BANJARMASIN – Realisasi pengadaan beras dalam negeri oleh Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan hingga sekarang baru mencapai 10.435 ton atau 52 persen dari target.
Oleh pusat, Bulog Divre Kalsel dibebankan penyerapan beras dari petani lokal untuk cadangan akhir tahun 2011 sebanyak 25 ribu ton dari target nasional sebanyak 1,5 juta ton.
Cadangan akhir tahun ini dipersiapkan terutama guna menghadapi kemungkinan musim kemarau panjang pada tahun 2012.
“Dengan kondisi harga beras di Kalsel yang aman, kami berharap bisa terus melakukan pengadaan untuk menyerap beras petani sekaligus juga menyediakan stok untuk kebutuhan raskin, CBP (Cadangan Beras Pemerintah), dan sebagainya,” ujar Kepala Perum Bulog Divre Kalsel Isang Anshari, kemarin.
Jika berkaca pada kondisi tahun-tahun sebelumnya, pengadaan beras yang tertinggi yang pernah dicapai oleh Bulog Divre Kalsel sendiri tercatat sebanyak 47 ribu ton, tepatnya pada tahun 2008.
Meski masih jauh dari target, namun Isang mengatakan bahwa dibanding realisasi pengadaan beras tahun 2010, kinerja Bulog Divre Kalsel tahun ini lebih baik. Pada tahun 2010, pihaknya hanya mampu menyerap 5.600 ton akibat gejolak harga beras lokal yang tidak terkendali.
“Sehingga untuk pengadaan tahun ini sudah ada kenaikan 180 persen dibanding 2010,” katanya.
Peningkatan kinerja ini antara lain disebabkan karena harga beras lokal pada tahun ini relatif stabil. Di samping itu, harga pembelian beras oleh Bulog sudah dinaikkan sebesar Rp 1.040 sehingga menjadi Rp 6.100 perkilogram.
Sementara itu, Bulog Divre Kalsel berkomitmen untuk ikut menjaga kestabilan tingkat inflasi menjelang akhir tahun di Kalsel dengan mengamankan stok beras hingga bulan Januari 2012. Setiap bulan, Bulog Divre Kalsel setidaknya harus memiliki stok minimal sebanyak 40 ribu ton untuk penyaluran raskin, operasi pasar, serta menjamin ketersediaan beras minimal untuk tiga bulan.
Oleh pusat, Bulog Divre Kalsel dibebankan penyerapan beras dari petani lokal untuk cadangan akhir tahun 2011 sebanyak 25 ribu ton dari target nasional sebanyak 1,5 juta ton.
Cadangan akhir tahun ini dipersiapkan terutama guna menghadapi kemungkinan musim kemarau panjang pada tahun 2012.
“Dengan kondisi harga beras di Kalsel yang aman, kami berharap bisa terus melakukan pengadaan untuk menyerap beras petani sekaligus juga menyediakan stok untuk kebutuhan raskin, CBP (Cadangan Beras Pemerintah), dan sebagainya,” ujar Kepala Perum Bulog Divre Kalsel Isang Anshari, kemarin.
Jika berkaca pada kondisi tahun-tahun sebelumnya, pengadaan beras yang tertinggi yang pernah dicapai oleh Bulog Divre Kalsel sendiri tercatat sebanyak 47 ribu ton, tepatnya pada tahun 2008.
Meski masih jauh dari target, namun Isang mengatakan bahwa dibanding realisasi pengadaan beras tahun 2010, kinerja Bulog Divre Kalsel tahun ini lebih baik. Pada tahun 2010, pihaknya hanya mampu menyerap 5.600 ton akibat gejolak harga beras lokal yang tidak terkendali.
“Sehingga untuk pengadaan tahun ini sudah ada kenaikan 180 persen dibanding 2010,” katanya.
Peningkatan kinerja ini antara lain disebabkan karena harga beras lokal pada tahun ini relatif stabil. Di samping itu, harga pembelian beras oleh Bulog sudah dinaikkan sebesar Rp 1.040 sehingga menjadi Rp 6.100 perkilogram.
Sementara itu, Bulog Divre Kalsel berkomitmen untuk ikut menjaga kestabilan tingkat inflasi menjelang akhir tahun di Kalsel dengan mengamankan stok beras hingga bulan Januari 2012. Setiap bulan, Bulog Divre Kalsel setidaknya harus memiliki stok minimal sebanyak 40 ribu ton untuk penyaluran raskin, operasi pasar, serta menjamin ketersediaan beras minimal untuk tiga bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar