153 Siswa Ikuti Seleksi SMA Banua, Hanya 56 Siswa Lulus
BANJARMASIN – Dari
153 siswa yang mengikuti seleksi SMA Banua Kalimantan Selatan Bilingual School
tahun pelajaran 2012/2013, hanya 56 siswa yang lulus. Nilai tertinggi diraih
Ahmad Balya Izzuddin, siswa SMP Darul Hijrah Putra Kabupaten Banjar dengan
total 80,44.
Diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kalsel
Ngadimun melalui Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) Gusnanda Effendi,
dalam seleksi tingkat provinsi yang dipusatkan di Asrama Haji Banjarbaru pada
12-20 Mei 2012 lalu, kebanyakan siswa gugur pada tes kesehatan.
“Seleksinya memang sangat ketat. Walaupun anaknya sangat
pintar, tapi dia bermasalah dengan mata minus misalnya, tidak bisa tembus
seleksi,” ucapnya, Selasa (22/5).
Sebelumnya, para siswa terlebih dulu mengikuti seleksi di
tingkat kota dan kabupaten. Disdik Kalsel sebenarnya menargetkan 260 orang
peserta lolos ke seleksi tingkat provinsi. Tapi ternyata hanya 153 siswa yang mampu
memenuhi semua persyaratan, antara lain nilai rata-rata rapor 8,00 dan tinggi
badan minimal masing-masing untuk laki-laki 160 cm dan perempuan 155 cm.
Soal tinggi badan sendiri terkait dengan keinginan Gubernur
Kalsel Rudy Ariffin yang menghendaki agar lulusan SMA Banua nantinya bisa
memasuki perguruan tinggi (PT) kedinasan, seperti Akademi Militer, Akademi
Angkatan Laut, Akademi Angkatan Darat, Akademi Kepolisian, atau IPDN.
“Selama ini minim sekali siswa dari Kalsel yang berhasil menembus
PT bergengsi itu,” imbuhnya.
Tim panitia seleksi PPDB SMA Banua terdiri dari tiga
institusi, yakni Disdik Kalsel, Yayasan Al Firdaus Indonesia-Asosiasi Pasiad Turki (pengelola SMA Semesta
Semarang selaku sister school SMA Banua, Red), dan Korem 101/Antasari. Tahapan
seleksi meliputi mental ideologi, potensi akademik, kemampuan membaca Alquran,
psikologi, jasmani, dan kesehatan.
“Sistem seleksi kali ini memang agak berbeda dibanding
seleksi angkatan pertama dulu. Dilibatkannya Korem bertujuan agar anak yang
terpilih tidak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga berkarakter, punya
integritas, berwawasan kebangsaan, serta disiplin tinggi,” terangnya.
Selanjutnya, ke-56 siswa yang lulus seleksi PPDB SMA Banua
diwajibkan melakukan pendaftaran ulang pada 5-7 Juni 2012. Dipaparkannya, siswa
harus melengkapi beberapa persyaratan administrasi, yakni mengisi formulir
daftar ulang, mengisi surat pernyataan orangtua atau wali, fotokopi nilai Ujian
Nasional SMP/MTs yang telah dilegalisir, rapor asli, serta pasfoto warna ukuran
4x6 sebanyak lima lembar.
“Ada beberapa siswa yang lulus dengan catatan kesehatan.
Nah, orangtuanya kami minta untuk menghadap panitia saat daftar ulang,”
tambahnya.
Sedangkan bagi siswa yang tidak mendaftar ulang hingga batas
akhir, maka dianggap mengundurkan diri. Sementara itu, para siswa baru SMA
Banua Kalsel tahun pelajaran 2012/2013 tak lagi harus sekolah di luar daerah
seperti siswa angkatan pertama. Disdik Kalsel memastikan bangunan sekolah yang
berlokasi di Jl A Yani Km 17 Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar sudah bisa
digunakan pada tahun ajaran baru yang dimulai awal bulan Juli 2012.
“Pembangunannya telah selesai kira-kira 95 persen. Tinggal
jalan, taman, dan pagar,” kata Gusnanda.
Pembangunan SMA Banua Kalsel dimulai pada tahun 2010.
Awalnya ditarget selesai dalam setahun, tapi ternyata molor karena kendala
dana. Dana pembangunan dianggarkan masing-masing Rp 5,7 miliar pada 2010, Rp
9,8 miliar pada 2011, dan Rp 16 miliar pada 2012. Saat ini, di lahan sekolah
yang seluas kira-kira 7 ha itu telah diisi sejumlah fasilitas, antara lain 20
ruang kelas, kantor guru, perpustakaan, laboratorium IPA, laboratorium Bahasa,
Laboratorium Komputer, UKS, ruang OSIS, dan asrama siswa. Asrama siswa ada dua
unit, masing-masing untuk laki-laki dan perempuan, dimana setiap unitnya
terdiri dari dua lantai dan 16 kamar. Setiap kamar akan diisi empat siswa.
Untuk operasional sekolah yang tidak menarik biaya pendidikan sepeser pun dari
siswanya ini, Pemprov Kalsel menganggarkan Rp 4,5 miliar persemester.
“Tahun 2013 rencananya ada penambahan asrama untuk
mengantisipasi penambahan siswa baru, serta asrama guru dan aula,” sambungnya.
Untuk tenaga pengajar, Gusnanda membeberkan bahwa sudah
terpenuhi tujuh orang dari penerimaan CPNS 2010 lalu. Sedangkan guru yang
dibutuhkan sebanyak 13 orang guru. Kekurangan guru ini, katanya, lima orang
diantaranya akan diisi guru asing dari SMA Semesta Semarang. Mereka akan
mengajar Matematika, Biologi, Fisika, Kimia, dan Bahasa Inggris. Sedangkan satu
orang guru lagi telah dimintakan ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kalsel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar