A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Rabu, 15 Juni 2011

BI-Pemkab Tabalong Teken MoU Klaster Karet

Mudahkan Petani Akses Modal ke Bank

BANJARMASIN - Hasil Focus Group Discussion (FGD) antara Bank Indonesia (BI) Banjarmasin, Pemerintah Kabupaten Tabalong, serta Tim Fasilitasi Percepatan Pemberdayaan Ekonomi Daerah (TFPPED) Kalimantan Selatan soal program peningkatan kesejahteraan petani melalui peningkatan produksi dan kualitas bahan olahan karet (bokar) pada bulan lalu telah ditindaklanjuti dengan penandatanganan MoU Program Pengembangan Pengolahan Karet di Koperasi Perkebunan Bina Usaha Desa Kasiau Raya Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong, Kamis (9/6).

Pemimpin Bank Indonesia Banjarmasin sekaligus Direktur Regional Wilayah Kalimantan Khairil Anwar mengatakan, penandatanganan MoU ini merupakan sinergi antara Pemkab Tabalong dan BI Banjarmasin dalam memberdayakan sektor riil dan UMKM di Kalsel.

”Hal tersebut merupakan bukti nyata dari komitmen BI untuk turut serta mengembangkan komoditas unggulan daerah demi peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani karet yang banyak terdapat di Kabupaten Tabalong,” ujarnya.

Karet merupakan salah satu komoditas unggulan Kalsel yang sudah menjadi warisan turun menurun masyarakat. Berdasarkan data Dinas Perkebunan Kalsel, luas areal perkebunan karet meningkat dari 218.283 hektar pada 2009 menjadi 223.554 hektar pada 2010 atau bertambah 2,41 persen.

Sedangkan tingkat produksi karet Kalsel meningkat sebesar 5,91 persen dari 132.593 ton menjadi 140.431 ton seiring dengan adanya perluasan areal lahan. Dari hasil produksi perkebunan milik rakyat tersebut, Kabupaten Tabalong memberi kontribusi terbesar dengan persentase 26,97 persen.

“Tabalong memiliki potensi karet yang cukup besar, oleh sebab itu kami memokuskan pada pengembangan komoditas tersebut, khususnya di tiga kecamatan di Tabalong yang meliputi sekitar seratus orang petani,” tambahnya.

Tujuan akhirnya, lanjutnya, adalah bagaimana agar terjadi intermediasi antara petani karet setempat dengan pihak perbankan terkait akses permodalan.

“Setelah enam bulan sampai setahun, kita akan lihat hasilnya,” katanya.

Sebelumnya, pada tahun 2011 ini program yang sama juga telah diterapkan untuk komoditas padi di Kabupaten Barito Kuala serta produk sasirangan di Kota Banjarmasin. ”Setiap daerah memiliki komoditas dan produk unggulan masing-masing. Adalah tugas kita semua untuk mengembangkannya lebih lanjut agar memiliki daya saing yang lebih tinggi di pasar lokal maupun internasional,” tukas Khairil.

Sementara itu, dalam rangkaian acara penandatanganan MoU klaster karet di Kabupaten Tabalong, BI juga sekaligus melakukan sosialisasi program klaster dan skim kredit sektor perkebunan kepada para petani karet yang tergabung dalam sejumlah koperasi, antara lain Koperasi Perkebunan Bina Usaha, Koperasi Petani Karet Yudistira, serta Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Agung Barokah Kabupaten Tabalong.

Tidak ada komentar: