BANJARMASIN – Pembuangan limbah cair sejumlah rumah makan di
Jl Gatot Subroto dikeluhkan warga. Uneg-uneg itu mereka sampaikan saat reses
anggota dewan beberapa waktu lalu.
Diantaranya warga Jl Gatot Subroto V RT 20, yang mengeluhkan
pembuangan limbah restoran di depan jalan masuk pemukiman mereka, Dimsum Putri.
Ketua RT 19 Chairudin mengatakan, masalah limbah ini sudah berlangsung lama.
Beberapa kali warga mengadu, baik ke pemerintah maupun pengelola restoran, tapi
belum ada solusi.
“Limbah dapur bekas makanan masuk ke selokan. Kalau hujan,
air naik ke jalan dan turun ke rumah-rumah warga di belakang yang lebih rendah.
Baunya ampun,” katanya, Rabu (26/12).
Ia pun menunjukkan limbah yang terendap di selokan di
samping restoran. Terlihat sisa-sisa makanan dan lemak berwarna kekuningan.
“Warga sampai bosan mengadu, pas dewan reses kemarin kami
sampaikan lagi, janjinya Januari ditindaklanjuti,” imbuhnya.
Warga RT 20 Bain Edy menambahkan, pada hari Minggu lalu
warga bergotong royong membersihkan sungai di Jl Gatot Subroto hingga ke lampu
merah Jl A Yani. Setelah dibersihkan, air bercampur limbah dari selokan samping
restoran yang mulanya meluber ke jalan di lingkungan mereka pun turun.
“Kalau banjir itu kan faktor alam, tapi kalau masalah limbah
ini faktor manusia. Kami tidak minta kompensasi apa-apa, cukup benahi ini
saja,” ucapnya.
Tak jauh, warga Jl Gatot Subroto VI RT 31 juga mengeluhkan
masalah serupa. Ketua RT 31 Abdul Rifai mengatakan, saluran drainase di pinggir
jalan raya buntu sehingga saat hujan air naik menggenangi jalan di lingkungan
mereka. Warga yang melintas kerap mengeluhkan bau yang diduga berasal dari
rembesan limbah dari rumah makan Soto Cak Hari.
“Katanya sih sudah diolahkan penampungan, cuma kayaknya tidak
mampu menampung,” ucapnya.
Sementara itu, pengelola restoran Dimsum Putri Renaldi yang dikonfirmasi mengatakan bahwa pihaknya saat ini sedang melakukan pembenahan. Ia pun meminta maaf atas gangguan yang dirasakan warga.
Sementara itu, pengelola restoran Dimsum Putri Renaldi yang dikonfirmasi mengatakan bahwa pihaknya saat ini sedang melakukan pembenahan. Ia pun meminta maaf atas gangguan yang dirasakan warga.
“Kami tidak tinggal diam, kami mau perbaiki semua,”
tegasnya.
Untuk pengelolaan limbah, menurutnya restoran sudah memiliki penampungan. Tapi pemerintah kota beberapa waktu menyarankan untuk membuat penampungan yang lebih besar, namun masih terkendala lahan. Saat ini pihaknya juga tengah mengupayakan perbaikan saluran air supaya lebih bagus.
Untuk pengelolaan limbah, menurutnya restoran sudah memiliki penampungan. Tapi pemerintah kota beberapa waktu menyarankan untuk membuat penampungan yang lebih besar, namun masih terkendala lahan. Saat ini pihaknya juga tengah mengupayakan perbaikan saluran air supaya lebih bagus.
Sedangkan pemilik rumah makan Soto Cak Hari, Nurul,
membantah membuang limbah ke lingkungan. Ia mengatakan, limbah ditampung di
tandon. Kemudian, setiap minggu limbah yang terkumpul disedot oleh petugas
Perusahaan Daerah Pengelolaan Air Limbah (PD PAL).
“Jadi kami nggak ada lagi buang ke jalan. Kalau masih ada bau, mungkin punya orang belakang,” katanya.
“Jadi kami nggak ada lagi buang ke jalan. Kalau masih ada bau, mungkin punya orang belakang,” katanya.
Terpisah, Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kota
Banjarmasin Hamdi mengatakan, maraknya rumah makan di sepanjang Jl Gatot
Subroto menjadi perhatian instansinya. Dari kegiatan pembersihan sungai dan
drainase, hasilnya memang ada rumah makan yang membuang limbahnya langsung ke
saluran air.
“Beberapa sudah ditegur dan langsung ditindaklanjuti. Kami
minta mereka mengelola limbahnya, kalau tidak mampu bekerja sama dengan PD
PAL,” tukasnya.
Ia pun berjanji mengecek keluhan warga. Rencananya, hari ini
pihaknya ada jadwal pengawasan rutin. Selain menyambangi tempat-tempat yang
pembuangan limbahnya bermasalah, ia mengatakan bahwa instansi yang sudah
berlangganan dengan PD PAL pun juga akan dimonitor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar