Alat Kelengkapan Dapat 14 Mobdin Baru
BANJARMASIN – Di
pengujung tahun 2012, DPRD Kota Banjarmasin mendapat 14 buah mobil dinas
(mobdin) baru. Mobil Suzuki Ertiga tipe GX warna hitam seharga Rp 168 juta
perunit itu untuk menggantikan mobdin lama Toyota Kijang Kapsul yang sudah
jadul.
Ketua DPRD Kota Banjarmasin Abdul Gais sangat hati-hati
bicara soal mobdin baru ini. Ia meminta pertanyaan diajukan ke pihak
sekretariat dewan, dengan alasan sekretariat yang menangani urusan itu.
“Nanti kalau saya menjelaskan salah, karena statusnya pinjam
pakai antara pemko dengan sekretariat, bukan dewan,” katanya, Senin (24/12).
Anggota Badan Anggaran DPRD Kota Banjarmasin Arupah Arif
mengatakan, tahun 2010 sudah dianggarkan pembelian mobdin baru, tapi
gagal. Tahun 2011 kembali dianggarkan
dan pembelian dilakukan pemerintah kota, tapi tidak jadi dipinjamkan ke DPRD.
“Mobil yang lama suka mogok, memberi malu. Masa dewan
mobilnya butut? Orang nggak ada lagi pakai mobil di bawah tahun 2000, kayak
orang tua juga macam-macam penyakit, maklum sudah dipakai dari dua periode
lalu,” tutur politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang saat ini menjabat
Ketua Komisi I itu.
Disinggung siapa-siapa yang mendapat fasilitas mobdin, ia
mengatakan bahwa selain empat orang ketua komisi dan dua orang ketua badan
minus ketua Badan Anggaran dan Badan Musyawarah yang secara otomatis dijabat
ketua dewan, delapan mobil lainnya menjadi jatah ketua fraksi.
“PPP dapat dua mobil, karena saya sebagai ketua komisi dan
ketua fraksi. Mobil untuk fraksi saya serahkan ke sekretaris,” ucapnya.
Hal itu diamini ketua fraksi lainnya di DPRD Kota
Banjarmasin. Seperti Ketua Fraksi Partai Bintang Reformasi (PBR) Rinda
Herliyani, ia membenarkan bahwa selama ini ketua fraksi mendapat fasilitas
mobdin. Sementara Ketua Fraksi Partai Golkar Rudiani mengatakan, ia memakai
mobdin bukan dalam kapasitas sebagai ketua fraksi, melainkan anggota Badan
Anggaran dan Wakil Ketua Badan Kehormatan.
“Fraksi tidak boleh difasilitasi mobil,” tegasnya.
Fraksi Bukan Alat Kelengkapan Dewan
Sekretaris
DPRD Kota Banjarmasin Aminudin Latif melalui Kasubag Perbendaharaan Edy Wibowo
mengungkapkan, mobdin baru sebanyak 15 buah. Sebuah dipakai sekretariat,
selebihnya untuk mengganti mobdin lama yang dipakai alat kelengkapan dewan.
“Kecuali fraksi karena bukan alat kelengkapan walau bagian
dari dewan. Kalau ada ketua fraksi yang memakai mobil dinas, mungkin dia juga
punya jabatan lain, misalnya ketua komisi atau ketua alat kelengkapan yang
lain,” ujarnya.
Dijelaskannya, penggantian mobdin untuk alat kelengkapan
dewan sudah direncanakan sejak 2011, kala itu diusulkan Toyota Avanza, tapi
tidak jadi. Pasalnya, sejak tahun 2011 hanya biaya pemeliharaan dan BBM mobil
jabatan ketua dan wakil ketua dewan, mobdin sekretaris dewan, lima mobdin
kasubag, dan dua bus dewan yang ditanggung daerah. Sedang mobdin yang dipakai
alat kelengkapan dewan tidak lagi ditanggung karena statusnya berubah jadi
pinjam pakai.
“Dewan keberatan pemeliharaan mobil lama biaya besar, karena
itu mobil lama dikembalikan, beli mobil baru supaya tidak ribet
pemeliharaannya,” sambungnya.
Pengadaan mobdin baru di lingkungan dewan difasilitasi
pemerintah kota setelah pengesahan APBD Perubahan 2012 bulan September. Kepala
Bagian Umum Sekretariat Daerah Kota Banjarmasin Djufrida Chairani melalui
Kasubag Rumah Tangga Maflani menuturkan, sebelumnya pemko sudah
mempertimbangkan kelayakan usulan penggantian mobdin lama dan ketersediaan dana.
“Yang pasti untuk alat kelengkapan dewan. Sekretariat dewan
yang lebih tahu,” katanya.
Pengadaan dilakukan panitia
yang ditunjuk Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pemko Banjarmasin dengan
sistem penunjukan langsung. Pada umumnya mobdin di pemko jenis Toyota Avanza,
tapi untuk mengganti mobdin lama di dewan dipilih merek lain yang harganya
lebih murah tapi mendekati.
Diungkapkannya, harga mobil Suzuki Ertiga tipe GX untuk
pimpinan alat kelengkapan dewan sekitar Rp 168 juta perunit atau total Rp 2,5
miliar untuk 15 buah mobil. Pengadaan kendaraan
bermotor pemerintah sendiri menggunakan sistem
Government Sales Operation (GSO), harganya lebih murah dari harga
komersial karena ada beberapa item pembiayaan yang tidak dimasukan.
“Mobil yang lama rencana akan
ditarik. Kalau umpama masih dibutuhkan, tidak semua akan diambil. Rencananya
tahun 2013 mobil yang ada dideco dan diberikan ke SKPD yang membutuhkan, karena
tahun 2013 tidak ada lagi pengadaan,” ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar