pensiunan baru rata-rata mencapai 250 orang perbulan. Ini jauh lebih tinggi dari pengurangan karena mutasi atau meninggal dunia yang hanya berkisar 20-30 orang perbulan. Menurut Fachrin, ini menunjukkan taraf kesehatan para PNS yang semakin lama semakin baik.

“Dibanding tahun 1980-an, kesehatan para PNS sekarang memang lebih baik. Sebelum memasuki pensiun, mereka juga diberi pembekalan sehingga tidak stres, bahkan tetap produktif. Beberapa mitra bayar kita juga menyediakan bantuan kredit kalau mereka ingin berusaha,” tuturnya.

Tidak ada komentar: