A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Kamis, 24 Mei 2012

Gugur Gara-gara Mata Minus


153 Siswa Ikuti Seleksi SMA Banua, Hanya 56 Siswa Lulus

BANJARMASIN – Dari 153 siswa yang mengikuti seleksi SMA Banua Kalimantan Selatan Bilingual School tahun pelajaran 2012/2013, hanya 56 siswa yang lulus. Nilai tertinggi diraih Ahmad Balya Izzuddin, siswa SMP Darul Hijrah Putra Kabupaten Banjar dengan total 80,44.
Diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kalsel Ngadimun melalui Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) Gusnanda Effendi, dalam seleksi tingkat provinsi yang dipusatkan di Asrama Haji Banjarbaru pada 12-20 Mei 2012 lalu, kebanyakan siswa gugur pada tes kesehatan.
“Seleksinya memang sangat ketat. Walaupun anaknya sangat pintar, tapi dia bermasalah dengan mata minus misalnya, tidak bisa tembus seleksi,” ucapnya, Selasa (22/5).
Sebelumnya, para siswa terlebih dulu mengikuti seleksi di tingkat kota dan kabupaten. Disdik Kalsel sebenarnya menargetkan 260 orang peserta lolos ke seleksi tingkat provinsi. Tapi ternyata hanya 153 siswa yang mampu memenuhi semua persyaratan, antara lain nilai rata-rata rapor 8,00 dan tinggi badan minimal masing-masing untuk laki-laki 160 cm dan perempuan 155 cm.
Soal tinggi badan sendiri terkait dengan keinginan Gubernur Kalsel Rudy Ariffin yang menghendaki agar lulusan SMA Banua nantinya bisa memasuki perguruan tinggi (PT) kedinasan, seperti Akademi Militer, Akademi Angkatan Laut, Akademi Angkatan Darat, Akademi Kepolisian, atau IPDN.
“Selama ini minim sekali siswa dari Kalsel yang berhasil menembus PT bergengsi itu,” imbuhnya.
Tim panitia seleksi PPDB SMA Banua terdiri dari tiga institusi, yakni Disdik Kalsel, Yayasan Al Firdaus Indonesia-Asosiasi Pasiad Turki (pengelola SMA Semesta Semarang selaku sister school SMA Banua, Red), dan Korem 101/Antasari. Tahapan seleksi meliputi mental ideologi, potensi akademik, kemampuan membaca Alquran, psikologi, jasmani, dan kesehatan.
“Sistem seleksi kali ini memang agak berbeda dibanding seleksi angkatan pertama dulu. Dilibatkannya Korem bertujuan agar anak yang terpilih tidak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga berkarakter, punya integritas, berwawasan kebangsaan, serta disiplin tinggi,” terangnya.
Selanjutnya, ke-56 siswa yang lulus seleksi PPDB SMA Banua diwajibkan melakukan pendaftaran ulang pada 5-7 Juni 2012. Dipaparkannya, siswa harus melengkapi beberapa persyaratan administrasi, yakni mengisi formulir daftar ulang, mengisi surat pernyataan orangtua atau wali, fotokopi nilai Ujian Nasional SMP/MTs yang telah dilegalisir, rapor asli, serta pasfoto warna ukuran 4x6 sebanyak lima lembar.
“Ada beberapa siswa yang lulus dengan catatan kesehatan. Nah, orangtuanya kami minta untuk menghadap panitia saat daftar ulang,” tambahnya.
Sedangkan bagi siswa yang tidak mendaftar ulang hingga batas akhir, maka dianggap mengundurkan diri. Sementara itu, para siswa baru SMA Banua Kalsel tahun pelajaran 2012/2013 tak lagi harus sekolah di luar daerah seperti siswa angkatan pertama. Disdik Kalsel memastikan bangunan sekolah yang berlokasi di Jl A Yani Km 17 Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar sudah bisa digunakan pada tahun ajaran baru yang dimulai awal bulan Juli 2012.
“Pembangunannya telah selesai kira-kira 95 persen. Tinggal jalan, taman, dan pagar,” kata Gusnanda.
Pembangunan SMA Banua Kalsel dimulai pada tahun 2010. Awalnya ditarget selesai dalam setahun, tapi ternyata molor karena kendala dana. Dana pembangunan dianggarkan masing-masing Rp 5,7 miliar pada 2010, Rp 9,8 miliar pada 2011, dan Rp 16 miliar pada 2012. Saat ini, di lahan sekolah yang seluas kira-kira 7 ha itu telah diisi sejumlah fasilitas, antara lain 20 ruang kelas, kantor guru, perpustakaan, laboratorium IPA, laboratorium Bahasa, Laboratorium Komputer, UKS, ruang OSIS, dan asrama siswa. Asrama siswa ada dua unit, masing-masing untuk laki-laki dan perempuan, dimana setiap unitnya terdiri dari dua lantai dan 16 kamar. Setiap kamar akan diisi empat siswa. Untuk operasional sekolah yang tidak menarik biaya pendidikan sepeser pun dari siswanya ini, Pemprov Kalsel menganggarkan Rp 4,5 miliar persemester. 
“Tahun 2013 rencananya ada penambahan asrama untuk mengantisipasi penambahan siswa baru, serta asrama guru dan aula,” sambungnya.
Untuk tenaga pengajar, Gusnanda membeberkan bahwa sudah terpenuhi tujuh orang dari penerimaan CPNS 2010 lalu. Sedangkan guru yang dibutuhkan sebanyak 13 orang guru. Kekurangan guru ini, katanya, lima orang diantaranya akan diisi guru asing dari SMA Semesta Semarang. Mereka akan mengajar Matematika, Biologi, Fisika, Kimia, dan Bahasa Inggris. Sedangkan satu orang guru lagi telah dimintakan ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kalsel.

Tidak ada komentar: