A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Kamis, 15 September 2011

Belanja Rokok Saingi Beras


BANJARMASIN - Konsumsi rokok masyarakat di Indonesia sangat besar. Bahkan, rokok merupakan kebutuhan nomor dua masyarakat setelah beras. Di Kalimantan Selatan, rokok adalah salah satu dari sepuluh komoditas yang kerap memberikan sumbangan inflasi terbesar.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel, konsumsi rokok termasuk dalam lima kebutuhan utama yang menyedot pengeluaran rata-rata perkapita perbulan urang banua.
Kepala Bidang  Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS) BPS Kalsel Slamet Supriadi, pada tahun 2010 pengeluaran masyarakat Kalsel untuk membeli rokok mencapai sekitar Rp 11 miliar.
“Rata-rata perbulan sekitar Rp 940 juta,” ujarnya, kemarin.
Angka tersebut diolah dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2010, dimana pengeluaran rata-rata perkapita perbulan untuk kelompok tembakau dan sirih di provinsi Kalsel diketahui sebesar Rp 28.438 perorang. Dibanding tahun 2009, ada kenaikan karena sebelumnya hanya Rp 24.047 perorang.
Di sisi lain, pengeluaran masyarakat di pedesaan untuk konsumsi rokok tercatat lebih tinggi dari di perkotaan, yakni masing-masing Rp 28.992 perorang dan Rp 27.798 perorang.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk beras, angkanya ternyata juga tak berbeda jauh. Seperti diungkapkan Kepala Seksi Diseminasi dan Layanan Statistik BPS Kalsel Rohdiana Kurniawati, data Susenas 2010 menunjukkan bahwa pengeluaran rata-rata perkapita perbulan masyarakat Kalsel untuk membeli beras mencapai Rp 37.105 perorang. 

Tidak ada komentar: