A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Selasa, 02 Agustus 2011

Sembako Adem Ayem, Mitan Bergejolak

Juli, Inflasi Banjarmasin 0,03 Persen

BANJARMASIN - Relatif terjaganya stok bahan-bahan pokok jelang Ramadan di Banjarmasin, membuat kekhawatiran akan melesatnya angka inflasi tidak terbukti. Dari hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan, tingkat inflasi Kota Banjarmasin pada bulan Juli 2011 tercatat hanya 0,03 persen, jauh dari tingkat inflasi rata-rata nasional yang mencapai 0,6 persen.
“Angka ini membuat kita cukup surprised,” ujar Kepala BPS Kalsel Bambang Pramono, kemarin.
Umumnya, kedatangan bulan puasa selalu disambut dengan naiknya harga-harga sejumlah kebutuhan pokok seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Di beberapa daerah lainnya di Indonesia, kenaikan harga terjadi pada tiga komoditas utama, yakni beras, telor ayam ras, dan daging ayam. Sedangkan di Banjarmasin, kenaikan harga hanya dialami komoditas telor ayam ras.
“Harga beras di Banjarmasin justru turun karena panen raya, sedangkan harga daging ayam sudah naik sejak bulan sebelumnya sehingga jelang Ramadan tekanannya sudah berkurang,” terangnya.
Pada bulan Juni, harga daging ayam di Banjarmasin mencatat kenaikan tertinggi di Kalimantan, yakni mencapai 18 persen. Dari hasil pantauan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kalsel, kenaikan harga daging ayam hanya terjadi di tingkat eceran. Alasannya, karena adanya momen bulan Ramadan yang notabene hanya datang sekali setahun. Di tingkat distributor sendiri, harga daging ayam tidak mengalami kenaikan signifikan.
Inflasi pada bulan Juli sendiri, lanjut Bambang, lebih dipicu oleh gejolak harga minyak tanah yang diduga sebagai imbas dari penerapan program konversi minyak tanah ke elpiji.
“Seandainya tidak ada konversi, pasti akan deflasi,” imbuhnya.
Jika kondisi harga bahan-bahan pokok tetap terjaga seperti saat ini, diyakini tingkat inflasi Kota Banjarmasin pada akhir tahun nanti tidak akan lebih dari empat persen.
Sementara itu, kewaspadaan kini tertuju pada bulan Agustus mengingat momen puasa dan perayaan Idul Fitri sama-sama jatuh dibulan tersebut.
“Bulan Agustus ini otomatis full bulan permintaan, sehingga kemungkinan besar tingkat inflasi akan cukup tinggi,” katanya.
Terlebih, bulan Agustus ini pula BPS Kalsel akan mulai melakukan survei terhadap biaya pendidikan di sekolah-sekolah dan memasukkannya menjadi salah satu aspek dalam perhitungan inflasi di Kota Banjarmasin.

Tidak ada komentar: