A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Kamis, 02 Agustus 2012

Giliran RSUD Ulin Dikeluhkan

Asap Pembakaran Sampah Medis Resahkan Warga
 
BANJARMASIN – Pengelolaan limbah rumah sakit kembali dikeluhkan. Kali ini, warga RT 15 Jl Veteran belakang RSUD Ulin yang merasa terganggu dengan asap pembakaran sampah medis di rumah sakit terbesar di Kalimantan Selatan itu.
Menurut salah seorang warga, Lie Gie Tian (65), sejak setengah bulan terakhir asap yang keluar dari cerobong rumah sakit yang berdekatan dengan pemukiman mereka berwarna hitam pekat dan mengeluarkan bau menyengat.
Seperti terjadi hari Rabu (24/7) lalu, istrinya sampai sakit kepala hingga marah-marah dan menggedor-gendor pintu seng belakang rumah sakit minta pembakaran dihentikan. Tapi tidak ada tanggapan. 
“Rumah sakit kan mestinya tahu kesehatan, kok begitu?” ujarnya, Kamis (25/7).
Sebelumnya, masalah asap ini juga pernah diprotes. Warga mengumpulkan tanda tangan minta cerobong ditinggikan dan telah dipenuhi.
“Kalau kebetulan anginnya bertiup ke rumah, baunya lebih menyengat lagi. Sama saja kan warga menghirup penyakit,” keluh warga lainnya. 
Manajemen RSUD Ulin melalui Kepala Instalasi Sanitasi Murjani saat diberitahu keluhan warga soal asap pembakaran sampah medis yang berwarna hitam dan berbau menyengat tampak kaget.
“Oh ya? Nanti kita cek lagi,” sahutnya.
Diakuinya, asap yang keluar dari cerobong mestinya berwarna putih. Itu pertanda proses pembakaran sempurna. Dijelaskannya, sesuai prosedur pembakaran dilakukan dengan sistem dua kali bakar dan suhu seribu derajat celcius.
“Tungku pertama untuk membakar sampah, tungku kedua membakar asap supaya keluarnya putih dan emisi yang dihasilkan sesuai baku mutu Kementerian Lingkungan Hidup,” tuturnya.
Ditambahkanya, setiap enam bulan rutin dilakukan pemantauan. Dari uji lab, menurutnya hasilnya selalu memenuhi standar. Pembakaran sampah sendiri biasa dilakukan dua kali seminggu, yakni hari Senin dan Kamis selama enam jam. Volume sampah setiap proses pembakaran rata-rata 100-150 kg. Selain dari lingkungan sendiri, RSUD Ulin juga menampung sampah medis dari beberapa rumah sakit dan puskesmas yang tidak memiliki alat pembakaran sampah atau incinerator.
“Kami sudah berusaha maksimal dalam pengelolaan sampah medis ini. Dua tahun lalu cerobong asap sudah ditinggikan sesuai permintaan warga,” imbuhnya.
Terpisah, Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kota Banjarmasin Hamdi yang diminta komentarnya berjanji akan segera menindaklanjuti keluhan warga.
“Nanti kita cek lagi,” ucapnya.
Dari data BLHD, sambungnya, hasil pengolahan limbah medis di RSUD Ulin merupakan yang terbaik di Kalsel mencapai 99,49 persen. Artinya, sampah telah dibakar sempurna dan relatif aman bagi lingkungan.
“Kami khawatir operator yang menjalankan pembakaran keluar SOP (standar operasional prosedur, Red). Ada asap hitam, itu indikasi pembakaran kurang sempurna. Mungkin suhu pembakaran rendah atau sampah dimasukkan sebelum alat mencapai panas sekian derajat. Kalau ada keteledoran kita tegur,” tegasnya .
Pembakaran sampah medis yang tidak sempurna berisiko menyebarkan penyakit karena kuman-kuman tidak mati. Beberapa waktu silam, RSUD Ulin juga pernah ditegur lantaran penumpukan sampah medis sebelum dibakar bertempat di ruang terbuka, padahal mestinya dibuatkan tempat khusus.
“Rumah sakit milik pemerintah jadi fokus utama kami karena mereka harus jadi contoh yang baik,” tandasnya.

Tidak ada komentar: