Dinkes Sarankan Peremajaan
BANJARMASIN – Manajemen RSUD Ulin disarankan untuk meremajakan alat pembakar sampah atau incinerator agar sesuai standar. Berdasar laporan tim Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Selatan usai peninjauan Rabu ( 25/7) lalu, incinerator yang ada suhu pembakarannya hanya 800 derajat celcius.
“Kami sarankan meremajakan incinerator yang suhunya seribu derajat sesuai standar,” ungkap Kepala Dinkes Provinsi Kalsel Rosihan Adhani, Jumat (27/7). Mengenai timbulnya asap hitam dan berbau dari cerobong incinerator yang dikeluhkan warga yang tinggal belakang rumah sakit, ia mengatakan karena pada waktu itu memang ada service atau perbaikan alat oleh tenaga teknis dari Jakarta.
Selain incinerator, tim juga sekaligus meninjau instalasi pengolahan air limbah (IPAL) milik rumah sakit. Hasilnya, IPAL tidak bekerja optimal. Usianya sudah tua dan banyak suku cadang sulit didapat. “Dari empat pompa rendam hanya dua yang jalan, didukung pompa biasa, jadi tidak maksimal kerjanya,” kata Rosihan.
Meski demikian, menurutnya belum ada indikasi air limbah rumah sakit mencemari lingkungan. Ditambahkannya, ke depan perlu pengecekan lebih lanjut kualitas limbah di laboratorium paling tidak dua kali setahun.
Di luar masalah pembakaran sampah medis dan pengelolaan air limbah, Dinkes merekomendasikan untuk meningkatkan kebersihan lingkungan rumah sakit dengan penyedia jasa cleaning service dan kebersihan lingkungan yang profesional melibatkan pengawasan internal rumah sakit. “Secara tertulis saran-saran ini akan disampaikan kepada pihak rumah sakit untuk pembinaan lebih lanjut,” imbuhnya.
Dihubungi terpisah, manajemen RSUD Ulin melalui Kepala Instalasi Sanitasi Murjani yang dikonfirmasi membenarkan bahwa incinerator dan fasilitas IPAL rumah sakit sudah tua, tepatnya delapan tahun. “Jadi, memang tidak seratus persen fit. Tapi kami sudah berencana mengusulkan untuk pengadaan,” ucapnya.
Untuk IPAL, diakuinya memang ada beberapa komponen yang harus diperbaiki. Dari empat pompa, hanya dua yang berfungsi. Rencananya tanggal 30 Juli nanti teknisi dari Semarang baru datang. “Walau ada kerusakan, kami pastikan tidak mengganggu dan tidak memengaruhi baku mutu limbah yang dibuang,” tandasnya.
“Kami sarankan meremajakan incinerator yang suhunya seribu derajat sesuai standar,” ungkap Kepala Dinkes Provinsi Kalsel Rosihan Adhani, Jumat (27/7). Mengenai timbulnya asap hitam dan berbau dari cerobong incinerator yang dikeluhkan warga yang tinggal belakang rumah sakit, ia mengatakan karena pada waktu itu memang ada service atau perbaikan alat oleh tenaga teknis dari Jakarta.
Selain incinerator, tim juga sekaligus meninjau instalasi pengolahan air limbah (IPAL) milik rumah sakit. Hasilnya, IPAL tidak bekerja optimal. Usianya sudah tua dan banyak suku cadang sulit didapat. “Dari empat pompa rendam hanya dua yang jalan, didukung pompa biasa, jadi tidak maksimal kerjanya,” kata Rosihan.
Meski demikian, menurutnya belum ada indikasi air limbah rumah sakit mencemari lingkungan. Ditambahkannya, ke depan perlu pengecekan lebih lanjut kualitas limbah di laboratorium paling tidak dua kali setahun.
Di luar masalah pembakaran sampah medis dan pengelolaan air limbah, Dinkes merekomendasikan untuk meningkatkan kebersihan lingkungan rumah sakit dengan penyedia jasa cleaning service dan kebersihan lingkungan yang profesional melibatkan pengawasan internal rumah sakit. “Secara tertulis saran-saran ini akan disampaikan kepada pihak rumah sakit untuk pembinaan lebih lanjut,” imbuhnya.
Dihubungi terpisah, manajemen RSUD Ulin melalui Kepala Instalasi Sanitasi Murjani yang dikonfirmasi membenarkan bahwa incinerator dan fasilitas IPAL rumah sakit sudah tua, tepatnya delapan tahun. “Jadi, memang tidak seratus persen fit. Tapi kami sudah berencana mengusulkan untuk pengadaan,” ucapnya.
Untuk IPAL, diakuinya memang ada beberapa komponen yang harus diperbaiki. Dari empat pompa, hanya dua yang berfungsi. Rencananya tanggal 30 Juli nanti teknisi dari Semarang baru datang. “Walau ada kerusakan, kami pastikan tidak mengganggu dan tidak memengaruhi baku mutu limbah yang dibuang,” tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar