BANJARMASIN - Konsumsi rokok masyarakat di Indonesia sangat besar.
Bahkan, rokok merupakan kebutuhan nomor dua masyarakat setelah beras. Di
Kalimantan Selatan, rokok adalah salah satu dari sepuluh komoditas yang kerap memberikan
sumbangan inflasi terbesar.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel, konsumsi rokok termasuk
dalam lima kebutuhan utama yang menyedot pengeluaran rata-rata perkapita
perbulan urang banua.
Kepala Bidang Integrasi
Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS) BPS Kalsel Slamet Supriadi, pada
tahun 2010 pengeluaran masyarakat Kalsel untuk membeli rokok mencapai sekitar
Rp 11 miliar.
“Rata-rata perbulan sekitar Rp 940 juta,” ujarnya, kemarin.
Angka tersebut diolah dari Survei Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas) 2010, dimana pengeluaran rata-rata perkapita perbulan untuk kelompok
tembakau dan sirih di provinsi Kalsel diketahui sebesar Rp 28.438 perorang.
Dibanding tahun 2009, ada kenaikan karena sebelumnya hanya Rp 24.047 perorang.
Di sisi lain, pengeluaran masyarakat di pedesaan untuk konsumsi
rokok tercatat lebih tinggi dari di perkotaan, yakni masing-masing Rp 28.992
perorang dan Rp 27.798 perorang.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk beras, angkanya
ternyata juga tak berbeda jauh. Seperti diungkapkan Kepala Seksi Diseminasi dan
Layanan Statistik BPS Kalsel Rohdiana Kurniawati, data Susenas 2010 menunjukkan
bahwa pengeluaran rata-rata perkapita perbulan masyarakat Kalsel untuk
membeli beras mencapai Rp 37.105 perorang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar