A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Minggu, 17 Juli 2011

Pembatasan Visa Masih Menghantui

BANJARMASIN – Jumlah jemaah umrah dari Kalimantan Selatan untuk keberangkatan bulan Ramadan pada tahun ini diperkirakan bisa mencapai tiga ribu orang yang berasal dari sekitar 20 travel, termasuk konsorsium. Angka ini setidaknya terlihat dari jumlah jemaah yang melakukan vaksinasi Meningitis di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Trisakti Banjarmasin.
Ketua Perhimpunan Penyelenggara Umrah untuk Vaksin Meningitis Kalsel Irwansyah mengatakan, secara konkret tidak ada data yang akurat yang bisa menjadi pegangan. Namun, jumlah jemaah umrah yang diberangkatkan oleh travel penyelenggara umrah dan haji di Kalsel memang cenderung terus meningkat setiap tahunnya.
“Dari travel kita meningkat, travel lain kemungkinan juga sama,” ujar Pimpinan penyelenggara umrah dan haji PT Al Amsor Mubarokah Cabang Banjarmasin itu.
Sementara itu, persoalan pembatasan visa masih cukup menghantui para penyelenggara haji dan umrah hingga saat ini.
“Pemerintah Arab Saudi mungkin tidak mengira minat umrah lebih besar dari kuota yang diberikan. Sejak pembatasan diterapkan tahun 2010, yang agak parah memang tahun 2011 ini,” katanya.
Kebijakan yang diterapkan Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta itu, lanjutnya, sangat mengganggu jadwal yang sudah dibuat travel, serta berpotensi besar menimbulkan kerugian karena adanya pergeseran waktu keberangkatan yang membuat travel harus mengeluarkan biaya tambahan selama jemaah tertahan.
“Untuk travel kami saja, kerugian yang dialami kantor pusat dan daerah tahun ini mencapai ratusan juta rupiah,” imbuhnya.
Sejak adanya pembatasan tersebut, pihaknya pun terpaksa membatasi jumlah jemaah guna menekan resiko kerugian.
“Dulu terima terus,” sambungnya.
Mestinya, katanya, Kalsel memiliki akses langsung ke pemerintah Arab Saudi sehingga jika ada permasalahan seperti ini, bisa langsung ditangani secara cepat. Apalagi, jumlah jemaah umrah asal Kalsel merupakan yang terbesar di Indonesia.
“Tapi saat ini sudah lebih mending dari bulan-bulan sebelumnya, dulu satu travel bisa tertinggal puluhan sampai ratusan orang jemaah,” ucapnya.
Di samping itu, ia juga berpendapat bahwa sebaiknya ada regulasi yang mengatur soal batasan tarif tertinggi dalam pengurusan visa ini. Saat ini, tarif pembuatan visa yang dikenakan operator bervariasi mulai USD 60 sampai dengan di atas USD 100, tergantung urgensi travel yang ingin memberangkatkan.
“Kita khawatir ibadah umrah ini dijadikan bisnis, padahal kan tujuannya ibadah,” tandasnya.

Tidak ada komentar: