“Ke sini lebih dekat daripada ke rumah sakit”
Heni (24) terlihat sibuk mengecek barang bawaannya. Tak jauh dari tempatnya berdiri, bayinya nampak tengah tertidur di salah satu ranjang berlapis alas putih bersih di Ruang Kenanga Puskesmas Alalak Selatan. Warga Jl Pangeran RT 4 Kelurahan Pangeran Kecamatan Banjarmasin Utara itu baru saja melahirkan putri pertamanya pada Kamis (10/11) dini hari dan bersiap pulang ke rumah.
NAZAT FITRIAH, Banjarmasin
Heni sendiri sejak hamil dua bulan secara rutin memeriksakan diri ke Puskesmas Alalak Selatan. Oleh petugas, ia disarankan untuk melahirkan di sana saja.
“Tidak ada bayar. Cuma disuruh membawa fotokopi kartu keluarga, KTP, dan surat keterangan tidak mampu,” tutur Masrofah, ibu Heni yang setia menunggu sang anak.
Menurutnya, petugas yang melayani cukup baik dan ramah meskipun pasien masuk pada malam hari. Ruangan yang ditempati anaknya pun terjaga kebersihannya.
“Ke sini lebih dekat daripada ke rumah sakit, lebih enak kalau mau pulang pergi,” katanya.
Memang, warga yang tinggal di sekitar Puskesmas Alalak Selatan yang terletak di Jl Alalak Selatan Komplek Dasamaya II Blok K RT 14 Kelurahan Alalak Selatan Kecamatan Banjarmasin Utara sekarang tak perlu jauh-jauh lagi untuk melahirkan ke rumah sakit.
Ini karena sejak bulan Oktober 2011, Puskesmas Alalak Selatan Selatan telah diresmikan sebagai Puskesmas rawat inap pertama di Kota Banjarmasin.
Selain memberi sejumlah layanan layaknya di rumah sakit, seperti IGD, pemeriksaan laboratorium, dan rontgen, Puskesmas Alalak Selatan juga menjadi Puskesmas Mampu PONED (Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar) atau rujukan pelayanan kegawatdaruratan pada ibu hamil, termasuk kehamilan dengan penyulit, serta bersalin.
Meski baru diresmikan sebulan lalu, namun operasionalnya sudah dimulai sejak bulan Juli 2011. Menurut Kepala Puskesmas Alalak Selatan drg Toriq FC Kusuma, tercatat sudah ada 16 orang ibu yang melahirkan dan terus bertambah. Dalam dua hari kemarin saja, satu orang bidan yang berjaga melayani sampai tiga ibu melahirkan sekaligus. Apalagi, layanan bersalin di sini tidak dipungut biaya karena ditanggung Jampersal (Jaminan Persalinan).
“Layanan bersalin ini tumbuh terus. Tapi karena letak Puskesmas yang kurang strategis, jadi masih banyak yang belum tahu,” katanya.
Posisi Puskesmas Alalak Selatan yang berada di tengah komplek perumahan memang agak tersembunyi. Berdiri di atas lahan seluas 2.400 meter persegi, kini Puskesmas memiliki dua gedung. Di gedung lama yang berlantai dua, terdapat beberapa ruangan seperti poli umum, poli anak, poli gigi, laboratorium, dan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak).
Sedang gedung yang baru diperuntukkan bagi ruang IGD, ruang bersalin, ruang bayi, ruang pusat pemulihan gizi atau therauphetic feeding centre (TFC), serta ruang rawat inap yang terdiri dari Ruang Kenanga dan Ruang Tulip, masing-masing terdiri dari tiga dan dua tempat tidur.
Ruang TFC sendiri digunakan untuk merawat anak-anak pasien gizi buruk. Di ruangan ini terdapat lima tempat tidur dengan alas bernuansa tokoh kartun dan beberapa meja plastik kecil untuk anak bermain. Anak-anak yang dirawat di ruang TFC diberi makanan tambahan, susu formula, dan terapi lainnya untuk pemulihan dan penyembuhan maksimal selama 14 hari.
Setiap tahun, Puskesmas menargetkan melayani pasien gizi buruk sebanyak 10 orang. Namun, menurut drg Toriq, sejauh ini jumlah pasien yang ditangani masih di bawah angka itu. Selain itu, kebanyakan pasien cuma dirawat jalan karena status kesehatannya tidak sampai gizi buruk, tapi hanya gizi kurang.
“Kalau tidak parah, cukup dirawat jalan. Itu lebih mendidik daripada rawat inap,” tambahnya.
Sedangkan untuk ruang IGD yang terletak di bagian paling depan gedung, sampai sekarang belum difungsikan karena keterbasan tenaga medis. Rencananya, ruang IGD baru akan dioperasikan mulai pekan depan.
Heni (24) terlihat sibuk mengecek barang bawaannya. Tak jauh dari tempatnya berdiri, bayinya nampak tengah tertidur di salah satu ranjang berlapis alas putih bersih di Ruang Kenanga Puskesmas Alalak Selatan. Warga Jl Pangeran RT 4 Kelurahan Pangeran Kecamatan Banjarmasin Utara itu baru saja melahirkan putri pertamanya pada Kamis (10/11) dini hari dan bersiap pulang ke rumah.
NAZAT FITRIAH, Banjarmasin
Heni sendiri sejak hamil dua bulan secara rutin memeriksakan diri ke Puskesmas Alalak Selatan. Oleh petugas, ia disarankan untuk melahirkan di sana saja.
“Tidak ada bayar. Cuma disuruh membawa fotokopi kartu keluarga, KTP, dan surat keterangan tidak mampu,” tutur Masrofah, ibu Heni yang setia menunggu sang anak.
Menurutnya, petugas yang melayani cukup baik dan ramah meskipun pasien masuk pada malam hari. Ruangan yang ditempati anaknya pun terjaga kebersihannya.
“Ke sini lebih dekat daripada ke rumah sakit, lebih enak kalau mau pulang pergi,” katanya.
Memang, warga yang tinggal di sekitar Puskesmas Alalak Selatan yang terletak di Jl Alalak Selatan Komplek Dasamaya II Blok K RT 14 Kelurahan Alalak Selatan Kecamatan Banjarmasin Utara sekarang tak perlu jauh-jauh lagi untuk melahirkan ke rumah sakit.
Ini karena sejak bulan Oktober 2011, Puskesmas Alalak Selatan Selatan telah diresmikan sebagai Puskesmas rawat inap pertama di Kota Banjarmasin.
Selain memberi sejumlah layanan layaknya di rumah sakit, seperti IGD, pemeriksaan laboratorium, dan rontgen, Puskesmas Alalak Selatan juga menjadi Puskesmas Mampu PONED (Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar) atau rujukan pelayanan kegawatdaruratan pada ibu hamil, termasuk kehamilan dengan penyulit, serta bersalin.
Meski baru diresmikan sebulan lalu, namun operasionalnya sudah dimulai sejak bulan Juli 2011. Menurut Kepala Puskesmas Alalak Selatan drg Toriq FC Kusuma, tercatat sudah ada 16 orang ibu yang melahirkan dan terus bertambah. Dalam dua hari kemarin saja, satu orang bidan yang berjaga melayani sampai tiga ibu melahirkan sekaligus. Apalagi, layanan bersalin di sini tidak dipungut biaya karena ditanggung Jampersal (Jaminan Persalinan).
“Layanan bersalin ini tumbuh terus. Tapi karena letak Puskesmas yang kurang strategis, jadi masih banyak yang belum tahu,” katanya.
Posisi Puskesmas Alalak Selatan yang berada di tengah komplek perumahan memang agak tersembunyi. Berdiri di atas lahan seluas 2.400 meter persegi, kini Puskesmas memiliki dua gedung. Di gedung lama yang berlantai dua, terdapat beberapa ruangan seperti poli umum, poli anak, poli gigi, laboratorium, dan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak).
Sedang gedung yang baru diperuntukkan bagi ruang IGD, ruang bersalin, ruang bayi, ruang pusat pemulihan gizi atau therauphetic feeding centre (TFC), serta ruang rawat inap yang terdiri dari Ruang Kenanga dan Ruang Tulip, masing-masing terdiri dari tiga dan dua tempat tidur.
Ruang TFC sendiri digunakan untuk merawat anak-anak pasien gizi buruk. Di ruangan ini terdapat lima tempat tidur dengan alas bernuansa tokoh kartun dan beberapa meja plastik kecil untuk anak bermain. Anak-anak yang dirawat di ruang TFC diberi makanan tambahan, susu formula, dan terapi lainnya untuk pemulihan dan penyembuhan maksimal selama 14 hari.
Setiap tahun, Puskesmas menargetkan melayani pasien gizi buruk sebanyak 10 orang. Namun, menurut drg Toriq, sejauh ini jumlah pasien yang ditangani masih di bawah angka itu. Selain itu, kebanyakan pasien cuma dirawat jalan karena status kesehatannya tidak sampai gizi buruk, tapi hanya gizi kurang.
“Kalau tidak parah, cukup dirawat jalan. Itu lebih mendidik daripada rawat inap,” tambahnya.
Sedangkan untuk ruang IGD yang terletak di bagian paling depan gedung, sampai sekarang belum difungsikan karena keterbasan tenaga medis. Rencananya, ruang IGD baru akan dioperasikan mulai pekan depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar