BANJARMASIN – Kementerian Perindustrian RI akan memfasilitasi para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) sandang untuk melakukan peremajaan mesin dan peralatan dengan memberikan subdisi pembelian mesin dan peralatan baru. Dengan adanya peremajaan, diharapkan kapasitas dan kualitas IKM sandang akan lebih baik.
Pelaksana Seksi Industri Tekstil dan Aneka Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kalsel Abdul Ganie kemarin mengungkapkan, pemberian subsidi ini merupakan implementasi dari Peraturan Menteri Perindustrian tentang Program Restrukturisasi Mesin Peralatan IKM Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) dan IKM Kulit dan Produk Kulit.
“Restrukturisasi ini arahnya perorangan, jadi nanti kita akan mendata IKM sandang yang perlu peremajaan mesin peralatan,” ujarnya.
Dijelaskannya, program ini merupakan bantuan potongan harga pembelian mesin peralatan dengan ketentuan potongan maksimal 25 persen dari nilai pembelian mesin peralatan produksi luar negeri, potongan maksimal 30 persen dari nilai pembelian mesin peralatan produksi dalam negeri, dan sekurang-kurangnya Rp 10 juta-Rp 500 juta dalam satu tahun anggaran perpermohonan.
“Kita juga masih meraba-raba seperti apa mesin peralatan yang dimaksud, nanti akan ada sosialisasi langsung dari pusat,” katanya.
Ditambahkannya, resktrukturisasi ini terkait juga dengan upaya meningkatkan komposisi industri di luar Pulau Jawa dan Bali. Selama ini, sektor industri memang didominasi Pulau Jawa dan Bali dengan persentasi hampir 70 persen, sedangkan 30 persen sisanya tersebar di luar kedua pulau tersebut.
“Target pemerintah pada tahun 2010-2014 adalah mengubah komposisi itu menjadi 60 banding 40. Salah satu caranya adalah dengan restrukturisasi,” tukasnya.
Di Kalimantan Selatan sendiri, IKM sandang tumbuh cukup subur. Saat ini, sedikitnya ada 50 buah lebih IKM sandang dengan produk andalan kain sasirangan. Di samping itu, ada pula tenun gedogan yang dikembangkan masyarakat Bugis di Kabupaten Tanah Bumbu. Kebanyakan mereka masih berproduksi dengan cara tradisional dan semimodern.
Pelaksana Seksi Industri Tekstil dan Aneka Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kalsel Abdul Ganie kemarin mengungkapkan, pemberian subsidi ini merupakan implementasi dari Peraturan Menteri Perindustrian tentang Program Restrukturisasi Mesin Peralatan IKM Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) dan IKM Kulit dan Produk Kulit.
“Restrukturisasi ini arahnya perorangan, jadi nanti kita akan mendata IKM sandang yang perlu peremajaan mesin peralatan,” ujarnya.
Dijelaskannya, program ini merupakan bantuan potongan harga pembelian mesin peralatan dengan ketentuan potongan maksimal 25 persen dari nilai pembelian mesin peralatan produksi luar negeri, potongan maksimal 30 persen dari nilai pembelian mesin peralatan produksi dalam negeri, dan sekurang-kurangnya Rp 10 juta-Rp 500 juta dalam satu tahun anggaran perpermohonan.
“Kita juga masih meraba-raba seperti apa mesin peralatan yang dimaksud, nanti akan ada sosialisasi langsung dari pusat,” katanya.
Ditambahkannya, resktrukturisasi ini terkait juga dengan upaya meningkatkan komposisi industri di luar Pulau Jawa dan Bali. Selama ini, sektor industri memang didominasi Pulau Jawa dan Bali dengan persentasi hampir 70 persen, sedangkan 30 persen sisanya tersebar di luar kedua pulau tersebut.
“Target pemerintah pada tahun 2010-2014 adalah mengubah komposisi itu menjadi 60 banding 40. Salah satu caranya adalah dengan restrukturisasi,” tukasnya.
Di Kalimantan Selatan sendiri, IKM sandang tumbuh cukup subur. Saat ini, sedikitnya ada 50 buah lebih IKM sandang dengan produk andalan kain sasirangan. Di samping itu, ada pula tenun gedogan yang dikembangkan masyarakat Bugis di Kabupaten Tanah Bumbu. Kebanyakan mereka masih berproduksi dengan cara tradisional dan semimodern.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar