Madihin Perlu Kaderisasi
BANJARMASIN – Untuk turut memeriahkan perhelatan Kongres Budaya Banjar II serta sebagai bentuk keprihatinan terhadap mulai langkanya seniman Madihin di Kalsel, Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalsel berinisiatif menghidupkan kembali Festival Madihin Remaja se-Kalsel setelah hampir sepuluh tahun mati suri. Sayangnya, acara yang diselenggarakan kemarin (05/04) di Gedung Balairung Sari Taman Budaya Banjarmasin tersebut minim peserta.
Meski tingkat Kalsel, Festival Madihin Remaja se-Kalsel hanya diikuti oleh tujuh orang peserta dari tiga kabupaten/kota, yakni Banjarmasin, Banjarbaru, dan Marabahan, sehingga akhirnya tidak ada peserta yang tidak menjadi pemenang dan tidak mendapat hadiah. Adapun sebagai juara pertama adalah M Budi Zakia Sani dari Kabupaten Barito Kuala yang berhak atas trofi, piagam, dan uang tunai Rp 3,5 juta, juara kedua Anang yang berhak atas trofi, piagam, dan uang tunai Rp 2 juta, dan juara ketiga Rahmani yang berhak atas trofi, piagam, dan uang tunai Rp 1,75 juta. Sisanya adalah juara harapan I sampai IV.
BANJARMASIN – Untuk turut memeriahkan perhelatan Kongres Budaya Banjar II serta sebagai bentuk keprihatinan terhadap mulai langkanya seniman Madihin di Kalsel, Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalsel berinisiatif menghidupkan kembali Festival Madihin Remaja se-Kalsel setelah hampir sepuluh tahun mati suri. Sayangnya, acara yang diselenggarakan kemarin (05/04) di Gedung Balairung Sari Taman Budaya Banjarmasin tersebut minim peserta.
Meski tingkat Kalsel, Festival Madihin Remaja se-Kalsel hanya diikuti oleh tujuh orang peserta dari tiga kabupaten/kota, yakni Banjarmasin, Banjarbaru, dan Marabahan, sehingga akhirnya tidak ada peserta yang tidak menjadi pemenang dan tidak mendapat hadiah. Adapun sebagai juara pertama adalah M Budi Zakia Sani dari Kabupaten Barito Kuala yang berhak atas trofi, piagam, dan uang tunai Rp 3,5 juta, juara kedua Anang yang berhak atas trofi, piagam, dan uang tunai Rp 2 juta, dan juara ketiga Rahmani yang berhak atas trofi, piagam, dan uang tunai Rp 1,75 juta. Sisanya adalah juara harapan I sampai IV.
Ketua Dewan Juri Drs Sirajul Huda menilai jika semua peserta memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan, hanya saja mereka masih lemah dalam hal menyusun syair atau belum terstruktur.
“Syair Madihin itu seperti surat, ada pembuka, isi, dan penutup,” ujarnya.
Selain itu, budayawan Kalsel itu juga menginginkan agar peserta lebih kreatif dalam mengemas penampilannya. Menurutnya, Madihin tidak hanya bisa dimainkan dengan cara duduk-duduk saja, melainkan dapat dikreasikan misalnya seperti opera.
“Madihin harus dikembangkan agar menjadi ikon Kalsel. Terlebih sekarang ada wacana menjadikan Kalimantan sebagai Banua Basyair,” cetusnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan dan Kesenian Disporabudpar Kalsel, Merah Yusirwan Bangsawan mengatakan jika ke depan pihaknya berencana untuk menggelar Festival Madihin Remaja secara rutin minimal sekali dalam setahun. Terkait minimnya jumlah peserta, ia mengungkapkan bahwa selain disebabkan faktor sempitnya waktu persiapan, kaderisasi dalam kesenian Madihin di Kalsel memang berjalan sangat lambat karena even-even seperti Festival Madihin Remaja yang bertujuan untuk menjaring bibit-bibit muda sangat jarang digelar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar